Pertama, apakah tidak ada industri lain yang memiliki kepedulian terhadap olahraga seperti halnya Djarum? Kedua, apabila memang ada perusahaan lain yang memiliki kepedulian serupa, apakah sumber daya dan sumber dana yang mereka kucurkan sanggup mengimbangi yang dilakukan Djarum bahkan melampauinya?
Sebagian dari kita mungkin khawatir dunia olahraga kita dijadikan "tameng" bisnis beberapa perusahaan rokok. Mungkin sebagian dari kita memiliki kekhawatiran serupa dengan KPAI bahwa bibit-bibit muda kita hanya menjadi "kampanye" terselubung perusahaan rokok yang ingin melanggengkan bisnisnya.
Setiap kekhawatiran itu sah-sah saja. Namun kita harus ingat bahwa di balik semua asumsi, perkiraan, tudingan, atau apapun sebutan dari hal itu ada mimpi-mimpi besar dari anak-anak muda bangsa ini yang berharap menjadi atlet hebat di kemudian hari.
Mereka butuh dukungan dan juga kesempatan untuk mengembangkan minat serta talenta mereka. Apabila pihak-pihak pemberi dukungan dan penyedia kesempatan itu ditolak tanpa memberikan solusi pengganti yang lebih baik, maka tepatkah langkah penolakan itu?
Pembinaan bibit muda seperti berada dalam dilema, yang mana di satu sisi dianggap mengeksploitasi, sedangkan di sisi lain itulah kesempatan berharga untuk meniti jalan menuju impian sebagai seorang atlet. Hal ini patut untuk kita pikirkan bersama.
Salam hangat,
Agil S Habib