Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Evolusi Kepemimpinan Lintas Generasi

4 Maret 2019   14:26 Diperbarui: 4 Maret 2019   16:42 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generasi ke generasi, memimpin sesuai perkembangan zaman (Ilustrasi gambar : blogs-images.forbes.com)

Generasi X yang sudah memasuki periode usia antara 39 hingga 58 tahun umumnya tengah berada pada tahap puncak karir. Sebagian ada yang mencapai masa puncak karir, namun sebagian yang lain ada yang memasuki masa-masa pensiun. 

Sudah tidak lama lagi atau bahkan mungkin sebagian dari generasi X ini telah digantikan peranannya oleh generasi Y yang tengah berada pada usia keemasan 25 hingga 38 tahun.

Organisasi, institusi, lembaga, atau suatu komunitas yang didalamnya terdiri dari campuran generasi X dan generasi Y atau bahkan generasi Z harus memperhatikan kecenderungan atau karakteristik yang dimiliki oleh setiap generasi. 

Generasi baby boomer dan sebagian generasi X yang memiliki kecenderungan untuk berpegang teguh pada nilai-nilai budaya lama, memegang teguh tradisi masa lalu, dan pragmatis berpotensi terjadi benturan dengan dua generasi setelahnya apabila memilih menggunakan cara pendekatan masa lalu.

Gaya-gaya pengelolaan sumber daya manusia berdasarkan filosofi generasi baby boomer dan sebagian generasi X mungkin memang efektif diterapkan kepada mereka yang memiliki latar belakang serupa. Akan tetapi memberikan pendekatan seperti ini bisa jadi menghadirkan ketidaknyamanan bagi generasi Y atau Z yang berkarakter lebih fleksibel, santai, kreatif, instan, dan inovatif. 

Tidak menutup kemungkinan tingginya angka resign dari tempat kerja para lulusan baru perguruan tinggi disebabkan oleh sistem manajemen organisasi yang sepenuhnya mengadopsi gaya lama, gaya yang diterapkan untuk mereka generasi terdahulu. Sehingga ada ketidaknyamanan bagi generasi Y ataupun Z yang sudah memiliki cara pandang baru terhadap dunianya.

Manajemen Lintas Generasi

Apabila mengacu pada teori manajemen sumber daya manusia Douglas McGregor, generasi baby boomer bisa jadi lebih cocok menggunakan pendekatan tipe-X. Asumsi tipe-X ini antara lain menganggap seseorang itu cenderung tidak suka bekerja sehingga perlu adanya paksaan untuk memastikan mereka memberikan kontribusi terhadap pekerjaannya. 

Selain itu, gaya manajemen ini beranggapan bahwa seseorang itu membutuhkan pengarahan dalam menjalakan tanggung jawabnya serta membutuhkan pengawasan dalam menjalankan setiap langkah kerja.

Tipe-X ini mendesain sebuah sistem kerja yang menuntut kepatuhan. Sedangkan tipe-Y memiliki cara pandang sebaliknya. Setiap orang dianggap sebagai pribadi yang bertanggung jawab dan penuh motivasi dalam pekerjaan, hanya memerlukan sedikit bimbingan, menganggap pekerjaan adalah bagian dari hidup, dan dalam menyelesaikan masalah lebih kreatif serta imajinatif. Generasi X (sebagian diantaranya), generasi Y, dan generasi Z mungkin lebih cocok menggunakan gaya manajerial ini.

Sebagai contoh Google sebagai perusahaan teknologi yang berusia relatif muda namun penuh potensi mendesain sistem kerja yang merangsang penuh kreativitas karyawannya. Pekerjaan mereka tidak kaku dengan tata kelola ruangan formal sebagaimana kebanyakan perusahaan lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun