Mohon tunggu...
Aghnia Nuur Intan
Aghnia Nuur Intan Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Universitas Islam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan yang Terjadi pada Keluarga di Masa Pandemi Covid-19

17 Januari 2021   17:17 Diperbarui: 17 Januari 2021   17:20 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tak terasa, sudah hampir setahun kita menghadapi pandemi covid-19 ini, dan sudah banyak juga dampak yang kita rasakan. Virus yang cukup berbahaya karena penyebarannya yang cepat jadi mengharuskan kita untuk mengerjakan semua pekerjaan di dalam rumah dan harus meminimalisir kegiatan di luar. 

Demi mengurangi kasus covid-19 yang terus menerus meningkat, kita semua berjuang untuk menghindari kerumunan, lebih menjaga kebersihan serta menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga. 

Melakukan kegiatan bersama dengan keluarga 24 jam setiap harinya tentu memicu timbulnya kebiasaan-kebiasaan baru yang sebelumnya tidak ada, dan suasana di dalam rumah pun menjadi terasa berbeda. Banyak sekali hikmah yang kita dapat dari pandemi ini, contohnya kita jadi lebih sering menghabiskan waktu bersama keluarga, mengenal mereka lebih dalam, serta saling menjaga satu sama lain.

Kegiatan yang biasa kita lakukan di luar rumah seperti bekerja atau sekolah akan terlihat oleh orang-orang yang berada di rumah. Kita akan saling mengetahui kebiasaan apa yang biasanya terjadi ketika kita sedang mengerjakan pekerjaan tersebut di luar rumah. Hal tersebut bisa menjadi dampak positif maupun negatif. 

Dampak positifnya, orang tua akan lebih mengenal sifat anaknya ketika di sekolah, pasangan suami istri akan lebih mengetahui kesibukan apa saja yang biasa dilakukan pasangannya, antar saudara kandung pun akan lebih akrab karena keseharian mereka yang terus bersama, dan masih banyak lagi.

Selain dampak positif, tentunya ada pula dampak negatifnya. Salah satunya adalah karena terlalu sering bertemu bisa menyebabkan kebosanan dan lebih sering timbul pertengkaran. Tetapi jika hidup bersama dan terus menerus bertemu, biasanya memang akan sering bertengkar, namun akan mudah juga untuk berbaikan.

Bukan hanya budaya keluarga inti saja yang berubah selama pandemi, tetapi budaya keluarga besar pun ikut berubah. Seperti saat hari raya idul fitri tahun 2020 yang dirayakan oleh umat muslim, yang biasanya ada tradisi mudik ke kampung halaman setiap tahunnya, namun tahun kemarin berbeda. Kita hanya bisa merayakannya di rumah masing-masing bersama keluarga inti. 

Kegiatan berkumpul, bersilaturahmi dan makan ketupat bersama keluarga besar pun ditiadakan karena pandemi saat ini. Bahkan sholat idul fitri yang biasanya dilakukan berjamaah di lapangan dekat rumah pun jadi terpaksa ditiadakan, karena khawatir akan menimbulkan kasus-kasus covid baru.

Dalam menyikapi perubahan tersebut, banyak orang yang perlu waktu yang cukup lama untuk beradaptasi dan adapula yang cepat beradaptasi. Tak jarang pula kita dapati orang-orang di luar sana yang bandel dengan tidak menaati protokol kesehatan karena bosan dengan keadaan yang terus seperti ini. Sebagai warga negara yang baik, janganlah kita melanggar aturan yang sudah di tentukan. Karena selain menjaga diri kita serta keluarga, kitapun harus peduli terhadap masyarakat sekitar. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun