Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Paku Itu Masih Bertebaran di Jalanan

31 Agustus 2019   06:53 Diperbarui: 31 Agustus 2019   06:56 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masih banyak paku bertebaran di jalan | Sumber gambar : mediaindonesia.com/

Sepeda motor yang saya naiki terasa tidak nyaman seperti biasanya. Lajunya sedikit oleng meskipun tidak terlalu parah. Padahal sehari sebelumnya roda depan dan belakang sudah diisi angin, seharusnya tidak kempes dan siap dikendarai dengan nyaman. 

Setelah motor saya berhentikan dan saya cek kondisinya, ternyata roda belakang kempes. Bocor. Saat dibawa ke tempat tambal ban, ternyata ada sebiji paku yang menancap pada roda. Apes!

Kasus ban bocor hampir bisa dipastikan bahwa penyebabnya adalah tertusuk paku. Sebuah penyebab klasik yang sepertinya masih "abadi" hingga saat ini. Mengalami "kesialan" seperti ini sudah barangtentu membuat kita geregetan. 

Kenyamanan berkendara terganggu, waktu perjalanan terkendala, dan isi dompet pun melayang. Seolah-olah kasus ban bocor karena tertusuk paku adalah "penyakit" turun-temurun. Ada sebegitu banyakkah paku-paku dijalanan sehingga hal itu seringkali menelan "korban"? 

Padahal "habitat" paku itu sayogyanya ada di toko bangunan, gedung-gedung, atap rumah, perkakas furnitur, dan sejenisnya. Namun tatkala paku itu justru ditemukan tengah menusuk ban kendaraan beroda yang kita pakai, maka hal itu merupakan kondisi yang "luar biasa".

Bagaimanapun juga, kemungkinan bahwa paku-paku itu tertinggal dijalanan adalah mungkin. Barangkali ada yang membawa paku-paku dan sebagian terjatuh dijalanan tanpa disadari. Atau ada bahan rakitan dari kayu atau bambu yang dipaku yang tanpa disengaja jatuh dijalanan. 

Kedua kondisi itu entah bagaimana prosesnya suatu ketika dilindas oleh kendaraan yang melaju didekatnya dan membuat ban tertusuk. Bocor. Apabila situasi seperti ini yang terjadi, maka sebenarnya hal itu termasuk wajar. Namun jumlahnya harusnya sangat-sangat sedikit. Peluang kejadiannya juga relatif kecil.

Hanya saja kita patut khawatir apabila situasi semacam ini terjadi karena adanya unsur kesengajaan. Tidak menutup kemungkinan akan adanya beberapa oknum tidak bertanggung jawab yang "merancang" situasi ini. 

Jikalau perbuatan ini memang benar-benar dilakukan, maka sungguh ini adalah bentuk kekejaman "kecil" yang merugikan orang lain. Betapa sengsaranya orang-orang yang mengalami ban bocor ketika situasi larut malam dan tidak ada tukang tambal ban, atau bahkan mereka tidak membawa cukup uang sekadar menambal ban yang bocor itu. 

Belum lagi ketika situasi tersebut terjadi di tempat yang sepi dan jauh dari hingar bingar keramaian. Sangat kasihan melihat mereka yang barangkali harus bersusah payah mendorong kendaraannya hingga bertemu tempat tambal ban terdekat.

Saya yakin ada banyak orang diluar sana yang pernah mengalami situasi ban bocor. Sebagian diantaranya barangkali ada yang menyikapinya dengan santai. Akan tetapi tidak sedikit tentunya yang merasa jengkel berada pada situasi tersebut. Lebih jengkel lagi adalah ketika hal itu disebabkan oleh paku-paku di jalanan.

Sehingga merupakan sebuah alam kebaikan bagi seseorang tatkala ia berkenan menyingkirkan duri dari jalan yang berpotensi melukai orang lain. Termasuk diantaranya adalah mereka yang berkenan hati menjadi sukarelawan pembersih paku-paku jalanan.

Fakta menarik ditunjukkan oleh salah seorang sukarelawan pemungut paku jalanan terkait aksi sosial yang dilakukannya. Dari sisiran yang ia lakukan ternyata berhasil "dijaring" paku-paku dengan jumlah yang tidak sedikit. Angkanya berkilo-kilogram, dan bahkan saat diakumulasi selama periode waktu tertentu bisa mencapai "ton". Luar biasa. 

Mungkinkah paku-paku sebanyak itu jatuh secara tidak sengaja? Apapun yang terjadi, keberadaan paku di jalanan sudah cukup banyak merugikan pengguna jalan. Sampai kapan keberadaan paku dijalanan terus "menghantui" pengguna kendaraan beroda "karet"?

Selama roda ban kendaraan masih menggunakan angin sebagai komponen penunjang utamanya, maka bisa jadi selama itu pula ancaman paku akan terus mengikuti. Terkecuali suatu saat nanti ada implementasi teknologi baru pada ban yang tidak lagi bergantung pada angin. 

Dahulu dan sebagian kecil kendaraan beroda saat ini ternyata ada yang masih mampu bertahan dari "serangan" paku. Kereta kuda yang hanya berodakan kayu semata adalah salah satunya. Ban baru teknologi keluaran Michelin mungkin juga bisa menjadi solusi dimasa depan. 

Sebuah ban tanpa udara yang tidak perlu dipompa angin dan anti bocor oleh tusukan paku. Namun kita harus bersabar menanti peluncuran produk ini beberapa waktu mendatang. 

Selama menunggu saat itu, mungkin kita benar-benar harus berterima kasih kepada sukarelawan pembersih paku karena atas jasa mereka frekuensi kebocoran ban kita bisa dikurangi. Setidak-tidaknya jumlah pengguna kendaraan yang bannya bocor tidak bejibun jumlahnya.

Produk ban anti bocor | Sumber gambar : cnnindonesia.com
Produk ban anti bocor | Sumber gambar : cnnindonesia.com
Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun