Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dilarang Sakit pada Akhir Pekan

16 September 2019   11:31 Diperbarui: 16 September 2019   11:37 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelayanan kesehatan dari dokter spesialis | Ilustrasi gambar : http://liveolive.com

Setiap orang memiliki beragam jenis aktivitas dan bermacam-macam kebiasaan yang dilakukan setiap hari, setiap waktu, dan setiap saat. Segala aktivitas dan semua kebiasaan tersebut adalah bagian tak terpisahkan dalam hidup kita, dan hal itu akan terus kita lakukan sepanjang hidup.

 Bisa dikatakan, aktivitas-aktivitas yang kita lakukan serta kebiasaan-kebiasaan yang kita miliki itu jumlahnya tak terbatas. Sedangkan tubuh kita yang menjadi "penerjemah" utama dari semua itu memiliki batasan. 

Adakalanya tubuh kita lelah, ada saatnya diri kita tidak sanggup lagi menunaikan aktivitas rutin yang seringkali dilakukan atau kebiasaan yang rutin dijalani. Pada saat sakit itulah pertanda bahwa tubuh kita sudah tidak sanggup lagi menopang rutinitas hidup yang kita jalani. Tubuh kita butuh istirahat.

Tentu merupakan sesuatu yang wajar jikalau seseorang pada akhirnya terbaring sakit. Ada yang kondisinya biasa-biasa saja alias tidak parah. Namun ada juga yang sampai harus memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

 Sakit-sakit kategori ringan seperti flu, demam, atau sejenisnya barangkali cukup dengan penanganan dari dokter umum atau dari pusat kesehatan umum tingkat pertama. Kapan saja pelayanan bisa diberikan, sehingga pengobatan dapat berlangsung cepat harus menunggu hari esok. 

Sesuatu yang berbeda sekali ketika seseorang menderita sakit kategori berat dan memerlukan penanganan khusus dari rumah sakit "beratribut" lengkap serta dukungan dokter spesialis. Permasalahannya adalah, dokter spesialis yang memiliki kompetensi menangani penyakit-penyakit berat ini "ketersediannya" sangat minim. Pada umumnya mereka hanya ada pada hari-hari dan jam kerja tertentu. Weekend atau akhir pekan bukanlah salah satu waktu itu.

Dari pengalaman menemani anggota keluarga yang mengalami sakit kategori berat (gangguan syaraf kandung kemih dan juga penyakit paru-paru), yang kebetulan keduanya harus masuk rumah sakit saat akhir pekan. 

Penanganan pertama yaitu pasien diterima di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit untuk diberikan penangan pertama dalam rangka membantu pasien melewati masa kritisnya. 

Sebagaimana umumnya pasien yang masuk IGD, mereka ditangani sedemikian sehingga kondisinya mulai stabil dan membaik sebelum menuju tahap selanjutnya yaitu diberi penangan khusus oleh sang dokter spesialis. 

Pasien yang mendapatkan penangan khusus ini tidak selalu bisa langsung "menikmati" pelayanan dari sang dokter begitu keluar dari IGD. Dalam kasus anggota keluarga saya, sang pasien yang masuk rumah sakit saat hari Jum'at atau Sabtu masih harus menunggu paling cepat hari Senin untuk ditangani sang dokter spesialis. 

Mengapa demikian? Karena seperti itulah informasi dari pihak rumah sakit. Dokter spesialis baru tersedia saat hari senin. Apa artinya? Sang pasien harus menjalani hari-hari sakitnya untuk menunggu pengobatan dari dokter. Mereka harus menahan rasa tidak nyaman atas penyakitnya lebh lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun