Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Adakah Calon Menteri yang "Menangis" Setelah Dipanggil Jokowi ke Istana?

22 Oktober 2019   15:41 Diperbarui: 22 Oktober 2019   16:01 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri Mulyani ketika dipanggil ke Istana | Sumber gambar : www.cnbcindonesia.com

Beberapa nama seperti Mahfud MD, Airlangga Hartanto, Nadiem Makarim, Wishnutama, Prabowo Subianto, Sri Mulyani, Syahrul Yasin Limpo, dan segenap nama lain merupakan sosok-sosok yang kemungkinan akan mengisi posisi menteri pada Kabinet Kerja Jilid II yang akan diumumkan secara resmi besok (23/10).

Dari sekian nama yang telah datang ke Istana kepresidenan tersebut sepertinya mereka semua memiliki satu kesamaan, yaitu senyuman lepas sesaat setelah menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bisa dikatakan bahwa para calon menteri tersebut begitu berbunga-bunga dan bahagia karena mendapati diri mereka terpilih untuk mengisi jabatan strategis sekaligus bergengsi di negeri ini. Padahal kalau boleh dibilang, mereka ini tengah mengemban amanah yang luar biasa berat dalam beberapa tahun mendatang.

Pada tahun 99 Hijriah sekitar Hari Jum'at tanggal 10 Bulan Shafar, Dinasti Bani Umayyah mengangkat seorang khalifah (pemimpin) baru bernama Umar Bin Abdul Aziz. Pada saat namanya diumumkan, para hadirin yang hadir kala itu serentak bersepakat menyetujui namanya. Umar Bin Abdul Aziz terpilih secara aklamasi.

Ketika mendapati dirinya terpilih sebagai khalifah, Umar Bin Abdul Aziz bukannya gembira tetapi malah menangis terisak-isak dan kalimat pertama yang terucap dari lisannya adalah inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.  Sebuah potret yang sungguh bertolak belakang dengan apa yang kita lihat saat ini.

Tangisan Umar Bin Abdul Aziz adalah ekspresi betapa takutnya beliau memikul amanah hidup rakyatnya. Umar sangat takut jikalau di akhirat kelak ia tidak bisa mempertanggungjawabkan kepemimpinannya dihadapan Sang Khaliq. Apakah pemimpin seperti Khalifah Umar Bin Abdul Aziz ini masih bisa kita temui pada era modern seperti sekarang ini?

Jika melihat wajah para pejabat publik negeri ini yang masih penuh dengan senyuman maka kita akan mengatakan tidak mungkin. Terlebih Khalifah Umar Bin Abdul Aziz semenjak secara resmi menjadi khalifah kehidupannya justru berubah drastis menjadi jauh lebih sederhana dan terkesan miskin. Fasilitas-fasilitas yang umumnya diperoleh oleh khalifah justru beliau tolak karena khawatir hal itu merupakan hak rakyat yang ia ambil.

Kita tentu tidak berharap pajabat publik negeri ini terutama para menteri atau anggota kabinet yang terpilih nanti untuk menangis dan berpenampilan "miskin" seperti sosok Umar Bin Abdul Aziz. Namun kita ingin agar anggota kabinet yang dipilih Presiden Jokowi ini "menyifati" jabatannya sebagaimana Khalifah Umar bersikap.

Jangan silau dengan jabatan, kekayaan, dan derajat di dunia ini. Bagaimanapun juga jabatan tersebut kelak akan diminta pertanggungjawaban. Seandainya para pemimpin negeri ini benar-benar memandang jabatan yang diembannya seperti halnya Umar Bin Abdul Aziz memandang, maka korupsi pejabat publik tidak akan pernah ada lagi. Jikalau semangat pengabdian para pemimpin kita seperti halnya Umar Bin Abdul Aziz saat memimpin, maka masyarakat akan hidup sejahtera.

Perlu diketahui bahwa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz hanya memimpin sekitar tiga tahun saja. Namun dalam tiga tahun masa kepemimpinannya, masyarakat hidup makmur dan sejahtera. Tidak ada warga negara yang miskin sehingga ketika datang masa membayar zakat, pemerintah malah bingung mau menyalurkan dana yang terkumpul kemana. Berbeda sekali dengan kondisi kita sekarang ini, dimana ada begitu banyak orang yang "berebut" mendapatkan jatah kemiskinan.

Barangkali calon menteri yang mengumbar senyuman setelah menghadap bapak presiden sekadar ingin menyapa publik dengan senyumannya. Mungkin dalam kesendirian sebenarnya ada rasa khawatir dan takut jikalau mereka tidak mampu memberikan kinerja terbaik untuk bangsa dan negara. Mari kita ikut mendoakan semoga para menteri beserta anggota kabinet yang terpilih nanti benar-benar mampu mengamban amanah dengan sebaik-baiknya sehingga masyarakat bisa ikut merasakan efek kesejahteraan hidup di negara Indonesia ini.

Salam hangat,

Agil S Habib

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun