Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memilih di Antara yang Terburuk

5 April 2019   09:14 Diperbarui: 5 April 2019   11:33 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghadapi situasi dimana setiap pilihan sama-sama memiliki konsekuensi tidak menyenangkan (Ilustrasi gambar : www.amazonaws.com)

Dihadapkan pada beberapa pilihan adalah suatu hal yang biasa. Berhadapan dengan keharusan untuk memilih satu dari sekian pilihan yang ada juga merupakan sesuatu yang wajar dan lumrah. Menjadi sebuah kerumitan tersendiri tatkala masing-masing pilihan yang ada "menawarkan" konsekuensi yang sama-sama tidak diharapkan dan tidak menyenangkan. 

Memilih salah satu opsi memberi dampak yang tidak diharapkan, memilih opsi yang lain menghadirkan dampak lain yang juga tidak diharapkan, sedangkan tidak memilih salah satu dari setiap pilihan juga menjanjikan konsekuensi yang jauh lebih buruk daripada memilih setiap opsi yang ada. Bak makan buah simalakama, semua pilihan sama-sama memberikan konsekuensi yang tidak diharapkan.

Menghadapi realitas dimana kita tidak bisa menghindar dari suatu kondisi yang tak diharapkan memaksa kita untuk bertindak dengan orientasi mencari konsekuensi dengan dampak terkecil terhadap hal terpenting dalam hidup. Dalam menentukan keputusan ini kita membutuhkan orientasi dan skala prioritas yang jelas. 

Kita harus memiliki ketegasan dalam mendeskripsikan hal-hal apa saja yang penting dan tidak penting, hal-hal yang butuh dan tidak butuh, serta hal-hal apa saja yang baik dan tidak baik menurut definisi kita masing-masing. Dengan memiliki kriteria yang jelas maka akan sangat membantu kita dalam memilih dan memilah setiap pilihan yang ada berikut konsekuensi yang mungkin ditimbulkan dari pilihan-pilihan itu. 

Dengan kata lain, kriteria yang jelas akan membantu kita dalam melihat beberapa kemungkinan situasi dan kondisi pada beberapa waktu ke depan. Ibarat permainan catur, setiap langkah yang diambil haruslah mempertimbangkan kemungkinan dilakukannya langkah-langkah yang lain dikesempatan mendatang. 

Kalaupun ada beberapa dampak buruk atau negatif yang mesti diterima ketika menjalani sebuah keputusan tentu tidak menjadi masalah selama tujuan akhir tidak terusik. 

Bahkan mungkin sebuah kondisi dimana kita menghadapi dilema pada setiap pilihan merupakan sesuatu yang harus dilalui agar tujuan utama dapat tercapai. Terkadang dalam bermain catur kita harus mengorbankan lebih dari sekadar pion agar sang raja musuh dapat "dimatikan". 

Selama kita mendesain setiap langkah kita berdasarkan orientasi atau tujuan yang jelas maka untuk mengontrol segala situasi menjadi lebih memungkinkan daripada kita bertindak tanpa perhitungan atau pertimbangan.

Setiap pilihan hadir sebagai konsekuensi dari pilihan yang kita ambil sebelumnya. Misalnya, seseorang diterima kerja di dua perusahaan yang berbeda dengan salary yang hampir sama. Ia memilih untuk bekerja di salah satu perusahaan yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggalnya. 

Selama menjalani masa kerja, ternyata ia mendapati beberapa hal yang tidak nyaman. Kondisi ini menghadirkan dilema baginya, yaitu memutuskan resign dari pekerjaannya itu ataukah tetap bertahan ditengah-tengah situasi yang menguras emosi. Jika memutuskan resign saat itu juga, maka ia akan menjadi pengangguran karena ia belum diterima kerja di tempat lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun