Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

5 Cara Menjadi Pemimpin yang Melayani

2 April 2019   15:27 Diperbarui: 21 April 2021   16:53 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepemimpinan adalah tentang melayani orang lain (Ilustrasi gambar: aspirekc.com)

Sehingga, jikalau ada pemimpin yang mendambakan kebaikan perilaku dari anggota timnya maka terlebih hal itu ia harus mencontohkannya. Seorang pemimpin yang giat untuk belajar menjadi contoh yang baik bagi anak buah agar supaya ikut serta mengembangkan dirinya.

Mengapa begitu penting bagi kita untuk terus belajar dan mengembangkan diri? Karena dunia ini terus berkembang dan gagasan-gagasan di masa lalu bisa jadi tidak berlaku lagi sekarang atau pada masa mendatang. Ketiadaan hasrat untuk meng-upgrade diri adalah bentuk kepasrahan diri terhadap arus zaman. Sehingga tidak akan lagi eksistensi kita sebagai pribadi ataupun tim tanpa kemauan untuk betumbuh dan belajar dari waktu ke waktu.

Kedua, seorang pemimpin harus memiliki sensitivitas terhadap cara kerja timnya. Jangan sampai melakukan pekerjaan dengan cara-cara yang tidak efisien, tidak efektif, dan tidak produktif. Konsep untuk selalu bertumbuh dari waktu ke waktu termasuk diantaranya adalah mengembangkan dan memperbaiki metode lama dengan metode baru yang lebih menjanjikan peningkatan produktivitas. 

Budaya untuk melihat peluang perbaikan disegala lini perlu ditanamkan oleh seorang pemimpin kepada anak buahnya, bahkan mulai dari hal-hal yang kecil. Jangan sampai kita terjebak dalam status quo tanpa mempertanyakan apakah yang saat ini dilakukan sudah benar-benar optimal ataukah masih ada celah untuk melakukan perbaikan. Ibarat pertandingan Moto GP, raihan waktu untuk sekali putaran barangkali mencapai 1 menit 30 detik mungkin bisa dikatakan sebagai capaian yang bagus. Akan tetapi tim balap Moto GP akan terus mengupayakan agar capaian itu bisa diperbaiki hingga mendapatkan waktu 1 menit 29 detik atau bahkan lebih cepat lagi untuk sekali putaran. 

Menemukan yang lebih baik lagi di masa-masa mendatang. Prinsip better lebih tepat dipergunakan daripada best. Better membuat kita terpacu untuk mencari solusi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Sedangkan best cenderung membuat kita berpuas diri yang pada akhirnya kehilangan hasrat untuk bertumbuh.

Ketiga, menemukan komposisi tim yang sesuai untuk mendukung kinerja tim sehingga bisa secara optimal menjalankan setiap pekerjaan yang ada, karena terkadang komposisi tim seperti struktur organisasi berpotensi membatasi efektivitas kerjasama tim. Sehingga tidak perlu adanya penyakralan struktur dalam sebuah organisasi. Harapannya adalah kemampuan tim bisa tereksplorasi secara maksimal tanpa banyak ruang yang membatasinya. Pada akhirnya bertumbuh adalah sebuah keharusan yang mesti dilakukan semua tim yang ingin menjaga eksistensinya.

IV. Value Result and Relationship

Menghargai hasil dan relasi adalah sebuah cara pandang seorang pemimpin yang mengutamakan hasil sebagai sesuatu yang paling diharapkan. Sebuah tim yang berkompetisi mengharapkan hasil maksimal sebagai juara. Sebuah tim sepakbola yang berkompetisi ingin memenangi gelar. 

Sebuah perusahaan yang berkompetisi dengan perusahaan sejenis lainnya menginginkan menjadi pemenang persaingan pasar. Setiap pemimpin tentu memiliki hasrat untuk mendapatkan hasil terbaik dari usaha serta kinerjanya. 

Harapan itulah yang perlu untuk ditanamkan kepada anggota timnya sehingga hasil akhir juga menjadi perhatian penting semua anggota tim.

Ada satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam peranan kita sebagai pemimpin. Bahwa kita berhubungan dan berkomunikasi dengan manusia yang memiliki emosi dan juga pemikiran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun