Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

BPJS Kesehatan Mengcover Pengobatan Tradisional?

27 Agustus 2019   07:27 Diperbarui: 27 Agustus 2019   07:31 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekam sebagai alternatif pengobatan | Sumber gambar : http://www.harnas.co

Iuran dana BPJS Kesehatan diperkirakan bakal naik pada bulan Agustus 2019 ini. Langkah ini ditempuh sebagai solusi atas terjadinya defisit anggaran BPJS Kesehatan yang setiap tahun semakin membesar. 

Meski pemerintah telah menggelontorkan sejumlah dana untuk menutupi defisit anggaran, namun hal itu masih tidak cukup untuk mengatasi permasalahan ini. Sehingga menaikkan iuran BPJS Kesehatan dianggap sebagai solusi terbaik untuk saat ini.

Pada tahun 2019 ini, seperti dikutip oleh beberapa media nasional, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan bahwa defisit anggaran BPJS mencapai angka Rp 28,5 triliun. 

Sumber utama dari penyebab defisit tersebut salah satunya adalah terkait besarnya pembayaran klaim peseta BPJS Kesehatan kepada institusi layanan kesehatan seperti rumah sakit dan sejenisnya. 

Aktuaris BPJS Kesehatan menyebutkan bahwa selama tahun 2018 lalu dana yang digelontorkan untuk klaim BPJS mencapai angka Rp 79,2 triliun untuk 84 juta kasus penyakit. Tentunya hal ini merupakan sebuah jumlah yang cukup besar untuk ditanggung BPJS Kesehatan.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa biaya untuk sehat setiap tahunnya semakin mahal. Jasa pelayanan dokter dan tenaga kesehatan lainnya tidak akan semakin murah dari waktu ke waktu, malah justru sebaliknya. Begitu juga dengan obat-obatan yang mana harganya akan terus meningkat. 

Sehingga agregat pembiayaan terkait aspek kesehatan juga mengalami peningkatan. Dengan jumlah iuran yang konstan dari waktu ke waktu, sedangkan harga untuk menajdi sehat semakin mahal maka tentu hal ini berakibat pada terjadinya defisit. 

Mungkin meningkatkan jumlah iuran BPJS Kesehatan saat ini dianggap sebagai cara terbaik, akan tetapi harus ada alternatif solusi lain sehingga permasalahan serupa tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

Lembaga penyedia layanan kesehatan yang saat ini bekerja sama dengan BPJS Kesehatan smuanya merupakan lembaga layanan umum konvensional seperti rumah sakit, puskesmas, atau klinik kesehatan umum. 

Lembaga pelayanan kesehatan alternatif atau tradisional sepertinya tidak masuk dalam cakupan kerjasama dengan BPJS Kesehatan. 

Padahal pengobatan alternatif di Indonesia sudah cukup banyak dan tidak sedikit diantaranya yang terbukti mampu menjadi solusi kesehatan masyarakat. 

Namun stigma bahwa berobat harus selalu ke dokter, ke puskesmas, ke rumah sakit terlanjur dicap sebagai pengobatan yang "sebenarnya". 

Meskipun hal itu tidak menjamin bahwa yang berobat di rumah sakit pasti sembuh dan yang berobat ke pengobatan tradisional atau alternatif tidak akan sembuh. 

Bagaimanapun juga, penyedia layanan medis tetaplah merupakan perantara bagi kesembuhan seseorang yang sakit. Sembuh tidaknya seseorang sepenuhnya berada ditangan Sang Maha Kuasa.

Kredibilitas Pengobatan Tradisional

Mungkin banyak yang beranggapan bahwa pengobatan tradisional itu ilegal dan tidak memberikan jaminan kenyamanan kepada orang-orang yang berobat disana. 

Orang-orang mungkin khawatir dengan standar kerja pengobatan tradisional dan menganggapnya berisiko lebih besar dibandingkan ketika mereka berobat ke lembaga medis konvensional. 

Kekhawatiran seperti ini wajar terjadi karena bagaimanapun juga perihal obat-mengobati "dekat" hubungannya dengan nyawa manusia. Siapa yang tidak ngeri ketika berobat justru hal itu menjadikan penyakitnya semakin parah?

Lembaga pengobatan formal dianggap lebih meyakinkan seiring sertifikasi yang mereka miliki, latar belakang pendidikan tenaga kesehatan yang "jelas", dan operasionalnya yang "terbuka". 

Bandingkan dengan pengobatan tradisional yang cenderung diketahui sebatas dari penuturan mulut ke mulut, tenaga medisnya yang beraneka ragam latar belakang pendidikan, dan tidak banyak yang memiliki sertifikasi pelayanan kesehatan. 

Biarpun demikian, ternyata masih cukup banyak anggota masyarakat yang mempercayai pengobatan tradisional sebagai sarana berobat serta menyembuhkan diri. 

Selain metodenya yang sebagian besar berbeda dengan pengobatan modern, pengobatan tradisional dianggap lebih hemat biaya alias murah. 

Sebagian orang yang takut akan jarum suntik atau tidak ingin melakukan operasi pada pengobatan modern biasanya akan menempuh jalan pengobatan alternatif. Bahkan tidak sedikit yang merasa bahwa pengobatan alternatif yang dijalaninya justru memberikan dampak yang lebih ampuh.

Pengobatan alternatif barangkali bisa dipertimbangkan BPJS Kesehatan untuk menjadi bagian dari kerjasama penanganan penyakit sebagaimana lembaga medis formal seperti rumah sakit, puskesmas, ataupun klinik. 

Potensi yang dimiliki oleh pengobatan tradisional cukup besar dan menawarkan biaya lebih murah. Dengan demikian tanggungan biaya pengobatan yang ditanggung BPJS bisa tereduksi seiring ongkos berobat yang lebih murah. 

Hanya saja memang tidak semua pengobatan tradisional bisa diajak bekerjasama. Harus ada cek dan ricek atau tinjauan yang mencukupi guna memastikan tingkat kelayakan dan kepatutan pengobatan tradisional tersebut menjadi alternatif pengobatan publik.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun