Mohon tunggu...
Aghry Amirul Salman
Aghry Amirul Salman Mohon Tunggu... Lainnya - Hi I'm Here

tulisan merupakan pelarian dari liarnya pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pendakian

13 November 2020   10:39 Diperbarui: 13 November 2020   10:46 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi pribadi

Dengan kaki yang sudah mulai lelah kami kembali melangkah, di hadapkan dengan tanjakan-tanjakan licin di iringi gerimis hujan yang berasal dari kabut tebal di atas puncak. Itu tandanya puncak sudah hampir dekat. Tapi entah mengapa rasa-rasanya itu hanyalah fatamorgana belaka, suasana puncak memang sudah terasa tapi lama sekali dan tidak sampai-sampai ketika berjalan.

Tiga jam sudah berlalu, karena hujan semakin lebat kami memutuskan untuk rehat sejenak, di tengah obrolan pelepas penat Tiko tiba-tiba panik.

"kenapa kamu ko, santai dulu lah ada apa? cerita-cerita!." Kata ejra sembari memainkan botol minum.

"konci motor urang ey dimana?!." (kunci motor aku dimana) Kata tiko panik meraba raba saku jaketnya.

"jangan aneh-aneh cari lagi yang bener." Kata roy sembari membantu Tiko mencari di tas kecil yang sedang di pakai Tiko.

Entah apa yang menimpa Tiko saat itu, mulai dari tas carriernya yang putus, dan sekarang kunci motornya hilang entah kemana. Setelah mencari-carinya cukup lama, kami tidak menemukan apapun, dan ketika kami tanya Tiko pun yang ia ingat terakhir saat memasukannya ke saku jaketnya.

Pada akhirnya yang bisa kami lakukan saat itu adalah menenangkan Tiko dan mulai kembali melanjutkan.

"kalo itu emang rejeki pasti ntar juga balik ko, siapa tau ada di tas, ntar kalo udah di puncak kita cari lagi." Kata temanku Derin menenangkan Tiko.

Akhirnya kami melanjutkan kembali perjalanan, dan setelah melewati banyak sekali tanjakan dan juga drama-drama kecil dijalan, tepat pukul 5 sore kami sampai di puncak. Memang pemandangannya tak begitu bagus karena tertutup kabut dan hujan, tapi setidaknya kami bisa tenang karena bisa sampai dipuncak. 

Tanpa beristirahat kami langsung mendirikan tenda, karena melihat kondisi hujan dan kami takutnya salah satu diantara kita terkena Hipotermia (sebuah penyakit yang bisa menyerang kepada seseorang ketika kedinginan yang berlebihan). Ya setidaknya jika sudah ada tenda kita bisa menghangatkan diri sembari memasak dengan kompor. Ditambah lagi kami takut hujan akan semakin deras.

Dan benar saja setelah kami mendirikan tenda dan memasukan barang-barang, hujan kini turun lebih deras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun