Mohon tunggu...
Ageng Indra
Ageng Indra Mohon Tunggu... -

Kebetulan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Potensi Sesungguhnya Pilpres 2014

23 Juli 2014   19:51 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:27 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya masih teringat kejadian saat debat capres kedua Prabowo dan Jokowi. Kala itu, Prabowo dipersilahkan memberi tanggapan terhadap jawaban Jokowi, namun yang beliau justru berkata “Kali ini saya setuju dengan Pak Jokowi.” Dalam suatu forum yang disebut debat, menyetujui lawan tentu saja adalah hal yang menyimpang. Kalau dalam lomba debat anak SMP, tindakan ‘persetujuan’ seperti itu akan berbuah kekalahan.

Bagi saya sendiri, kejadian ‘setuju' itu bukanlah hal yang cukup besar untuk bisa menjatuhkan pamor seorang Prabowo Subianto. Hanya sebuah kesalahan kecil. Lucunya, sewaktu saya membuka beberapa forum yang membahas debat tersebut, ternyata banyak yang beranggapan kalau tindakann itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.

“Pak Prabowo hebat, dia berani mengakui kalau pendapatnya sama dengan lawan. Patut diacungi jempol. Anda hebat Pak!”

Saya sendiri bingung, bagian mananya yang hebat. Kalau saya mendukung Prabowo, saya justru akan memprotes Pak Prabowo agar kesalahannya tidak diulangi lagi. Bagaimanapun juga, kesalahan kecil tetaplah sebuah kesalahan. Kalau kesalahan malah diapresiasi, yang ada orang jadi ketagihan berbuat salah. Maka tidak heran, sepanjang debat capres, terhitung tiga kali Prabowo mengaku setuju pada Jokowi. Kalau saya jadi beliau, saya juga bakal mikir, “Dari pada ribet, saya setuju saja lah. Toh pendukung saya tetep bangga sama saya.”

Lalu kemarin, 22 Juli 2014, Prabowo walk out dari ruang perhitungan suara di KPU. Beliau marah karena merasa dicurangi. Beberapa hari sebelumnya Prabowo juga berniat menggugat KPU ke Mahkamah Konstitusi karena menurutnya terdapat indikasi kecurangan di sejumlah TPS. Hal yang ganjil, karena seharusnya pihak Prabowo melaporkan kecurangan tersebut sebelum tanggal 13 Juli lalu, bukan pada saat dimana lebih dari 50% suara sudah dihitung.

Yang menurut saya lucu, pada masa-masa menjelang 13 Juli tersebut, Prabowo justru sedang gencar-gencarnya menyatakan di berbabagai media bahwa beliau sangat yakin dirinya menang. Kita tentu ingat wawancaranya dengan BBC International 11 Juli lalu. Prabowo benar-benar percaya pada quick count yang dilaporkan oleh timsesnya, yang mana kita ketahui bahwa quick count yang mengunggulkan capres Prabowo-Hatta adalah minoritas.

Kalau boleh berpendapat, saya justru berasumsi bahwa kemarahan Prabowo adalah karena real count-nya tidak sesuai dengan quick count yang selama ini dilaporkan padanya. Saya rasa ini salah timses-nya yang membuat beberapa media menampilkan quick count palsu, dan entah bagaimana berhasil membuat Prabowo percaya. Sehingga sekarang, Prabowo berpikir dia dicurangi.

Kalau sejak awal quick count-nya tidak terbagi dua, saya rasa Prabowo tidak akan semarah ini.

Tapi sekali lagi, itu hanya asumsi saya. Bahkan meskipun sudah ada gerakan seperti @pantaupilpres dan @Bersih2014, mungkin saja indikasi kecurangan itu memang benar adanya. Kalau memang ada kecurangan, ya harus disikapi. Saya sendiri tidak keberatan kalau nantinya Prabowo benar-benar melakukan gugatan di MK. Yang saya takutkan, kalau seandainya nanti dilakukan pemilihan ulang, lalu Prabowo kalah lagi, nanti dia menuntut lagi. Lalu diulang lagi. Kalah lagi. Begitu terus sampai 5 tahun ke depan.

Bercanda.

Yang paling ironis, rakyat kembali terpecah menjadi dua kubu, setelah beberapa hari lalu mulai mereda. Lihat saja di twitter, bahkan setelah Jokowi-JK dinyatakan menang, masih ada saja orang yang menjelek-jelekan pasangan tersebut. Ada juga beberapa kicauan yang berbunyi seperti ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun