Mohon tunggu...
Agid Satrio
Agid Satrio Mohon Tunggu... Penulis - --

Neuron Abu2

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Melihat Masa Depan Petani Kopi Nusantara

8 Agustus 2018   19:53 Diperbarui: 8 Agustus 2018   20:19 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: revivalcoffeemd.com

Dengan meningkat tren kopi tersebut maka kebutuhan kopi di Indonesia juga meningkat ditambah lagi orang-orang luar negri mencari biji kopi juga ke sini maka bisa dibilang kopi sudah menjadi komoditi yang unggul bagi Indonesia. 

Melihat data yang diberikan ( Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia ) menyatakan bahwa tahun 2018 produksi kopi nasional mencapai angka 660.000 ton -- 690.000 ton. Di sisi lain Pemerintah juga mendukung untuk meningkatkan jumlah produksi kopi nusantara menjadi lebih baik.Biji kopi Indonesia memang terkenal akan kualitasnya dibanding dengan kopi luar negri lainnya. Bayangkan saja saking bagusnya kualitas kopi Nusantara harga biji kopi yang sudah di roasting / kg nya bisa mencapai 300 -- 500 ribu untuk kelas yang premium dan 150-300rb untuk kelas biasa.

Dari data diatas, kita bisa melihat harusnya kopi bisa menjadi sumber perekonomian Indonesia dan juga bisa meningkatkan kesejahteraan petani kopi di sini. Namun realitas yang terjadi, petani kopi di Indonesia malah merasakan kesenjangan yang tinggi antara petani kopi dengan pengepul kopi ataupun penikmat kopi. Biji kopi yang sudah dipanen dan diolah pasca panen oleh petani bisa dibilang ini adalah biji kopi green bean atau biasa disebut biji siap roasting ternyata dihargai 25-27 rb / kg berbeda sekali ketika biji kopi sudah diroasting yang harganya melambung tinggi. 

Letak permasalahan para petani di Indonesia yaitu belum adanya regulasi yang mengatur tentang kesejahteraan para petani kopi di Indonesia. Karena biasanya seperti ini, ketika tanaman kopi sudah siap panen dan buahnya sudah dipetik dari pohonnya maka buah kopi (red bean) tersebut harus diolah kembali untuk menghasilkan green bean atau biji kopi siap roasting biasanya harganya setelah diolah sekitar 25 rb an, pengolahannya pun beragam ada fully wash,semi wash, natural, honey proses dan wine proses. 

Namun semua itu memerkelukan alat-alat yang membantu pengolahan buah kopi setelah panen. Ketika buah kopi (red bean) sudah dipetik dan harus diolah, banyak petani di Indonesia tidak langsung mengolahnya melainkan langsung menjual kepada pengepul kopi dampaknya apa, harga dari kopi tersebut sangat jatuh turun hanya berkisar 5-10 rb / kg karena memang biji kopi tersebut perlu diolah dulu hingga siap roasting. 

Alasan banyak petani melakukan ini karena mereka belum memiliki peralatan yang mendukung untuk melakukan pengolahan walaupun ada juga petani-petani di Indonesia yang memiliki alat-alat pengolahan sendiri. 

Namun biasanya petani yang sudah bisa mengolah biji kopi pasca panen mereka pada umumnya sudah memiliki naungan organisasi petani baik dengan pemerintah maupun dengan organasi masyarakat yang menaungi petani tersebut, Sayangnya tidak banyak petani kopi di Indonesia yang memiliki hal ini. 

Alhasil dengan harga jual biji kopi yang jatuh itu berdampak juga kepada kesejahteraan petani kopi, ditambah pohon kopi hanya bisa panen sekali dalam setahun maka para petani pun banyak yang mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan sembari menunggu masa panen kembali pohon kopi mereka.

Hal tersebut membuat penghasilan petani kopi tidak begitu besar dibandingkan dengan para pengepul kopi yang membeli biji kopi mentah dari petani dan mengolah sampai ke tingkat roasting baru dijual yang harganya bisa mencapai 100-300 atau bahkan lebih untuk yang kelas premium. 

Coba bayangkan masa panen kopi yang hanya bisa sekali dalam setahun belum lagi dari pohon kopi yang akan panen tidak semua buahnya berkualiatas baik misal dari buah kopi (red bean) yang sudah dipetik saat panen rata-rata 20-30% dari total buahnya tidak berkualiatas baik dan tidak bisa diolah ke proses selanjutnya karena nantinya biji kopi tersebut tidak memiliki cita rasa yang sebenarnya. 

Ditambah lagi jika petani langsung menjual biji kopi ( read bean ) maka harga akan sangat jatuh, pun sama jika petani menjualnya ke para pengepul-pengepul kopi pastinya mereka akan menawar harga kepada petani dengan harga semurah-murahnya karena jelas mereka beorientasi ke arah komersil yang akan menjual kembali kepada penikmat kopi dengan harga tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun