Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

5 Tips untuk Kalian yang "Ngebet" Nikah

17 September 2019   11:37 Diperbarui: 21 September 2019   18:23 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pernikahan (sumber: ferlistockphoto)

Menikah adalah impian hampir dari semua orang, baik laki-laki ataupun perempuan. Bisa dikatakan bahwa menikah adalah puncak dari masa remaja seseorang dan menuju kehidupan baru, kehidupan manusia dewasa. 

Membangun mahligai rumah tangga merupakan dambaan setiap orang dimana didalamnya tercipta suatu komunitas kecil baru bernama keluarga. 

Hanya saja tidak setiap orang mampu menuju tahap itu dengan mudah. Ada tantangan sekaligus halangan yang menjadi penghambat impian seseorang untuk membina hubungan serius dengan lawan jenis. 

Ada yang terkendala biaya, ada yang terkendala perbedaan budaya atau keyakinan, ada yang terkendala restu keluarga, hingga ada yang terkendala ketiadaan pasangan. Beberapa kendala tersebut seringkali menjadi "momok" setiap orang terlambat untuk menikah. 

Dan hal ini biasanya menjadi pertanyaan paling "menakutkan" yang mesti diterima seseorang tatkala berkumpul bersama keluarga besar, "Kapan menikah?"

Bagi kalian yang ingin segera menikah namun masih menghadapi beberapa kendala seperti yang tersebut diatas, mungkin beberapa tips ini bisa dijadikan referensi untuk mewujudkan impian membina bahtera rumah tangga. Berikut diantaranya :

1. Memantapkan hati untuk menikah

Hanya sekadar berucap ingin menikah padahal didalam hati masih terbersit keraguan akan prosesi itu tentunya akan menjadi penghalang besar keinginan seseorang untuk menikah. Bagaimana mungkin pernikahan akan tercipta sedangkan kita sendiri meragukannya.

Keraguan itu bisa berupa kekhawatiran nanti pasca menikah kebutuhan ekonomi keluarga akan mandeg, tidak bisa main dan berkumpul bersama teman-teman, kehilangan kebebasan individu, belum siap punya anak, dan lain sebagainya. 

Keraguan itu hanya akan menjauhkan kita dari pernikahan yang kita dambakan. Sehingga syarat utama adalah bagi kalian yang ingin segera menikah mesti memantapkan betul hati kalian bahwa kalian siap untuk menikah. 

Kalian siap menjadi suami atau istri dari pasangan kalian, kalian siap menjadi orang tua bagi anak-anak kalian kelak, kalian siap berjuang keras demi keluarga, dan kalian siap memberikan segalanya demi keluarga kalian itu. Dengan kesiapan itulah maka tahap selanjutnya akan lebih mudah.

Cincin pernikahan pengikat pasangan suami istri | Ilustrasi gambar: integrasi.science
Cincin pernikahan pengikat pasangan suami istri | Ilustrasi gambar: integrasi.science
2. Memperbaiki kualitas diri

Pada umumnya, kendala yang seringkali dijumpai pada orang-orang yang belum menikah tapi sangat ingin menikah adalah ketiadaan calon pasangan hidup. Ingin menikah tapi belum punya calon, ingin menikah tapi masih jomblo, ingin menikah tapi belum tahu pasangan seperti apa yang diinginkan. 

Bahkan sebagian orang yang sudah berpasangan pun adakalanya ragu terhadap pasangannya. Mungkinkah sang pasangan adalah sosok terbaik yang siap menerima kita apa adanya? Keraguan ini seringkali membayangi. Diperlukan sebuah langkah bijak untuk menyikapi kegalaun tersebut.

Pada dasarnya masalah ketiadaan pasangan atau keraguan terhadap pasangan merupakan sesuatu yang wajar dialami. Untuk mengatasi hal itu kita bisa memulainya dari diri sendiri. 

Apa yang menjadi harapan kita tentang pasangan yang nantinya ingin kita nikahi, maka itulah yang harus kita terapkan dalam hidup kita. Ketika kita mendambakan seseorang yang berparas baik, maka kita juga harus mengupayakan diri kita berpenampilan serupa. Pada prinsipnya, semua manusia diciptakan baik, tampan, cantik oleh Allah SWT. 

Hanya apakah kita merawat pemberian-Nya dengan baik atau tidak. Ingin punya pasangan yang bersih tapi malas membersihkan diri tentu tidak tepat. Mendambakan suami / istri yang taat beragama tetapi kita sendiri tidak berusaha untuk taat juga bukan tindakan benar. Apa yang kita inginkan dari orang lain harus kita perjuangkan ada pada diri kita.

Bagaimanapun juga aksi itu akan berbalas reaksi. Saat kita beraksi baik, maka akan mendapatkan reaksi baik. Hal ini bukan berarti saat kita mendambakan suami / istri cantik atau tampan lantas hal itu menjadikan kita terobsesi hingga sampai melakukan operasi plastik. 

Hal itu sangat tidak tepat. Kualitas terbaik didalam diri seseorang bukanlah pada paras, tapi pada akhlak. Jadi, jika ingin memiliki pasangan berakhlak baik tentunya kita juga harus mulai belajar untuk itu.

3. Bergabung dengan komunitas

Poin ini berkaitan dengan kalian yang belum memiliki pasangan tapi sangat ingin menikah. Awal dari sebuah pernikahan adalah perjumpaan. Untuk itu kita harus mulai bersosialisasi, bersilaturrahmi. 

Bergabung dengan komunitas tidak selalu mengharuskan kita ikut organisasi. Kita bisa membaur dengan berkunjung ke tempat sanak kerabat atau kolega. 

Kita bisa mengikuti komunitas positif seperti bakti sosial atau sejenisnya. Bahkan media sosial pun sudah menyediakan banyak alternatif untuk itu. Seiring kita menjadi pribadi lebih baik dan didukung oleh ikhtiar bertemu dengan orang lain, maka peluang untuk bertemu calon pasangan akan semakin besar.

Patut diingat bahwa keinginan kita untuk menikah boleh jadi sangat besar, namun jangan sampai hal itu justru membuat kita agresif dan obsesif untuk segera mendapatkan pasangan yang sesuai. 

Semuanya akan indah tepat pada waktunya. Mengalir saja. Bersosialisasi seperti biasa. Apabila waktunya sudah tiba, maka apa yang kita harapakan akan terwujud.

4. Segera menghadap kepada orang tua pasangan

Jangan menunda-nunda suatu niat baik. Apabila pasangan yang diharapkan sudah "ditemukan" maka jangan berlama-lama menjalin hubungan tanpa ikatan sah pernikahan. Segera bertemu dengan keluarga masing-masing serta utarakan niat baik untuk menjalin ikatan suci pernikahan.

5. Jangan mengejar gengsi resepsi pernikahan

Ada cukup banyak pasangan diluar sana yang menunda-nunda pernikahan karena terdorong untuk mengumpulkan modal nikah sebanyak mungkin. Mereka ingin menciptakan pernikahan yang berkesan seumur hidup. 

Akibatnya mereka terjebak dalam ikatan tanpa status sah yang entah sampai kapan akan berakhir. Kata orang, "Menikah itu murah, yang mahal adalah gengsinya.". 

Sahnya sebuah pernikahan bukan terletak pada besar kecilnya resepsi, tapi setelah sang mempelai laki-laki menjawab, "Saya terima nikahnya si fulanah binti fulan, dengan maskawin tersebut dibayar tunai.". Sayangnya, tidak setiap orang sesederhana itu melihat suatu pernikahan.

Padahal resepsi bisanya menyusul atau diadakan sekadarnya saja. Terpenting proses akad nikah bisa dilangsungkan maka semuanya beres. Tidak sedikit orang-orang yang melangsungkan resepsi pasca akad nikah dengan jarak waktu yang cukup lama. Pertanyaanya, siapkah kalian melakukan itu?

Pernikahan adalah sebuah keputusan besar dalam hidup tapi memiliki nilai manfaat yang luar biasa juga. Dikatakan bahwa menikah itu membuka pintu rezeki. Bahkan dalam buku 7 Keajaiban Rezeki karya Ippho Santosa pernikahan itu memberikan kita sayap baru yang akan membawa kita terbang lebih tinggi dari sebelumnya. Jadi, siapkah kalian menikah?

Salam hangat,
Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun