Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

India Sudah Menjangkau Bulan, Kita (Indonesia) Sudah Sampai Mana?

23 Agustus 2019   07:59 Diperbarui: 24 Agustus 2019   05:10 1539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jelajah Luar Angkasa | Ilustrasi gambar : https://health.detik.com / thinstock

Pesawat antariksa India, Chandrayaan-2, berhasil mengorbit bulan pada tanggal 20 Agustus lalu setelah mulai mengangkasa sejak 22 Juli silam. Hal ini merupakan pencapaian kedua dari lembaga antariksa India atau Indian Space Research Organisation (ISRO) dalam menjelajah ruang angkasa setelah sebelumnya di tahun 2008 Chandrayaan-1 juga berhasil menjangkau orbit bulan meski tanpa melakukan pendaratan. 

Pencapaian yang dilakukan oleh bangsa India melalui Chandrayaan-1 dan Chandrayaan-2 bisa dikatakan sebagai suatu langkah besar meski haru menelan biaya yang tidak sedikit.

India adalah saudara sebangsa asia kita yang pada masa-masa awal kemerdekaan masih "mengekor" Indonesia. Namun tanpa dinyana mereka kini sepertinya sudah berhasil melampaui kita. 

Jangankan menerbangkan pesawat antariksa dan menjelajah ruang angkasa, riset untuk bidang ini saja mungkin Indonesia masih sangat jauh tertinggal. Kita lebih banyak mengurusi hal-hal berbau politik dan mengabaikan hal-hal besar yang dapat mengubah peradaban.

Dahulu, ketika belum ada satu bangsa pun yang menjejakkan kakinya keluar angkasa, Uni Soviet dan Amerika Serikat menjadi dua bangsa besar yang saling berlomba menjadi yang pertama dan terdepan dalam penjelajahan luar angkasa. 

Pada akhirnya Soviet berhasil menjadi yang pertama sebagai bangsa yang melihat angkasa luar melalui kosmonotnya yang bernama Yuri Gagarin. Namun hal itu kemudian dibalas dengan "telak" oleh Amerika Serikat seiring keberhasilan mereka mendaratkan manusia di bulan dengan para astronotnya yang terkenal seperti Neil Amstrong dan Edwin Aldrin. 

Meskipun kesahihan fakta pendaratan manusia pertama dibulan ini masih diperdebatkan hingga sekarang, namun dunia sudah terlanjur mengenal bahwa Amreika Serikat adalah bangsa pertama yang menginjakkan kakinya di bulan. 

Selang beberapa dekade setelahnya, Amerika Serikat masih terus menjadi golongan terdepan dalam proyek penjelajahan alam semesta dengan dimotori oleh lembaga antariksa mereka, NASA. 

Bahkan perusahaan swasta seperti SpaceX milik Elon Musk pun kini tidak mau ketinggalan untuk menjadi bagian dari proyek ambisius membangun peradaban manusia di luar angkasa.

Menjelajah Angkasa Bukti Majunya Peradaban Sebuah Bangsa

Mengapa dulu Uni Soviet dan Amerika Serikat begitu gencar bersaing sebagai yang terdepan dalam menjelajah angkasa luar? Mengapa negara adidaya baru seperti Tiongkok demikian antusias membangun proyek besar luar angkasanya dengan membuat matahari buatan? 

Mengapa perusahaan teknologi besar seperti SpaceX dan Virgin Galactic demikian masif menjalankan bisnis penerbangan luar angkasanya? Penjelajahan luar angkasa merepresentasikan tingkat majunya peradaban sebuah bangsa. 

Melakukan eksplorasi disebuah tempat baru dimana disana bukan habitat tempat kita hidup tentu membutuhkan effort dan sumber daya yang luar biasa besar. 

Hal ini hanya bisa dilakukan oleh sebuah bangsa yang telah demikian maju dan memiliki kualitas serta kuantitas pengetahuan yang mumpuni. Bangsa-bangsa yang masih memiliki kualitas ilmu pengetahuan rata-rata tidak akan berfikir kearah sana.

Ketika beberapa negara besar terus mengembangkan keterampilan penjelajahan luar angkasa, kita selaku bangsa Indonesia masih ribut-ribut masalah tiket murah pesawat, ribut pemindahan ibukota, ribut sistem zonasi pendidikan, dan lain sebagainya. Kondisi kita masih belum mencapai tahap kemapanan sebagai sebuah bangsa. 

Sehingga visi kita terlihat masih jauh dibandingkan apa yang dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Bahkan oleh negara-negara yang dulu sepertinya tertinggal di belakang kita seperti India, Jepang, dan Tiongkok. 

Coba cek jejak sejarah kita dengan ketiga negara tersebut. Kini, setelah 74 tahun kita merdeka ternyata hal-hal besar sebagai sebuah bangsa masih belum kita capai. Sebatas meluncurkan pesawat antariksa sebagaimana yang India lakukan pun kita belum mampu. 

Apalagi menciptakan gagasan "gila" membuat matahari buatan sebagaimana yang dilakukan oleh Tiongkok. Bukti bahwa peradaban kita memang masih tertinggal oleh bangsa lain.

Gembar-gembor Indonesia emas tahun 2045 sudah digaungkan sejak jauh-jauh hari. Namun sepertinya hal itu hanyalah retorika semata, setidaknya hingga saat ini. Ada begitu banyak problematika bangsa ini yang sudah begitu akut, terutama terkait moralitas generasi mudanya. 

Kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya masih menjadi penyakit yang terus menggerogoti. 

Bagaimana mungkin kita memikirkan visi besar menuju luar angkasa sedangkan generasi muda kita masih asyik dengan kemesumannya, menuruti hasrat bersenang-senangnya, dan berorientasi pada kesenangan sesaat. 

Memang menjadi PR besar bagi kita semua untuk bangkit dan membuktikan bahwa kita adalah suatu komunitas besar sebuah bangsa. Kita semestinya iri melihat bangsa-bangsa lain telah demikian maju. 

Harusnya kita malu dibalap oleh India, China, Jepang, dan beberapa negara lain dalam membangun peradaban bangsa. Apabila saat ini kita menyadari akan hal ini, maka sayogyanya kita bergerak dan berkarya dengan lebih luar biasa. Berkarya dan bertindak yang lebih dari biasanya.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun