Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jejak Inspirasi dari Tanah Suci

15 Juli 2019   07:50 Diperbarui: 15 Juli 2019   07:52 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Soma, Penarik Becak yang Berhasil Pergi Haji pada Tahun 2017 Lalu | Sumber gambar : https://www.tribunnews.com

Menjelang memasuki bulan Dzuhijjah atau bulan haji, banyak sekali kisah-kisah inspiratif dari orang-orang yang berhasil menyempurnakan rukun Islam kelima meski memiliki kondisi ekonomi serba terbatas. 

Diantaranya pasangan Sahyun dan Kaiah, pasangan penjual rujak yang berhasil berangkat ke tanah suci setelah perjuangan keras menabung Rp 5.000,- selama 7 tahun. 

Ada juga ibu Tri Darini, seorang penjual kerupuk yang berjuang setidaknya selama 28 tahun untuk menabung demi keberangkatannya ke tanah suci. Perjuangan serupa juga dilakukan oleh Bapak Sanusi seorang penjual gorengan yang menabung selama 46 tahun mengumpulkan uang untuk berangkat haji. 

Selain mereka, masih ada banyak lagi orang-orang yang mampu memenuhi panggilan Allah SWT pergi ke tanah suci meski memiliki keterbatasan kondisi ekonomi. 

Tentunya bukan perkara mudah untuk merealisasikan mimpi ke tanah suci di tengah-tengah situasi dan kondisi perekonomian yang serba terbatas. Meski juga bukan merupakan sesuatu yang mustahil.

Apa yang dialami oleh beberapa calon jamaah haji tersebut memiliki nilai pembelajaran yang sangat luar biasa untuk kita ambil hikmahnya. Pertama, bukan perkara mudah untuk menjaga konsistensi niat dalam durasi waktu lama. Waktu 7 tahun saja sudah cukup lama, lantas bagaimana dengan mereka yang mampu bertahan dengan niat atau visi besarnya selama 28 tahun bahkan 46 tahun. 

Pasti ada sangat banyak hambatan, rintangan, dan kesulitan yang harus dilalui untuk bisa bertahan melalui semua serangkaian peristiwa sepanjang waktu itu. 

Kedua, mendedikasikan sesuatu yang berharga ketika hal itu sebenarnya tengah sangat dibutuhkan untuk hal lain juga bukan perkara gampang. Menyisihkan uang Rp 5.000,- sepintas mungkin terlihat kecil. 

Namun ketika angka itu sudah semakin banyak terkumpul, dan jumlahnya terlihat semakin besar, bisa jadi godaan hadir untuk mempergunakannya. Mungkin untuk membeli barang-barang perlengkapan rumah, sepeda motor,  untuk memperbaiki bangunan rumah, dan lain sebagainya. 

Kemampuan bertahan terhadap godaan hasrat mempergunakan uang yang terkumpul adalah satu poin penting keberhasilan para calon jamaah haji ini. Ketiga, bermimpi besar di tengah-tengah situasi dan kondisi penuh keterbatasan sangatlah rentan mengundang cibiran atau ejekan. 

Banyak orang akan berkata mereka yang bermimpi besar ini tidak jauh berbeda dengan orang gila. Mereka yang memiliki impian besar, tetapi tidak mampu bertahan terhadap cuitan negatif orang-orang di sekitarnya akan menemui kegagalan di tengah jalan. Begitu juga sebaliknya.

Tiga pembelajaran besar ini merupakan aspek-aspek penting yang menjadi dasar-dasar seseorang guna mengejar dan menggapai impian besarnya.

Sebuah impian besar tidak akan terwujud dalam waktu singkat. Dibutuhkan perjuangan panjang dan semangat pantang menyerah dari waktu ke waktu. 

Seorang tukang kayu saja menebang pohon tidak roboh dalam sekali tebasan, perlu usaha untuk memberikan beberapa kali tebasan sebelum pohon itu roboh. 

Jika tukang kayu itu tidak konsisten dalam upayanya menebang pohon, maka pohon itu tidak akan pernah roboh. Demikian halnya dengan konsistensi yang dimiliki seseorang. Jika ia hanya timbul lalu tanpa adanya konsistensi dari waktu ke waktu, maka impian besar yang dimiliki tidak akan pernah terwujud.

Sebuah kesuksesan besar butuh pengorbanan. Minimal pengorbanan terhadap kesenangan sesaat atau kesenangan saat ini demi sesuatu yang lebih besar dan berharga di masa yang akan datang. 

Sebuah kendali diri perlu ada didalam diri seseorang agar ia mampu menjaga sikap dan perilakunya untuk senantiasa berada dalam trek menuju mimpi besarnya. Hal ini sudah teruji dalam penelitian uji marshmallow. Orang-orang yang terbukti berhasil dimasa depan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan kendali diri yang baik.  

Dinamika dalam hidup seseorang antara satu dengan yang lain berbeda-beda. Pun demikian halnya jenis kesulitan-kesulitan hidup yang mereka miliki juga berbeda-beda. 

Agar mampu bersikap secara positif terhadap segala situasi yang terjadi, maka seseorang perlu memiliki kesabaran. Bersabar adalah kunci utama untuk bertahan terhadap segala jenis kesulitan. Mereka yang kehilangan kesabaran, kemungkinan besar akan kehilangan impian besarnya. Untuk terus bertahan selama 46 tahun mewujudkan impian berhaji, perlu kesabaran besar agar ke-istiqomahan terjaga.

Kita semua pasti memiliki impian dan harapan masing-masing. Terlepas itu hanyalah sebuah impian kecil atau impian besar yang ingin diwujudkan suatu hari nanti, diperlukan sebuah sikap yang tepat agar apa yang diinginkan bisa diraih. Para calon jamaah haji yang disebutkan sebelumnya telah memberikan kita semua pelajaran hidup yang sangat berharga tentang pentingnya membangun sikap positif. 

Jika orang-orang yang memiliki banyak keterbatasan itu saja mampu meraih impian besarnya, maka kita pun seharusnya juga bisa melakukan hal serupa.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun