Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"Blue Print" Kurikulum Pendidikan Berbasis Kolaborasi dan Tantangan Besar di Baliknya

7 November 2019   09:07 Diperbarui: 8 November 2019   08:49 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurikulum kolaborasi | Ilustrasi gambar: www.ahmaddahlan.net

Akan tetapi hal itu juga perlu dilakukan di lokas-lokasi pendidikan yang terpencil dengan bejibun kendala didalamnya. Sehingga solusi yang nanti dirumuskan mampu mengakomodasi segala situasi dan kondisi pendidikan di tanah air.

Selain kendala di bidang infrastruktur, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengajar juga perlu diperhatikan. Sangatlah tidak mungkin untuk mengajari peserta didik pengetahuantentang bahasa inggris, coding, psikologi, statistik, dan anti nasionalisme sempit jikalau guru-gurunya sendiri tidak memahami hal itu. 

Pengetahuan para guru harus diperbaiki, wawasan guru harus diperluas, dan mindset para pengajar itu harus diselaraskan dengan zaman. Disruptive mindset sangat penting untuk dimiliki oleh para pengajar di segenap institusi pendidikan. 

Bukan hanya pada level sekolah dasar atau sekolah menengah saja, akan tetapi juga sampai pada tataran perguruan tinggi.

Membangun aspek soft didalam diri para pengajar memang penting dilakukan. Akan tetapi hal itu tidak akan bisa berjalan lancar apabila tidak ditunjang dengan aspek hard. 

Apa itu aspek hard? Kesejahteraan guru atau pengajar. Pikiran para pengajar haruslah "dilepaskan" dari kekhawatiran terkait aspek kehidupan pribadinya seperti ekonomi, karir, dan sebagainya. Hal ini diperlukan agar fokus mereka sepenuhnya tercurahkan pada pengembangan peserta didik.

Secara garis besar mungkin tantangan utama pendidikan kita adalah terkait infrastruktur dan kesiapan SDM pengajarnya. Akan tetapi dari dua hal itu masih ada banyak lagi "turunan" masalah yang mesti diselesaikan oleh Mendikbud berikut jajarannya. 

Kualitas Nadiem Makarim akan benar-benar teruji disini mengingat problematika pendidikan kita sepertinya jauh lebih rumit daripada problematika bisnis yang selama ini menjadi bagian perjalanan Mendikbud kita. 

Namun justru hal itulah yang nantinya menjadi parameter sebegarap layak Mas Nadiem dihargai dan diapresiasi dalam menunaikan masa jabatannya selama beberapa waktu ke depan.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun