Mohon tunggu...
Agus Hendri
Agus Hendri Mohon Tunggu... Lainnya - Skill in the muisc, planting, class and beyond

Menyatukan kekuatan budaya daratan/pedalaman & lautan/pesisir, mjdi sebuah kekuatan yg mendasar utk semua kalangan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kurikulum yang Serasi

18 Februari 2018   01:19 Diperbarui: 18 Februari 2018   21:56 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Harapan kurikulum, dengan penguasaan teknologi menjadikan pelaku pendidikan (Guru, murid, orang tua) terhubung dalam komunikasi yang cepat, handal, dan mempermudah. Kemampuan pedagogik menjadikan pelaku pendidikan menjadi bergairah, nyaman, tanpa beban, penuh semangat. Ketersediaan dan kemauan akan pentingnya literasi menjadikan semua target kurikulum menjadi lebih mudah dan cepat  dipahami.

Dari ketiga komponen tersebut mana yang lebih penting di era milenial ini? Yaitu penguasaan teknologi digital, penguasaan teknologi berbasis awan (cloud computing) inilah menjadi tantangan kita untuk saat ini dan ke depannya yang tidak bisa ditawar lagi. 

Saat ini para pendidikan terlalu fokus kepada teks. Padahal pergeseran telah terjadi sejak boomingnya media sosial, yang mana anak-anak kita kini lebih suka dengan konten dalam format video. Kita seperti masih terjebak di zaman mengetik. Walaupun teks masih diperlukan, namun video akan membuat konten terasa lebih mendalam. Konten digital tumbuh sangat cepat, mengalahkan minat baca dan menulis anak.

Pembelajaran dengan dukungan cloud computing, net, dan aplikasi harus kita adopsi. Jika tidak, pendidikan kita akan ketinggalan, akhirnya kurikulum yang ada di depan selangkah daripada kita pendidik, padahal kurikulum hanya dibuat 10 tahun sekali, sedangkan pengetahuan berkembang setiap waktu, seharusnya kita yang mengiringnya dengan tali dan simpul kekinian. 

Kita mafhum, kurikulum adalah genuine friends para guru,  harus mengadopsinya dengan hati yang hangat. Sebagai teman sejati untuk memanusiakan manusia (anak didik) menunjukkan kasih sayang pada tingkat tertentu, terlepas dari apakah dia kaya atau miskin, menyusahkan atau tidak, berada dalam posisi tinggi atau rendah, kurikulum tetap menjadi teman sejati para pendidikan. Kita ikhlas bersamanya dalam kondisi penuh tantangan sekalipun karena kita adalah pelaku terdepan kurikulum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun