Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pentingnya "Disruptive Mindset" dalam Dunia Kerja Masa Kini (Bagian 2)

21 Oktober 2019   07:11 Diperbarui: 21 Oktober 2019   10:43 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Era disrupsi era perubahan cepat | Ilustrasi gambar: rumahperubahan.co.id

Dalam artikel sebelumnya, saya sudah cukup banyak menyinggung perihal pentingnya disruptive mindset dalam mengarungi era yang serba cepat seperti sekarang ini. Apapun profesi kita, kualitas serta kuantitas pencapaian yang bisa kita lakukan akan selaras dengan pola pikir kita tersebut. 

Menurut Prof Rhenald Kasali dalam buku "Disruption, Disruptive mindset" akan mendorong kita untuk senantiasa aktif bergerak tanpa terpengaruh oleh batasan ruang dan waktu. Hal ini memungkinkan kita untuk memantau segala situasi kapanpun dan di manapun, serta bisa melakukan penyikapan secara cepat apabila diperlukan. 

Kemudian, disruptive mindset ini juga akan membuat kita lebih proaktif dalam bersikap. Segala situasi yang berpotensi terjadi dalam lingkungan kerja kita perlu diperhatikan terus-menerus dan memerlukan upaya perbaikan dari waktu ke waktu. Selain itu, disruptive mindset juga akan membuat kita cenderung mengedepankan pendekatan kreatif tatkala mendapati suatu permasalahan. 

Batasan-batasan yang mungkin ada bukanlah halangan untuk menyerah terhadap keadaan. Setiap celah akan dicari, sehingga tujuan akhir dapat tercapai. Akan tetapi, disruptive mindset sebenarnya tidak hanya sebatas pada ketiga hal itu saja. Masih ada beberapa hal lagi.

Membuka wawasan dan menerima masukan dari luar
Era disrupsi menciptakan komplesitas dan hubungan saling terkait satu sama lain. Mau tidak mau kondisi ini "memaksa" kita untuk tidak hanya sekadar tahu tentang bidang yang kita tekuni, tetapi juga mengharuskan kita untuk tahu hal-hal lain yang terkait dengan bidang kerja kita tersebut. 

Wawasan yang kita miliki hendaklah tidak sebatas pada aspek-aspek tertentu saja, melainkan harus secara menyeluruh sehingga kita mampu membaca setiap kemungkinan yang terjadi tatkala mendapati adanya fenomena tertentu di salah satu bidang yang lain.

Kita juga tidak boleh merasa paling pintar dan paling paham seluk beluk secara luar dalam bidang yang kini tengah ditekuni. Zaman yang berkembang demikian pesat telah melahirkan sesuatu yang baru daripada apa yang kita pahami saat ini.

Semangat solusi
Permasalahan adalah suatu keniscayaan bagi setiap orang. Terlebih di era seperti sekarang ini, di mana kompleksitas menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan setiap orang. 

Terkadang ketika suatu masalah menerpa dan menerjang hidup kita, kecenderungan yang seringkali dilakukan adalah mencari kambing hitam siapa yang salah dan siapa yang benar. 

Kita sibuk "menunjuk hidung" orang lain sebagai upaya pembelaan terhadap diri kita sendiri. Padahal suatu masalah itu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut atau kalau tidak ia akan semakin membesar. Jalan terbaik adalah dengan memikirkan jalan keluar dan mencari solusi penyelesaian masalahnya. Semangat solusi.

Hal ini hendaknya menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua yang cenderung suka mencari objek penyalahan atas ketidakmampuan kita menanggulangi setiap permasalahan. Ketika ada krisis ekonomi misalnya, pemerintah tidak sepatutnya menyalahkan bangsa lain atas hal ini. 

Penyalahan ini tidak membuat kita menjadi produktif, malah justru sebaliknya. Semangat utamanya seharusnya adalah mencari jalan keluar agar rakyat tidak semakin terpuruk atas krisis yang tengah terjadi.

Kita memang harus memiliki prinsip mengevaluasi agar kondisi serupa tidak berulang di kemudian hari. Hanya saja semangat yang diusung tetaplah bagaimana agar setiap permasalahan yang timbul bisa ditanggulangi dengan baik tanpa menciptakan permusuhan akibat budaya saling menyalahkan dan menyudutkan satu sama lain.

Terbuka terhadap perubahan
Zaman akan terus berubah dari waktu ke waktu. Beberapa tahun lalu kita mungkin belum familiar dengan transportasi daring, namun sekarang hal itu sudah menjadi hal yang biasa. Cara kita berbelanja beberapa tahun lalu dan sekarang pun sudah cukup banyak yang berubah. 

Sekarang kita lebih suka mengakses situs belanja online daripada mendatangi pusat-pusat perbelanjaan. Perubahan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita.

Terkait dengan perubahan, beberapa pihak mungkin mau "berdamai" dan ikut mengikuti arus perubahan yang ada pada masanya. Namun ternyata ada beberapa kalangan yang masih "keras kepala" dan menolak kemungkinan perubahan yang terjadi. Bertahun-tahun yang lalu tentu kita tidak asing dengan nama "Kodak". 

Sebuah penyedia roll film foto konvensional yang sangat jaya pada masanya. Akan tetapi seiring dengan kelahiran foto digital nasib Kodak pun berakhir dengan tragis. 

Padahal foto digital awalnya justru dikembangkan oleh Kodak, namun mereka tidak melanjutkan temuannya itu karena khawatir akan "memakan" produk roll film foto yang waktu itu begitu mereka andalkan. Pada akhirnya ketakutan terhadap perubahan itulah yang justru mengakhiri era kejayaan Kodak.  

Mengedepankan strategi dalam mencapai tujuan
Terburu-buru dalam menyelesaikan sesuatu adalah sebuah sikap yang perlu ditinjau ulang di era disrupsi ini. Kita harus ingat, bahwa saat ini kita berhadapan dengan era yang penuh kompleksitas, ketidakpastian, keambiguan, dan perubahan yang begitu cepat. 

Kondisi ini tidak bisa disikapi secara grusah-grusuh, melainkan harus dipikirkan secara mendalam agar didapatkan sebuah langkah penyikapan yang terbaik. Kita perlu mengedepankan strategi dalam setiap upaya yang kita lakukan untuk mencapai tujuan.

Berfikir adalah ciri khas kita sebagai manusia. Kelebihan itu pula yang hendaknya kita maksimalkan dalam rangka mewujudkan tujuan demi tujuan dalam hidup. Setiap tujuan memerlukan pemikiran dan strategi yang tepat untuk memastikan tujuan tersebut tercapai. Kalau bisa, setiap langkah kita hendaklah tidak menjadi langkah yang sia-sia atau percuma. 

Energi yang kita buang, pekerjaan yang kita jalankan, dan eksekusi yang kita lakukan semuanya haruslah berakhir dengan keberhasilan. Untuk itu patut kiranya kita menyusun langkah demi langkah secara terperinci agar apa yang kita lakukan tidak menjadi suatu kesia-siaan belaka.

Baca juga : Pentingnya "Disruptive Mindset" dalam Dunia Kerja Masa Kini

Beberapa hal tersebut penting kiranya kita miliki dalam mengarungi era disruspi yang luar biasa ini. Kita harus sadar bahwa saat ini begitu berbeda dengan masa-masa yang dulu pernah kita arungi. 

Perbedaan itu memerlukan adaptasi dari diri kita, dan salah satu bentuk adaptasi tersebut ialah dengan menyamakan frekuensi berfikir kita dengan frekuensi kondisi lingkungan yang ada pada saat ini. 

Karena kita sekarang berada dalam sebuah era yang disebut dengan era disrupsi, maka pola pikir kita pun juga harus pola pikir disrupsi. Apabila kita tidak mau atau tidak mampu beradaptasi dengan hal ini, maka bisa jadi kita akan menjadi pribadi yang "gagal lolos" seleksi eksistensi hidup di zaman masa kini. 

Kita hanya akan menjadi entitas yang terabaikan apabila masih menggunakan pola pikir lama di lingkungan kerja yang kita tempati. Apapun profesi kita, apapun jabatan kita, semua itu tidak akan ada artinya apabila pola pikir yang kita miliki masih pola pikir yang lama. Sehingga penting bagi kita untuk membentuk pola pikir yang selaras dengan tuntutan zaman.

Salam hangat,
Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun