Mohon tunggu...
Aghry Amirul Salman
Aghry Amirul Salman Mohon Tunggu... Lainnya - Hi I'm Here

tulisan merupakan pelarian dari liarnya pikiran

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Imaji Mimpi

24 Februari 2021   10:39 Diperbarui: 24 Februari 2021   10:44 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"wahh kebetulan mas untuk setengah dari pembagian modal bisa mas, ntar untuk setengahnya lagi bisa di bayar ketika mas sudah ada penghasilan." Kata Tomy memberikan harapan, bak anak kecil yang di berikan mainan Ares sangat girang ketika tau akan hal tersebut.

Setelah negosiasi dan mengobrol akhirnya Ares setuju akan hal tersebut semua persyaratan ia setujui, namun ia lupa untuk memberikan informasi kepada Ezer. Akhirnya sahabat dekatnya itu marah besar dan Ares langsung menceritakan semuanya. Setelah Ezer mendengar hingga selesai sepertinya ada yang mengganjal di hatinya dan ia pun menyuruh Ares untuk membatalkannya, tapi Ares bersih kuat untuk melanjutkan persetujuan tersebut, karena menurutnya ini kesempatan bagus, akhirnya dengan berat hati Ezer menyetujui.

Satu minggu berjalan semua persyaratan telah terpenuhi uang modal yang Ares miliki pun telah di berikan, Ares memutuskan untuk menutup warkopnya yang berada di pinggiran kota. Ia menunggu konfirmasi dari Tomy saat itu sembari membereskan warung kopi yang ia rintis sejak lulus dari SMA beberapa bulan yang lalu. Dua jam sudah berlalu ia pun beres membersihkan dan merapihkan semuanya, lalu ia duduk di bangku depan meja pesan yang saat itu pernah di duduki oleh pak Tomy, ia membuka telpon genggamnya. 3 jam berlalu tak ada kabar sedikit pun dari pak Tomy gelisah cemas dan tidak sabar bercampur aduk di hatinya, ia pun mulai berfikir yang tidak-tidak. pergantian siang menuju sore menemani Ares dengan sangat lamanya, dirinya memutuskan menghubungi Ezer yang sedang berada di kampusnya, tapi karena sepertinya Ezer sedang ada kelas ia tidak dapat menghubunginya Ezer tidak mengangkat telpon Ares, kini Ares semakin panik lalu ia memutuskan untuk menghubungi pak Tomy secara langsung, tapi sudah beberapa kali pun tak di angkat olehnya. Rasa cemas khawatir akan dirinya tertipu semakin liar di otaknya lalu ia mencoba menghubungi melalui WA dan setelah di lihat ternyata Ares terblok, baru di situlah Ares menyadari bahwa ia tertipu oleh Tomy seseorang yang telah mengharapkan untuk membantu usahanya lebih maju lagi kini sirna, uang modal yang Ares miliki kini sudah habis terbawa kabur oleh Tomy, dan ketika ia tanyakan kepada cafe yang di sebut Tomy pegawai di sana tidak pernah mendengar atau pun mengetahui ada di antara mereka yang bernama Tomy.

"pantas saja selama ini saat mengurus persyaratan tidak pernah di cafe tersebut dan selalu mengajak di tempat lain." Ujar Ares kesal dalam hati. 

Setelah kejadian tersebut kini Ares jatuh sakit, karena terlalu banyak pikiran jadi ia hanya mampu terbaring kembali di kasur yang ia miliki di kamarnya tepat beberapa bulan yang lalu ia mengingat mimpinya yang sangat nyata, tapi ia melihat keadaan sekarang yang jauh dari realita selama ini yang ia punya, rasa kesal, sedih, putus asa, bersatu dalam dirinya tapi ia tetap masih bertekad untuk melanjutkan kembali usahanya karena ia masih mempunyai warung kopi yang telah ia tutup, walau penghasilan yang ia dapat selama ini di bawa kabur oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 

Sebulan setelah kejadian tersebut dengan berbekal pengalamannya dan kesalahan yang telah ia perbuat kini Ares lebih berhati hati lagi dan lebih bekerja keras, ia perlahan merangkak lagi untuk bisa berjalan setelah sebelumnya ia hampir lari. Ezer yang masih sibuk dengan kuliahnya masih selalu membantu Ares di tengah waktu luangnya, entah itu secara fisik ataupun pemikiran-pemikiran yang ia dapatkan ketika di kelas. Sebenarnya Ezer sudah muak dengan Ares karena sebelumnya Ares tidak mau mendengarkan perkataan Ezer, tapi kerena memang niat awal Ezer adalah akan selalu membantu Ares, ia bersih kuat untuk tetap mendukung sampai kapan pun.

"ini kesempatan lu sekali lagi, orang-orang di luar sana jarang yang bisa bangkit lagi kaya lo, soalnya mereka percaya kesempatan tidak akan datang 2 kali, jadi lo harus membuktikan buat diri lo sendiri bahwa itu salah, lu kan mau jadi orang kaya yang naek kuda putih punya istri cantik." Kata Ezer memberi semangat sembari mengejek Ares.

"iyaa bawel amat si lu, ntar kalo gw dah kaya mulut lu gw sumpel pake kertas yang ada gambar soekarno hattanya ya, kalo perlu segepok dah." Kata Ares bercanda dengan nada yang kesal.

6 bulan setelah ia memulai kembali bisnisnya Ares bangun sebelum matahari terbit, ia tidak bisa tidur malam itu karena bisnis yang ia jalankan sampai saat ini ternyata belum menemu titik temu, ia malah kesusahan mendapat keuntungan, kini ia sedang berada di ujung kerugian. Ia tidak pernah menyangka bahwa apa yang telah ia lalui selama ini ternyata hanya sia sia, rasa semangat yang ia miliki satu tahun yang lalu kini sirna entah kemana, Ares terus mengutuk kepada dirinya sendiri kenapa dia tidak mampu mencapai mimpinya, pagi itu di pikirannya terlintas kata kata yang pernah Ezer katakan bahwa kesempatan tidak akan datang dua kali. Ares menangis pagi itu, ia yang merupakan orang terkuat di hadapan orang-orang tedekatnya kini menangis lemas di kesendiriannya, kini ia benar benar putus asa apa yang ia mimpikan ternyata memang hanyalah fiksi yang tak mampu untuk ia non fiksikan. Ares menyerah, psarah di hadapan kuasa menerima nasib yang tak bisa di ubah, meratapi keadaan. isak tangis kecil dari seorang remaja muda yang menyerah begitu saja padahal perjuangannya belum seberapa tapi ia menganggap dirinya lah yang paling bekerja keras, ia belum sadar akan semua hal itu. 

Tepat hari itu ia menjual warung kopi yang ia miliki untuk membayar hutang-hutang yang ia punya karena di landa kerugian, Ares pun harus membelikan ibunya obat karena kini orang yang ia sayangi dan ia miliki satu-saunya sudah mulai sakit-sakitan kini ibunya sudah tidak lagi berjualan keripik singkong di depan rumahnya, Ares memutuskan untuk melanjutkan bisnis kecil-kecilan ibunya itu untung menyambung hidup sembari merawat ibunya di rumah. Ezer yang merupakan sahabat lamanya pun tidak bisa berbuat apa-apa untuk Ares ia harus fokus terhadap kuliahnya sekarang.

Hari berlalu begitu cepat satu tahun sudah Ares bertahan hidup dari hasil berjualan keripik singkong di depan rumahnya, pagi itu cukup membahagiakan untuk Ares karena ibunya yang selama ini sakit tiba-tiba saja sembuh bahkan sudah berencana membantu Ares berjualan, tapi Ares menolaknya karena ia lebih memilih untuk menyuruh ibunya beristirahat terlebih dahulu. Siang itu ketika Ares sedang menjaga etalase keripik singkongnya terdengar suara perabotan dapur yang jatuh, lalu tanpa berfikir panjang ia kangsung mengeceknya, setelah sampai dengan paniknya Ares mellihat ibunya yang terjatuh tergeletak di lantai dirinya kaget setengah mati langsung berteriak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun