Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menyoal Makna Loyalitas Kerja

14 Maret 2019   12:48 Diperbarui: 14 Maret 2019   18:45 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Loyalitas seseorang cukupkah diukur oleh waktu ? (Ilustrasi gambar: marketingland.com)

Kata orang, kerja itu harus loyal. Bagi sebuah perusahaan, loyalitas adalah dedikasi yang sangat diharapkan ada didalam diri para karyawannya. Bahkan sangat banyak organisasi-organisasi yang menjadikan istilah loyalitas ini sebagai pedoman dasar organisasi. Loyalitas memang menjadi garansi dari sebuah kinerja maksimal seseorang terhadap komunitas atau organisasi yang dianutnya. 

Tidak sedikit yang rela mengorbankan banyak hal dari kehidupannya demi kepentingan organisasi, institusi, atau perusahaan. Materi, pemikiran, hingga waktu merupakan hal-hal yang biasanya dijadikan pijakan untuk mengukur seberapa besar loyalitas yang dimiliki seseorang terhadap organisasi atau komunitasnya. 

Beberapa orang rela mengeluarkan kocek pribadi untuk mendukung kepentingan perusahaan, sebagian orang rela memberikan sebagian besar waktu sehari-harinya untuk menjalani pekerjaan diluar jam yang ditentukan, dan tidak sedikit yang sampai harus memeras otak lebih dari porsi yang dibebankan demi menghasilkan sebuah kontribusi bagi organisasi. 

Pertanyaannya sekarang, apakah yang disebut dengan loyalitas itu adalah kita pergi berangkat kerja lebih pagi dari yang lain dan pulang paling akhir? Apakah loyalitas itu sama artinya dengan memperlama durasi waktu di tempat kerja meski jam kerja sudah usai? Apakah loyalitas itu adalah sebuah tuntutan ataukah suatu kerelaan yang muncul dari kesadaran diri setiap pribadi?

Seringkali sebuah organisasi atau komunitas menuntut adanya loyalitas dari masing-masing anggotanya. Sangat banyak perusahaan yang "mempersyaratkan" loyalitas sebagai suatu habbit yang seharusnya dimiliki oleh setiap karyawan mulai dari level terendah hingga level tertinggi. Sehingga banyak yang memaknai bahwa loyalitas itu adalah suatu kewajiban yang secara tidak langsung dibebankan kepada setiap elemen organisasi. Mungkin diantara kita ada yang bertanya tentang apa sebenarnya hukum dan sifat dari loyalitas itu. Wajibkah? Sukarelakah? Pemaksaankah? Karena tidak jarang para pemimpin organisasi mengharuskan anak buahnya untuk memberikan loyalitasnya. 

Salah seorang rekan bahkan pernah bercerita terkait pengalamannya bekerja disalah satu perusahaan asing yang memberlakukan jam kerja mulai dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Ketika jam waktu kerja sudah menunjukkan pukul 17.00 pertanda jam kerja berakhir, rekan saya yang bersiap-siap untuk pulang malah diberikan pertanyaan sinis "Mau kemana?" Mungkin budaya di perusahaan tersebut secara tidak langsung "mengharuskan" pekerjanya untuk pulang lebih dari jam kerja yang ditentukan. 

Budaya di perusahaan tersebut memaknai loyalitas kerja adalah bekerja melebihi jam kerja yang sudah ditentukan. Mungkin hal ini tidak hanya terjadi di perusahaan tempat rekan saya bekerja. Masih ada banyak lagi organisasi-organisasi di luar sana yang menerapkan hal serupa. Sebuah keharusan yang tidak diharuskan, barangkali itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi ini.

Beberapa perusahaan memberikan apresiasi kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerjanya dengan upah lembur, tapi beberapa perusahaan yang lain tidak memberikan apresiasi apapun. Bagi sebagian orang mungkin tidak menjadi masalah ketika mereka harus berlama-lama di tempat kerjanya, bahkan jikalau harus menginap di tempat kerja juga tidak masalah bagi mereka. Namun apakah itu bisa disamaratakan untuk yang lain? 

Mempersoalkan ketidakbersediaan seseorang untuk pulang jauh melewati durasi waktu kerja yang ditetapkan sebagai suatu tindakan tidak loyal kepada organisasi atau perusahaan menurut saya adalah penilaian yang tidak tepat. Jikalau memang suatu perusahaan membutuhkan karyawannya untuk berada jauh lebih lama di tempat kerja, maka berlakukan jam kerja lebih lama atau jalankan sistem kerja lembur dalam proporsi yang sesuai. 

Pada dasarnya memang harus ada kesepahaman dari kedua belah pihak. Apabila karyawan sebuah perusahaan telah bekerja dengan baik menjalankan tugas-tugas hariannya, maka melabeli mereka sebagai orang yang tidak loyal karena mengakhiri pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan adalah bentuk penilaian yang egois. Jangan menganggap setiap orang itu seharusnya bisa pulang larut malam demi suatu loyalitas terhadap organisasi atau perusahaan. 

Bagaimanapun juga mereka memiliki keluarga dan kehidupan lain yang juga perlu diperhatikan. Menilai orang lain dengan proporsi penilaian yang sama terhadap diri sendiri adalah bentuk ketidakpahaman dan rendahnya empati seseorang. Anda bukanlah saya, dan begitupun sebaliknya. Kepentingan dan kehidupan kita berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun