Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemilu sebagai Media Mengasah Karakter dan Kepekaan Sosial Warga Negara

27 April 2019   11:00 Diperbarui: 27 April 2019   11:05 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemilu adalah media untuk memilih pemimpin bangsa sekaligus mengasah karakter pribadi (Ilustrasi gambar : http://karakterunsulbar.com)

Pemilihan Umum (Pemilu) yang LUBER JURDIL (Langsung, Umum, BEbas, Rahasia, JUjuR, dan aDIL) adalah sebuah misi yang diusung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam setiap periode pemilu yang berlangsung di Indonesia. LUBER JURDIL adalah landasan utama dalam cara kerja KPU melayani masyarakat Indonesia. 

Terlepas masih adanya beberapa kekurangan dalam pelaksanaan pemilu, khususnya dalam implementasi nyata dari prinsip LUBER JURDIL tersebut kita semua patut mengapresiasi KPU karena pada dasarnya selain memberikan layanan seputar pelaksanaan pemilu ini pihak KPU sebenarnya juga memberi kita sarana untuk mengasah karakter dan kepekaan sosial bermasyarakat melalui pemilu itu sendiri.

Dengan menghargai dilaksanakannya pemilu secara "langsung" itu artinya kita tengah membiasakan warga negara terlibat aktif dalam menentukan nasib bangsa. Prinsip "umum" yang diusung memberikan jaminan bahwa setiap warga negara berkesempatan sama tanpa diskriminasi untuk bersuara tentang apa dan bagaimana sebuah bangsa dibangun. 

Dengan kata lain, setiap elemen masyarakat diajak untuk memegang kendali atas kehidupannya masing-masing melalui cara memilih wakilnya atau pemimpinnya. Dari semua hal itu, adalah privasi setiap orang untuk memilih apapun atau siapapun tanpa khawatir disudutkan atau dipersalahkan oleh orang-orang sekitar. 

"Rahasia" adalah azas vital yang memang sudah semestinya dimiliki setiap orang sehingga mereka bisa memberikan suara hatinya secara "bebas" tanpa tekanan dari siapapun.  Semangat untuk bersikap "jujur" dalam pemilu adalah keharusan, dan bertindak secara "adil" merupakan sebuah kewajiban. Semua hal ini bisa kita temukan dalam serangkaian prosesi pemilu dari awal hingga akhir.

Jujur dan berkeadilan adalah karakter yang penting dimiliki tidak hanya oleh para pemimpin atau para pemegang mandat saja. Setiap orang diharapkan memiliki karakter ini karena jujur dan adil adalah karakter yang menjamin kesuksesan seseorang mengarungi kehidupannya. Jujur dan adil adalah jaminan seseorang memiliki integritas. 

Sebagai warga negara biasa, kita meyakini bahwa jujur dan adil merupakan karakter yang mulia. Semua orang sepakat dan mengakui karakter ini layak untuk ada didalam diri setiap orang. Akan tetapi sudah seberapa besar kadar kejujuran dan keadilan yang ada pada diri kita sekarang? 

Apakah kita senantiasa mengasah karakter ini sehingga kita memang pantas disebut pribadi jujur dan adil? Mengulang-ulang kata jujur dan adil saja tidaklah berdampak apapun terhadap implementasinya di kehidupan nyata. Kejujuran dan keadilan harus diasah, harus dilatih sesering mungkin. 

Harapannya karakter ini bisa melekat kuat didalam diri kita masing-masing. Kita tidak bisa mengharapkan menjadi pribadi yang jujur atau adil dengan sendirinya. Ada sebuah proses yang memberi kita pemahaman sekaligus menyadarkan tentang apa dan bagaimana kejujuran dan keadilan itu diberlakukan.

Pemilu adalah sebuah proses rumit nan panjang. Persiapan sarana dan prasarana pemilu saja tidak cukup dengan persiapan beberapa bulan saja. Barangkali mempersiapkan pemilu butuh waktu hingga beberapa tahun untuk memastikan semuanya bisa berjalan lancar. 

Memilih vendor alat kelengkapan pemilu, mendesain sistem pemilu, sosialisasi pelaksanaan pemilu, dan mempersiapkan tim pelaksana lapangan tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ada proses negosiasi, ada konsolidasi, dan ada evaluasi yang terus menerus dilakukan sehingga semua bisa berjalan sesuai rencana. 

Bisa dibayangkan seandainya tim pelaksana pemilu dan warga negara kita mengabaikan arti penting kejujuran, barangkali biaya yang dikeluarkan akan membengkak berlipat ganda karena dikorupsi. Pengawalan yang dilakukan masyarakat selama proses persiapan pemilu dilandasi oleh semangat menjunjung tinggi kejujuran. Tanpa kejujuran pemilu kita akan kacau balau.

Mempersiapkan pemilu juga berarti memastikan setiap warga negara mendapatkan hak pilihnya. Masyarakat yang berusia lanjut atau yang baru mendapatkan hak pilih dipandang sama rata. Sama-sama berhak memilih pemimpin atau wakilnya sesuai hati nurani. Jika semangat keadilan tidak diusung, maka tidak akan ada yang peduli ketika Daftar Pemilih Tetap (DPT) bermasalah. 

Jika keadilan tidak diingat oleh para tim pelaksana pemilu maka betapa banyak orang yang kehilangan hak pilihnya. Memastikan setiap orang mendapatkan haknya adalah keadilan. Kesadaran warga negara untuk memperoleh hak pilihnya juga merupakan bagian dari menuntut keadilan. Setiap orang memperjuangkan keadilan. Karakter luhur ini terus diasah melalui sikap dan tindakan kita. Sangat menyesakkan ketika diperlakukan tidak adil. 

Oleh karenanya selama proses pemilu berlangsung ada banyak sekali sukarelawan yang bersedia mengawal surat suara demi memastikan bahwa yang disuarakan tepat sesuai dengan kondisinya. Mereka ingin memastikan bahwa masyarakat pemilih diperlakukan secara adil. Dalam hal ini kita semua sepakat bahwa keadilan adalah suatu hal yang sangat berharga.

Menjadi sukarelawan, menjadi tim penitia pelaksana pemilu, menjadi tim pengawas pemilu, dan sebagainya adalah wujud nyata dari kepekaan sosial berbangsa dan bernegara. Kapan lagi warga negara kita memiliki kesempatan untuk menunjukkan kecintaannya terhadap negara selain memanfaatkan momentum pemilu ini? Sekali lagi, pemilu memberikan kesempatan bagi kita untuk mengasah hal-hal penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebuah karakter sekaligus kepekaan memandang lingkungan sosial masyarakat. 

Atmosfer pemilu telah membawa serta segenap elemen bangsa berduyun-duyun menjunjung tinggi semangat kejujuran, memastikan keadilan, dan menebarkan sikap peka dalam bermasyarakat. Kesempatan ini akan sulit kita temui di waktu-waktu lain. 

Sehingga sayogyanya kita bersyukur bahwa pesta demokrasi kita bukan sekadar untuk memilih pemimpin atau wakil rakyat saja, tetapi sekaligus untuk mengasah karakter dan kepekaan Bangsa Indonesia juga.

Terakhir, kita semua harus sejenak menundukkan kepala untuk berdoa dan memberikan apresiasi kepada sebagian saudara-saudara kita yang gugur setelah menjalankan tugas sebagai pahlawan pemilu. Beliau-beliau yang telah gugur adalah pejuang demokrasi masa kini dalam artian yang sesungguhnya. Semoga nyawa mereka dinilai tak terkira oleh Sang Mahakuasa. 

Hal ini juga menjadi tugas kita untuk terus berbenah sekaligus mengambil hikmah atas setiap kekurangan yang terjadi. Pemilu telah memberi kita pelajaran atas banyak hal. Pemilu melatih kita untuk berbuat sesuatu dan memiliki kepedulian terhadap orang lain. 

Jika memang kita dengan riang dan tulus mengikuti prosesi pemilu selama ini, semoga efek positif yang ditimbulkannya terus melaeat bagi diri kita masing-masing sehingga kita semua menjadi manusia yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun