Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mitos Membunyikan Klakson Saat Melewati Tempat Mistis, Haruskah Diikuti?

22 Juli 2019   13:30 Diperbarui: 22 Juli 2019   13:43 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lorong jalan yang sering dianggap dihuni makhluk gaib | Sumber gambar : https://www.ikromzain.com

Setiap melewati suatu kawasan tertentu seperti makam keramat, atau terowongan jalan tidak sedikit dari para pengendara sepeda motor atau mobil yang membunyikan klakson kendaraan mereka. Mula-mulanya hal ini saya anggap biasa saja bahkan seringkali saya abaikan. Akan tetapi lama-kelamaan tergelitik juga rasa penasaran untuk menanyakan hal ini kepada beberapa orang. Dari sebuah jawaban yang pernah dituturkan oleh seseorang, maksud dari membunyikan klakson ini adalah sebagai bentuk ucapan permisi kepada makhluk gaib yang dianggap bersemayam diwilayah tersebut. Mitos ini sepertinya sudah dipercaya oleh banyak orang, terbukti dari banyaknya orang-orang yang membunyikan klakson saat mereka melewati suatu tempat yang dianggap sebagai "tempat tinggal" makhluk gaib.

Pertanyaannya, apakah hal seperti ini memang patut dan layak untuk terus dilakukan oleh kita seorang umat beragama? Adakah tuntunan untuk menyapa makhluk dari bangsa lain dengan membunyikan klakson? Sepertinya sapaan dengan bunyi klakson kendaraan akan lebih cocok dipakai untuk menyapa "makhluk asing yang lain" seperti alien atau sejenisnya, sebagai bahasa morse.

Kita memang hidup berdampingan dengan beraneka ragam makhluk hidup lainnya, tidak terkecuali makhluk dari alam gaib. Sehingga sewajarnya kita untuk menaruh respect terhadap eksistensi hidup masing-masing. Daripada menyapa dengan membunyikan klakson, jika memang ada sebuah tempat yang dianggap keramat seperti makam atau kuburan maka lebih baik kita mengucapkan salam. Assalamu'alaika ya ghoib atau Assalamu'alaikum ya ahli kubur. Mungkin umat diluar kalangan muslim juga sudah memiliki tuntunannya masing-masing. Sedangkan jika kita melalui kawasan-kawasan yang dianggap angker namun bukan makam atau kuburan, lebih baik bagi kita memperbanyak lantunan doa didalam hati. Melafalkan dzikir mengingat Sang Pencipta.

Menghormati makhluk dari alam lain adalah sebuah keharusan, tetapi hal ini bukan berarti kita harus "mengagungkan" mereka. Bertindak seolah-olah kita tidak jauh lebih baik dari mereka. Bagaimanapun juga, manusia diciptakan sebagai sebaik-baik ciptaan. Sesempurna-sempurnanya makhluk. Yang perlu kita perhatikan hanyalah akhlak kita terhadap sesama makhluk Tuhan itu. Apakah membunyikan klakson bukan bagian dari akhlak itu? Alangkah lebih baik jika digantikan dengan lafalan kalimat-kalimat penghormatan semacam salam dan sejenisnya. Sama halnya ketika kita menyapa orang yang kita hormati hendaknya patutnya seperti apa.

Jangan hanya karena adanya kekhawatiran mengalami kecelakaan akibat diganggu makhluk halus, maka hal itu menjadikan kita menjadikan bagian dari pengikut mitos yang belum tentu jelas kebenarannya. Keselamatan berkendara dimulai dari kemauan kita berdoa sebelum dan selama perjalanan, konsentrasi saat berkendara, dan mematuhi peraturan lalu lintas. Bukan dari bunyi klakson yang dilayangkan untuk menyapa makhluk astral yang belum tentu benar.

Namun hal ini hanyalah pandangan saya pribadi. Barangkali ada yang sepakat atau tidak sepaham berkaitan dengan hal ini maka sah-sah saja.

Salam hangat,

Agil S Habib

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun