Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dilarang Sakit pada Akhir Pekan

16 September 2019   11:31 Diperbarui: 16 September 2019   11:37 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelayanan kesehatan dari dokter spesialis | Ilustrasi gambar : http://liveolive.com

Mungkin memang demikian halnya kebiasaan yang berlaku di setiap rumah sakit. Mungkin ketersediaan dokter spesialis memang sangat terbatas. Tetapi nyawa manusia seringkali tidak bisa menunggu. 

Hanya menjadikan kondisi sang pasien stabil tidaklah mengobati penyakit yang diderita. Mengapa dokter spesialis tidak tersedia setiap waktu? Bukankah semakin cepat ditangani hal itu semakin baik? 

Apakah memang menjadi sebuah prosedur tatkala pasien berkategori gawat selepas dari IGD dibiarkan dulu untuk beberapa waktu sebelum ditangani dokter spesialis ataukah karena memang harus menunggu sang dokter menikmati akhir pekannya?

Saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih kepada para dokter karena telah begitu berjasa memberikan pelayanan kesehatan kepada semua orang. Banyak nyawa yang berhasil mereka selamatkan. Banyak penyakit yang berhasil mereka obati. Banyak keluarga yang bisa berhasil berkumpul penuh senyuman oleh jasa mereka. 

Namun kita juga harus melihat realitas bahwa sakitnya seseorang itu tidak bisa dijadwalkan. Lumrahnya, seseorang yang sakit apalagi berkategori parah menginginkan kondisinya lekas sembuh dan kembali sehat seperti sediakala. Seiring waktu tunggu yang dijalani para "pasien akhir pekan", itu artinya ada sekitar satu atau dua hari yang mereka lewatkan untuk lebih cepat sembuh dari penyakitnya.

Era Baru Dunia Kesehatan

Bagaimanapun juga, yang namanya dokter spesialis itu umumnya jumlahnya terbatas dan mereka pun sama halnya seperti kita memiliki kehidupan diluar profesinya.

 Mereka butuh berkumpul dan bercengkrama dengan keluarga, terutama pada akhir pekan. Seandainya ketersediaan dokter spesialis hampir sama banyaknya dengan dokter umum maka bisa jadi para pasien akan dengan cepat menerima penganan atas penyakitnya setiap saat. Sakit pada hari apa, maka dalam hari itu juga mereka akan ditangani sang dokter spesialis. Cepat dan sigap.

Sayangnya memang harapan itu tidak semudah yang diangankan. Menjadi dokter spesialis bukanlah perkara gampang. Proses menuju hal itu penuh usaha dan effort yang besar. 

Sehingga tidak mengherankan ketika jumlah dokter spesialis sangat-sangat terbatas. Seorang dokter spesialis bisa jadi mengemban tanggung jawab menangani pasien di beberapa rumah sakit sekaligus. Dengan kondisi seperti ini, mau tidak mau hanya ada tiga solusi atas permasalahan ini. 

Pertama, seseorang jangan sakit apalagi kategori berat pada saat akhir pekan. Kedua, menggalakkan peningkatan jumlah dokter spesialis. Ketiga, mengembangkan teknologi kesehatan yang mampu mendiagnosa penyakit berat seseorang sebaik dokter spesialis lakukan serta mampu memberikan analisa akurat dan solusi pengobatan yang tepat kepada pasien. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun