Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Pemblokiran Internet Merupakan Solusi Jitu Menangkal Hoaks?

22 Agustus 2019   15:31 Diperbarui: 22 Agustus 2019   15:41 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi memberantas hoaks | Ilustrasi gambar : https://wow.tribunnews.com

Sejak tadi malam (21/08), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan kebijakan pemblokiran akses layanan informasi dunia maya atau internet sehubungan dengan terjadinya rusuh terkait demo protes kasus perkusi dan rasisme mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang beberapa hari lalu. 

Aksi protes yang berlangsung selama beberapa hari terakhir ini memang rawan "dipelintir" oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan berita hoaks yang justru berpotensi semakin memperkeruh suasana. Atas nama menjaga stabilitas maka kebijakan pemblokiran internet diberlakukan hingga suasana kembali kondusif.

Pada tahun 2019 ini tercatat Kominfo sudah sekitar dua kali mengeluarkan kebijakan pemblokiran internet. Pertama, saat sidang pengumuman sengketa hasil pemilihan umum presiden (pilpres) pada medio Mei 2019 yang lalu dan kedua saat kerusuhan di Papua baru-baru ini. 

Tindakan pemblokiran yang dilakukan oleh pemerintah ini dilakukan sebagai upaya mencegah tersebarnya berita hoaks yang marak beredar setiap kali ada peristiwa-peristiwa "besar" terjadi. Saat ini hoaks memang sudah demikian akut menjangkiti persebaran informasi di dunia maya. Sebuah masalah besar yang memang harus segera ditanggulangi agar pemberitaan palsu tidak disangka sebagai kebenaran oleh masyarakat.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa hoaks telah menjelma menjadi sesuatu yang demikian berbahaya. Kepercayaan publik bisa runtuh hanya oleh sebuah pemberitaan yang salah. Kredibilitas seseorang bisa hancur oleh karena sebaris berita hoaks. 

Hoaks adalah wujud fitnah yang "dikemas" secara modern. Tentunya perlu usaha yang tidak mudah dalam rangka pemberantasan hoaks ini. Bahkan sampai saat ini bisa dikatakan bahwa belum benar-benar ada solusi jitu untuk memberantas informasi atau berita hoaks. 

Sebagai pemegang mandat penjaga stabilitas dan kondusifitas publik, barangkali pemblokiran adalah satu-satunya jalan untuk menangkal hoaks. Minimal sebagai solusi jangka pendek, karena pemblokiran samasekali tidak menghilangkan akar atau sumber masalah kemunculan hoaks tersebut.

Sumber hoaks adalah manusia atau oknum-oknum yang dirinya dikuasai oleh sifat iri, dengki, tamak, serta serakah. Mereka iri melihat Indonesia yang damai, mereka dengki melihat harmoni di bangsa ini. Para oknum ini hanya ingin melihat kekacauan terjadi di negeri ini. 

Sedikit saja terjadi kehebohan, maka pemberitaan yang aneh-aneh bertebaran kemana-mana. Entah apa maksud oknum-oknum tersebut sehingga begitu tega memfitnah saudara saudara sebangsanya. 

Memberitakan seakan-akan terjadi aksi kekerasan padahal tidak ada, menginformasikan ada korban meninggal dunia saat rusuh demonstrasi, dan lain sebagainya. Motif apapun yang mendasari para oknum ini sebenarnya kita harus merasa prihatin melihat bangsa ini yang "diacak-acak" oleh para penghasud.

Gerakan Melawan Hoaks

Sejauh ini, solusi memberantas hoaks masih belum benar-benar efektif dilakukan mengingat tingkat persebarannya yang begitu masif. Para pelaku hoaks bisa melakukan persebaran informasi kapan saja dan dimana saja. Tentunya hal ini akan cukup menyulitkan aparat pemberantas hoaks untuk bertindak. 

Beberapa kali mungkin aparat berhasil menangkap pelaku penyebar hoaks, namun hal itu masih tidak sebanding dengan kehadiran hoaks lainnya. Seperti rumput liar, hoaks muncul demikian cepat dan mengacaukan banyak hal. Banyak orang yang paranoid akibat sebuah hoaks, dan hal ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut.

Memberantas hoaks perlu kerjasama seluruh lapisan, mulai dari pemerintah hingga masyarakat bawah. Menanamkan kesadaran tentang bahaya hoaks barangkali akan cukup efektif mempersempit ruang gerak peredaran hoaks. 

Para programmer cerdas terknologi informasi mesti didorong untuk menghasilkan gebrakan baru dunia informasi yang bisa memberangus konten hoaks di dunia maya. Bagaimanapun juga, menangkal hoaks dengan cara pemblokiran bukanlah langkah yang tepat karena berpotensi merugikan orang banyak. 

Padahal mereka samasekali tidak terlibat dalam aktivitas hoaks dan malah justru menggantungkan hidupnya melalui bisnis berbasis digital. Artinya, keberlangsungan hidup mereka sangat ditentukan oleh kehadiran layanan internet. Ketika internet diblokir, maka "tamatlah" riwayat mereka.

Kita harus mengupayakan agar iklim kondusif berselancar di dunia maya tetap terjaga. Penting sekali menghindarkan netizen dari serangan informasi tidak jelas atau informasi palsu. Memang hal itu tidak akan terjadi dengan mudah karena pasti akan selalu ada sekalangan manusia yang didalam dirinya memendam ambisi mengacaukan tatanan yang sudah ada. Tugas kita bersama adalah bergerak melakukan perlawanan terhadap penyebar hoaks tersebut.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun