Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kontemplasi Hujan

9 Maret 2019   08:26 Diperbarui: 10 Maret 2019   07:10 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan adalah anugerah, bukan musibah (Ilustrasi gambar : cdn2.tstatic.net)

Momentum untuk memperbaiki perilaku kita seringkali tidak ter-maintain dengan baik. Sudah berapa kali seruan untuk menjaga alam dan merawat lingkungan ini digaungkan? Sudah sejak lama pastinya. 

Terkadang kesadaran diri terhadap suatu kesalahan itu datang terlambat. Baru ingat bahwa tindakannya kurang tepat pada saat menerima konsekuensi yang tidak diinginkan. Pada akhirnya seiring terus berulangnya situasi dan kondisi ini setiap tahunnya membuat pola pikir seseorang cenderung suka meremehkan dan menganggap enteng sesuatu. "Oh, banjir sudah biasa terjadi disini!", "Kami menunggu anksi dari pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan tahunan yang terjadi di setiap musim hujan." Apakah kalimat-kalimat itu yang biasanya kita lontarkan?

"Telah tampak kerusakan di darat dan di alur sebagai akibat ulah tangan manusia sendiri...". Hujan memiliki nilai manfaat yang luar biasa bagi manusia. Alam memiliki sikap yang bersahabat kepada kita apabila kita bersahabat kepada mereka.  

Dan hal inilah yang harus kita renungi bersama. Peringatan bahwa intensitas hujan akan meningkat disatu sisi memiliki maksud untuk mencegah potensi masalah yang ditimbulkan oleh air hujan. 

Akan tetapi disisi lain peringatan itu sebenarnya adalah teguran bagi kita untuk melihat kembali perilaku kita terhadap alam kita. Sudahkah kita bersikap baik kedapanya ataukah justru perbuatan kita selama ini sudah semena-mena. Mari berkontemplasi untuk menata ulang sikap kita kepada alam.

Salam hangat,
Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun