Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Air dan Kehidupan Setelahnya

5 September 2019   08:01 Diperbarui: 6 September 2019   09:43 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air merupakan salah satu sumber kehidupan yang berharga | Ilustrasi gambar : pixabay

Berdasarkan perkiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), untuk wilayah padat penduduk seperti DKI Jakarta ataupun Jabodetabek, musim hujan kemungkinan akan segera tiba pada bulan Oktober atau November 2019 mendatang. 

Meski untuk beberapa daerah sebenarnya saat ini sudah ada yang mulai turun hujan. Selama ini, ketika musim hujan tiba, pasokan air yang melimpah seolah tersia-siakan begitu saja. 

Menurut catatan sains.kompas.com, pada tahun 2013 saja diperkirakan 72% air hujan di wilayah perkotaan terbuang percuma. Sedangkan dari data dinas Pemerintah DKI Jakarta sendiri, hanya sekitar 13% air hujan yang terserap ke dalam tanah, 20% menguap dari tanaman, dan sekitar 67% terbuang begitu saja ke sungai atau laut. 

Dengan kata lain, semakin banyak air hujan yang terbuang sia-sia. Sedangkan pada saat yang lain kita justru mengalami krisis air. Sungguh sebuah ironi.

Kesadaran Mengelola Pasokan Air
Ketika Raja Mesir memahami maksud dari tafsir mimpi yang disampaikan oleh Nabi Yusuf AS, dia lantas memerintahkan rakyatnya untuk bercocok tanam dengan sebaik mungkin dan menyimpan hasil panenannya itu dengan sebaik-baiknya. 

Ia juga memerintahkan rakyatnya supaya hidup lebih hemat, terutama dalam hal mengonsumsi makanan agar secukupnya saja.

Sekarang ini kita dihadapkan pada situasi yang hampir mirip. Meski tidak dalam kondisi ekstrim akan hadirnya masa paceklik panjang sebagaimana kisah Raja Mesir dan Nabi Yusuf AS tadi. 

Peristiwa kekeringan dan krisis air yang beberapa waktu terakhir sering kita lihat pemberitaannya adalah peringatan bagi kita supaya bersiap untuk situasi dan kondisi serupa dimasa yang akan datang. 

Pada saat menjelang datangnya musim penghujan inilah kesempatan kita untuk bersiap sebagaimana penduduk Mesir yang bersiap "menyambut" musim paceklik berkepanjangan. 

Ketika hujan turun nanti kita mesti mengelolanya sedemikian rupa sehingga ia menjadi "perbekalan" yang mencukupi saat nanti hidup di musim kemarau.

Saat ini, beberapa daerah seperti DKI Jakarta tengah menggalakkan gerakan menabung air melalui sistem drainase vertikal. Sistem drainase vertikal ini memanfaatkan limpahan air hujan yang kemudian ditampung kedalam sebuah lubang seperti sumur yang berfungsi untuk menyimpan air. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun