Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"Blue Print" Kurikulum Pendidikan Berbasis Kolaborasi dan Tantangan Besar di Baliknya

7 November 2019   09:07 Diperbarui: 8 November 2019   08:49 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurikulum kolaborasi | Ilustrasi gambar: www.ahmaddahlan.net

Namun gagasan tersebut sepertinya tidak akan berjalan semudah membalik telapak tangan dalam implementasinya mengingat masih adanya kendala besar yang menjadi penghambat. 

Kendala ini adalah tantangan besar yang harus segera diselesaikan oleh Mas Nadiem agar gagasan besarnya tentang kurikulum berbasis kompetensi mampu dijalankan sesuai rencana. Apa saja tantangan besarnya itu?

Tantangan Besar Dunia Pendidikan Indonesia

Satu hal yang selama ini masih terus bermasalah adalah terkait infrastruktur pendidikan. Masih cukup banyak infrastruktur pendidikan yang belum sepenuhnya layak seperti gedung-gedung yang bobrok dan tidak layak pakai. 

Terbaru, kita mendapatkan pemberitaan terkait SD Gentong di daerah Pasuruan, Jawa Timur gedungnya roboh dan menimpa sejumlah siswa dan guru. 

Dilaporkan akibat robohnya gedung sekolah itu salah seorang guru dan seorang siswa meningga dunia akibat tertimpa runtuhan gedung. Sebuah ironi yang tentunya perlu mendapatkan perhatian ekstra dari Kemendikbud.

Tantangan Pendidikan | Sumber gambar: www.edunews.id
Tantangan Pendidikan | Sumber gambar: www.edunews.id
Belum lagi sekolah-sekolah dengan akses yang sulit seperti di beberapa wilayah pedalaman dimana masih ada siswa-siswi sekolah yang masih harus berjuang keras menerjang sungai, menyeberangi jembatan rusak, menembus hutan belantara demi menuju tempat mereka bersekolah. 

Apakah kondisi-kondisi seperti ini layak untuk menopang gagasan sistem pendidikan ala Mas Nadiem?

Dengan orientasi Mendikbud yang mengedepankan konsep digitalisasi, hal itu bisa jadi hanya relevan diterapkan pada beberapa sekolah yang berada di kota-kota besar dengan fasilitas Information Technology (IT) yang mumpuni. 

Namun konsep itu akan bermaslah ketika coba diimplementasikan di tempat-tempat pendidikan yang berada di wilayah pedalaman dan infrastruktur yang terbatas.

Apakah hal ini juga sudah difikirkan? Prosesi public hearing yang dilakukan Mas Nadiem selama 100 hari masa kerjanya ini hendaknya tidak sebatas dilakukan di wilayah-wilayah ramai dan berakses mudah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun