Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Transformasi BCA dan Keunggulan Daya Saing Digitalisasi

8 Oktober 2019   09:24 Diperbarui: 8 Oktober 2019   09:34 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transformasi adalah sebuah keniscayaan : Ilustrasi gambar : actconsulting.co

Medio bulan September 2019 lalu, media masa tanah air merilis informasi terkait beberapa perusahaan asal Indonesia yang menduduki posisi 200 besar se-Asia Pasifik dengan nilai pendapatan diatas  1 miliar dolar AS. Tentunya menjadi sebuah pencapaian besar bagi negara-negara tersebut karena berhasil membubuhkan angka pendapatan yang fantastis. 

Pemeringkatan yang dilakukan oleh majalah Forbes ini seakan ingin menunjukkan kepada kita tentang siapa saat ini yang sedang "berkuasa". Sebelas perusahaan asal Indonesia yang berhasil mencapai prestasi gemilang itu adalah Sumber Alfaria Trijaya, Mayora Indah, Kalbe Farma, Japfa, Indah Kiat Pulp & Paper, Indofood Sukses Makmur, Chandra Asri Petrochemical, Bayan Resources, Adaro Energy, Gudang Garam, dan Bank Central Asia (BCA).

Beberapa perusahaan tersebut patut diacungi jempol karena telah berhasil mencapai kinerja yang luar biasa. Adapun spesialisasi bidang industri dari sebelas perusahaan tersebut yaitu Mayora Indah (makanan dan minuman), Kalbe Farma (obat), Japfa (pakan ternak, agrobisnis, dan lain-lain), Chandra Asri Petrochemical (bahan plastik dan bahan kimia), Indah Kiat & Pulp (kertas dan pulp), Indofood Sukses Makmur (makanan), Gudang Garam (rokok), Bayan Resources (tambang), Adaro Energy (tambang), Sumber Alfaria Trijaya (ritel), dan Bank Central Asia (finansial). Sumber Alfaria Trijaya menjadi satu-satunya perusahaan ritel yang bertengger sebagai salah satu perusahaan top tingkat asia pasifik, dan BCA menjadi satu-satunya bank yang berhasil  meraih posisi bergengsi pada skala yang sama.

Melihat derasnya serbuan lapak online, keberadaan Sumber Alfaria Trijaya dalam daftar Forbes tentulah sebuah raihan luar biasa. Namun juga bisa dibilang tidak terlalu mengejutkan mengingat masifnya persebaran outlet Alfamart diseluruh pelosok tanah air. Tapi, keberadaan BCA pada daftar Forbes sebagai perusahaan berpendapatan diatas 1 miliar dolar AS ini patut untuk dicermati lebih jauh. 

Memang kita tidak bisa membandingkan BCA dengan Sumber Alfaria Trijaya ataupun beberapa perusahaan lain asal Indonesia yang menduduki daftar 200 besar perusahaan terbaik se-Asia Pasifik. BCA memiliki nilai keunikan tersendiri sehingga membuatnya mampu menjadi satu-satunya bank asal Indonesia yang menduduki ranking tinggi versi majalah Forbes.

Digitalisasi BCA

Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak sekali hal-hal yang seringkali kita lupakan. Kita sering lupa membawa barang-barang seperti dompet, baju, dokumen, kunci, atau yang lainnya. Bahkan tidak jarang sanak kerabat atau teman sendiripun kita tinggal karena lupa. 

Akan tetapi dibalik semua "fenomena" normal itu, ada satu jenis barang yang sangat jarang sekali kita lupakan karena perhatian kita yang intens terhadap barang tersebut. 

Sebagian dari kita mungkin sepakat mengatakan bahwa handphone (HP) atau smartphone yang kita miliki menduduki peringkat pertama dari daftar barang yang mesti kita bawa. Baju boleh ketinggalan, tetapi tidak untuk HP. Dompet boleh ketinggalan, tapi tidak untuk HP. Sekarang ini HP adalah bagian "tak terpisahkan" dalam hidup seseorang.

Saat ini kita begitu mudah menemukan orang-orang yang duduk atau berdiri terpaku dengan kepala menunduk menatap layar smartphone-nya. Saat berada di sarana transportasi umum seperti kereta listrik  (KRL), bus transjakarta, atau angkutan umum lainnya diantara para penumpangnya pasti ada yang asyik dengan smartphone miliknya. 

Ada yang senyum-senyum sendiri, ada yang memasang wajah serius, dan sebagainya. Seolah semua kebutuhan kita itu telah "dicukupi" semua melalui segenggam alat elektronik bernama smartphone. Fakta  inilah sepertinya yang ditangkap oleh jajaran Bank Central Asia (BCA) sehingga memacu mereka untuk meluncurkan layanan perbankkan berbasis digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun