Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menata Impian (Lagi)

11 Desember 2018   07:36 Diperbarui: 11 Desember 2018   07:47 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Merupakan sebuah keyakinan universal bahwa setiap orang yang ingin berhasil di masa depannya haruslah memiliki impian. Impian adalah destinasi, patokan, dan pondasi kita dalam melangkah dan berusaha. Bagaimana mungkin langkah akan tergerak dan tindakan akan dilakukan jikalau tidak diketahui maksud dan tujuannya. 

Ketiadaan impian atau cita-cita hidup akan menjadikan lingkungan di luar diri kita sebagai pengendali sekaligus penentu kehidupan kita. Akan menjadi apa diri kita dimasa depan  hal itu samasekali berada diluar jangkauan kita apabila tidak ada impian apapun yang kita miliki. 

Sayogyanya hal ini perlu kita sadari dan pahami bahwa impian itu bukanlah sebuah angan-angan atau hiasan pikiran semata. Impian adalah blue print dari realitas hidup yang kita inginkan terjadi dimasa yang akan datang.

Diantara kita mungkin masaih ada yang berpandangan bahwa hidup itu cukup mengalir saja, tidak perlu muluk-muluk bermimpi akan banyak hal untuk dicapai. Tapi ada sesuatu yang perlu kita perhatikan perihal pentingnya keberadaan sebuah impian atau cita-cita ini. 

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa orang-orang yang menjalani kehidupannya tanpa memiliki impian yang jelas ternyata kondisi hidupnya atau dalam hal ini penghasilannya hanya berada pada tingkat rata-rata saja. Sedangkan orang-orang yang memiliki gambaran masa depan yang jelas memiliki jumlah penghasilan tiga kali lipat lebih besar dibandingkan mereka yang tidak memiliki impian jelas. 

Untuk orang-orang dengan keberadaan impian yang jelas dalam hidupnya dan menuliskan impian itu, mereka  ini memiliki tingkat penghasilan sepuluh kali lipat lebih besar daripada mereka yang hidup tanpa kejelasan impian. 

Apabila tingkat penghasilan ini dianggap sebagai salah satu parameter keberhasilan, maka orang-orang yang memiliki GAMBARAN CITA-CITA YANG JELAS dan MENULISKANNYA akan memiliki tingkat keberhasilan paling tinggi. Hal ini setidaknya menjadi penyadaran bagi kita bahwa impian seseorang memiliki peranan penting dan tidak bisa dianggap remeh.

Kita pasti sudah sangat tidak asing lagi dengan istilah impian, cita-cita, visi, misi, atau tujuan hidup. Banyak sekali yang membicarakan tentang hal ini dan tidak sedikit yang mengangkatnya sebagai topik diskusi, seminar, maupun pelatihan.

Bahkan setiap memasuki periode pergantian tahun ada begitu banyak topik bahasan tentang pembuatan resolusi tahun baru. 

Apa saja yang ingin diwujudkan di tahun baru tersebut. Hanya saja hal ini terkesan sebagai euforia atau tren sesaat saja. Begitu atmosfer pergantian tahun sudah memudar maka sangat sedikit sekali yang konsisten dalam menapaki resolusi barunya tersebut. 

Hingga pada akhirnya resolusi itu hanya sekadar menjadi agenda penulisan rutin tahunan yang diulang setiap menjelang pergantian tahun saja, sedangkan tidak memberikan hasil apapun setelahnya. Mengapa? Mari kita lihat kedalam diri kita masing-masing untuk mengetahui jawabannya.

Let's grow up.

Agil S Habib

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun