Mohon tunggu...
Aghry Amirul Salman
Aghry Amirul Salman Mohon Tunggu... Lainnya - Hi I'm Here

tulisan merupakan pelarian dari liarnya pikiran

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Imaji Mimpi

24 Februari 2021   10:39 Diperbarui: 24 Februari 2021   10:44 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini pikiran Ares semakin liar di tambah jawaban Ezer yang dengan tiba-tiba bisa berkata seperti itu, tapi Ares mencoba untuk berfikiran positif, mungkin apa yang di katakan Ezer hanyalah candaan belaka. 

Hari berlalu seperti biasanya pergantian pagi ke siang menuju petang di habiskan dengan belajar di kelas, ketika pelajaran b.indonesia hari itu yang merupakan pelajaran terakhir.

"baik anak-anak bapak cukupkan sekian dan tolong minggu depan kalian sudah membawa cerita novel kalian yang telah di ketik." Ujar pak Tomy sesaat sebelum bel berbunyi. 

"pak kalo tema ceritanya apa ya pak?." Tanya Danan teman sekelas Ares sambil mengangkat tangan, yang kebetulan duduk tepat di depannya.

"cita-cita mu apa nan?." Pak Tomy balik bertanya kepada Danan. Dengan wajah sedikit kebingungan Danan menjawab dengan ragu-ragu.

"ee gatau pak paling mentok-mentok jadi OB." Jawab Danan di ikuti tawa kecil dari mulutnya. Mendengar jawaban tersebut pak Tomy langsung menundukan kepala dan menahan dengan satu tangannya sembari tersenyum.

"oke anak-anak jadi untuk temanya itu bapak menyarankan cita-cita kalian, apa yang ingin kalian capai coba buat jadi sebuah cerita, bapak mempersilakan kalian untuk menulis fiksi kalian kedepannya, tapi kalo kalian pengen tema yang lain silakan bapak tidak melarang."

Bel pulang pun langsung berbunyi semua anak-anak berlarian meninggalkan kelas dan sekolah, kecuali Ares. Ia terdiam merenung kembali lagi dan lagi memikirkan apa yang ia mimpikan tadi malam apalagi setelah mendengar perkataan pak Tomy tadi mengenai cita-cita. Suasana kelas yang mulai sunyi dan hiruk pikuk terdengar di luar kelas yang kian pergi, langkah kaki pelajar yang ingin pulang di buntuti sinar senja yang tak muncul karena angin kencang dan udara sore yang terasa panas menandakan akan turunnya rinai sebelum hujan. Pikiran Ares yang semakin liar menemukan titik temu kala itu, entah kenapa rasa rindu Ares dengan mimpinya terasa nyata, bagai pungguk merindukan bulan sontak ia berjanji pada diri untuk mengejar angan dari apa yang ia mimpikan tadi.

Ares menengok ke jendela kelas yang mengarah ke lapang sekolah, ia melihat ke sebelah timur dan menemukan Ezer yang sedang berdiri seperti menunggu sesuatu. Ares pun langsung keluar mendatanginya, dan benar saja Ezer menunggu Ares untuk bertanya perihal tugas Matematika. 

Sebenarnya Ezer lebih pintar di bandingkan Ares, di sekolah Ezer selalu mendapat peringkat 3 besar sedangkan Ares selalu berada di peringkat tengah. Alasan yang selalu keluar berulang kali dari Ares ketika berbicara masalah peringkat, ia selalu mengatakan bahwa hak manusia dari Tuhan yang paling besar adalah kebebasan yaitu merdeka dari segalanya begitu pun dalam belajar, ia tidak suka karena sistem pendidikan yang selalu menekan dan lebih mementingkan semua nilai pas rata-rata dibandingkan satu nilai yang luar biasa.

"mtk yang 7 soal lu udah belom gen?." tanya Ezer pada Ares lalu tersenyum, karena ia sudah tau jawabannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun