Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penundaan Produktif dan Orientasi terhadap Hasil Akhir

3 Oktober 2019   11:48 Diperbarui: 3 Oktober 2019   11:57 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terkadang menunda itu perlu untuk hasil yang lebih baik | Ilustrasi gambar : pixabay.com

Jangan menunda-nunda pekerjaan. Demikian ungkapan bijak yang sering kita dengar. Bagaimanapun juga setiap niat baik harus disegerakan. Setiap rencana harus segera dieksekusi. Intinya, jangan menunda pekerjaan biar sedikitpun. Apakah ini artinya setiap penundaan berarti tidak baik?

Adakalanya kita butuh melakukan penundaan terkait sesuatu hal yang akan kita kerjakan. Sebuah penundaan produktif yang memberikan manfaat lebih besar dibandingkan saat tidak melakukan penundaan samasekali. 

Penundaan semacam ini perlu dilakukan yaitu pada saat kita diharuskan untuk memprioritaskan sebuah aktivitas dari sekian banyak aktivitas yang harus kita lakukan. Caranya yaitu dengan menuliskan semua rencana dalam pikiran kita ke dalam sebuah daftar. 

Kemudian barulah "list" dalam daftar itu diselesaikan satu per satu sesuai urutan. Istilah kata, kita mengeluarkan hal-hal yang berpotensi mengganggu konsentrasi kita dalam menyelesaikan suatu urusan.  

Karena biasanya setiap kali kita dihadapkan pada bejibun aktivitas seringkali kita ingin menyelesaikan semua hal itu bersama-sama. Ingin lekas tuntas dalam beberapa hal sekaligus. Padahal kebiasaan ini justru membuat aktivitas yang kita kerjakan hasilnya menjadi tidak optimal.

Kita mungkin akan dihadapkan pada situasi dimana beberapa hal menuntut untuk diselesaikan sesegera mungkin. Akan tetapi kita harus pandai dalam memilih dan memilah serta memprioritaskan suatu aktivitas dibandingkan aktivitas yang lain. 

Dahulukan hal-hal yang memiliki efek lanjutan terhadap aktivitas lain, atau yang terangkai secara "seri" terhadap aktivitas lainnya. Sehingga ketika nanti aktivitas lain itu kita kerjakan maka tidak akan terjadi kendala. 

Selain itu kita harus melakukan analisis terkait hal-hal apasaja yang paling mendesak untuk ditindaklanjuti segera. Kemudian satu demi satu aktivitas lain mengikuti dibelakangnya.

Penundaan produktif adalah tentang bagaimana kita melakukan secara sistematis daftar pekerjaan yang hendak kita selesaikan. Bagaimanapun juga kita memiliki banyak keterbatasan, baik itu keterbatasan waktu, fisik, sumber daya, dan lain sebagainya. Keterbatasan itu mengharuskan kita untuk memilik sesuatu hal dituntaskan lebih dulu daripada yang lain. 

Bahkan dalam proses mempelajari atau menguasai sebuah keahlian tertentu penting bagi kita untuk membuat langkah-langkah prioritas. 

Seringkali saat ingin menguasai suatu keahlian seperti programming, kita ingin langsung menjadi mahir sehingga semua materi "dilahap" langsung bersama-sama. Pada akhirnya kita malah justru tidak menghasilkan sesuatu samasekali. 

Keahlian tidak kita kuasai, dan kita pun menjadi frustasi karenanya. Berbeda halnya ketika kita melakukan tahapan itu step by step. Seperti halnya anak sekolah, mereka mempelajari materi dari tingkat yang paling dasar hingga ke yang lebih rumit. Dasar-dasarnya harus dikuasai agar tahapan selanjutnya mampu dipelajari dengan lebih mudah. Begitu seterusnya.

Setiap pekerjaan semestinya memang harus dituntaskan sesegera mungkin. Namun hal itu bukan berarti membuat kita melaju terus tanpa kendali. Adakalanya kita harus "menginjak rem", adakalanya kita harus berjalan memutar, berbelok, bahkan berhenti sejenak untuk memastikan semuanya berjalan on the track. 

Menunda itu perlu dalam beberapa hal dan situasi tertentu. Dengan catatan bahwa hasil akhirnya menjadi baik sesuai harapan atau bahkan melebihinya.

Salam hangat,
Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun