Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Merasa Tempat Kerja Lama Lebih Baik Pasca "Resign"?

23 Oktober 2019   09:25 Diperbarui: 24 Oktober 2019   18:05 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: pixabay

Pindah kerja merupakan perkara yang biasa dilakukan oleh sebagian orang dalam rangka mencari sesuatu yang "lebih baik". Makna lebih baik di sini bisa terkait gaji, kondusivitas lingkungan kerja, prospek karir, dan lain sebagainya.

Apapun alasannya, kita pasti berharap mendapatkan lebih daripada apa yang kita dapatkan sebelumnya. Namun apa yang terjadi apabila selepas kita keluar dari tempat kerja lama justru tempat kerja tersebut terlihat lebih maju dari sebelumnya? Bagaimana perasaan kita menyaksikan tempat kerja yang dulu kita anggap tidak sesuai harapan sekarang malah justru lebih baik?

Mungkin tidak sedikit dari kita yang masih cukup "kepo" memantau kondisi tempat kerja kita yang lama. Berharap bahwa keputusan yang kita ambil adalah sesuatu yang benar.

Peribahasa bahwa rumput tetangga lebih hijau mungkin memiliki andil terhadap perasaan ini. Akan tetapi sebenarnya sangkaan kita terkait kenyamanan di tempat kerja yang lama itu disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

Adanya improvement di tempat kerja yang lama

Pasca kita resign kemungkinan tempat kerja kita yang lama itu sudah melakukan perbaikan dalam beberapa hal sehinngga membuatnya semakin berkembang. Beberapa hal yang dianggap kurang lantas kemudian diperbaiki turut andil menciptakan atmosfer kerja yang semakin baik.

Tempat baru kondisinya "lebih buruk"

Kita melihat sesuatu yang lain lebih baik karena perbandingan yang kita miliki kondisinya lebih buruk. Sehingga mau tidak mau kita akan menyaksikan keunggulan pada salah satu pihak. 

Namun terkait kondisi ini sebenarnya relatif bagi setiap orang. Tergantung dari sudut pandang yang mereka miliki. Apabila kita senantiasa melihat sisi baik dari apa yang kita miliki, maka hal itu akan membuat kita lebih mengapresiasi kondisi kita saat ini.

Orientasi yang tidak jelas dalam pekerjaan

Kita mungkin bisa menilai suatu tempat kerja baik atau buruk seiring beberapa kriteria yang kita miliki. Hanya saja apabila kita tidak memiliki orientasi yang jelas dalam pekerjaan yang kita jalani maka hal itu justru akan membuat kita mudah terombang-ambing oleh keadaan. 

Pada suatu ketika mungkin kita merasa cocok dengan tempat kerja kita. Sedangkan pada saat yang lain kita merasakan kekecewaan. Dinamika seperti itu wajar terjadi. Orang-orang dengan orientasi yang tidak jelas bisa memilih "kabur" kapan saja dari pekerjaan lama apabila terjadi sesuatu yang menurut mereka tidak nyaman untuk dijalani.

Padahal sesuatu yang terjadi tersebut sekadar bagian dari dinamika yang kadang ada dan kadang tidak ada. Sebagai contoh, saat seorang pekerja mengetahui pada suatu periode ia tidak mendapatkan kenaikan gaji terkait kondisi perusahaan yang sedang sulit. 

Dalam waktu-waktu terdahulu kenaikan gaji tersebut selalu ia dapatkan. Pada akhirnya ia memutuskan untuk resign dari tempat kerjanya demi mendapatkan pekerjaan baru yang mampu menjamin adanya kenaikan gaji setiap periodenya.

Ketika memasuki tempat kerja yang baru mungkin seseorang mendapatkan kenaikan gaji sesuai harapan, hanya saja ada aspek lain seperti kekeluargaan yang tidak ia dapatkan sebaik tempat kerja terdahulu.

Akibatnya ia pun menyesali keputusannya. Orientasi yang ia miliki dalam hal ini belum jelas, yaitu antara gaji atau kondusivitas lingkungan kerja. Hal ini hanya akan menyiksa diri kita sendiri saja.

Hasutan teman di tempat kerja lama

Meskipun seseorang sudah memutuskan resign, hal itu tidak selalu membuat kita putus komunikasi dengan teman kerja di tempat yang lama. Mungkin kita masih tergabung dalam WhatsApp Group (WAG) yang sama, atau mungkin kita masih menjalani rutinitas olahraga mingguan bersama, dan lain sebagainya. 

Komunikasi yang masih terjalin ini masih memungkinkan kita untuk mengakses beberapa informasi terkait kondisi tempat kerja lama. Ketika ada sesuatu yang "menarik" di tempat kerja lama sedangkan hal itu tidak kita lihat di tempat baru, maka bisa jadi kita akan merasa iri terhadap kondisi tersebut. Terlebih ketika teman lama kita "mengompori" hal-hal yang terjadi di tempat kerjanya terasa begitu seru dan menyenangkan.

Kurang bersyukur terhadap apa yang kita miliki

Pada hakikatnya tempat kita bekerja mengais rezeki itu sudah digariskan oleh Sang Pencipta. Termasuk keputusan kita resign pun adalah bagian di antaranya. Semua sudah digariskan dan diatur oleh pemilik jagat raya.

Tidak ada rezeki makhluk yang tertukar. Sehingga setiap keputusan yang sudah kita ambil mau tidak mau adalah bagian integral kehidupan yang kita jalani. 

Kita telah memutuskan sesuatu dan sepatutnya kita bertanggung jawab penuh terhadapnya. Cara terbaik adalah dengan mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Jangan menoleh terhadap sesuatu yang dulu pernah kita nikmati namun sekarang sudah tidak lagi menjadi bagian dari diri kita. Hidup adalah sesuatu yang sederhana, tentukan pilihan dan jangan pernah menyesalinya. Akan selalu ada hikmah dibalik setiap langkah di kehidupan kita ini.

Hendaknya kita selalu melihat sisi baik dari apa yang kita miliki saat ini. Jikalau memang dirasa ada keputusan salah yang pernah kita ambil, maka anggaplah itu sebagai suatu pembelajaran hidup yang bermakna. 

Berandai-andai kembali ke masa lalu bukanlah tindakan yang bijak. Hal itu hanya akan membuat kita kehilangan semangat untuk melaju menatap masa depan. Apabila memang tempat kerja lama kita terlihat membaik pasca ketiadaan diri kita di sana, maka ucapkan selamat kepada mereka karena berhasil menjadi lebih baik. 

Hal itu perlu kita contoh agar tempat kerja yang baru bisa mengikuti jejak yang sama. Fokuslah pada apa yang kita miliki saat ini, sempurnakan apa yang ada, dan syukurilah dengan sepenuh hati.

Salam hangat,
Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun