Mohon tunggu...
Agatha Wahyu A
Agatha Wahyu A Mohon Tunggu... Penulis - guru TK

selalu berproses dengan cerdas diselingi kulineran dan hiburan korea

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Berkunjung ke Pasarnya Tarzan di Indonesia

19 Mei 2021   10:02 Diperbarui: 19 Mei 2021   10:06 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AGATHA WAHYU A - Pasar tradisional yang unik ini dinamakan Pasar Gunung Gono. Pasar Gunung Gono yang terletak di Banyubiru, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Pasar ini terletak di bukit dan harus melewati hutan bambu. 

Makanan seperti gudeg, sego megono, Dawet ayu sampai jenang dijual di sini. Tak hanya menjual makanan khas magelang, di Pasar Gunung Gono juga terdapat banyak jenis makanan tradisional dan permainan anak anak yang disediakan warga setempat. Pasar ini hanya buka pada hari minggu pukul 05.00 - 12.00 WIB.

(Dokpri)
(Dokpri)
Disambut oleh udara yang segar di pagi hari meningkatkan mood para pengunjung maupun calon pembeli. Gunung merapi dan gunung merbabu juga terlihat dalam perjalanan ke pasar. Pengunjung dapat sangat menikmati jalan paginya ke pasar, warga setempat juga menyediakan jasa ojek bagi pengunjung yang kesusahan untuk berjalan ke pasar. Tak hanya itu, pohon bambu yang sangat besar dan pohon kolang kaling ikut memeriahkan suasana pasar. 

Walau Pasar Gunung Gono termasuk pasar tradisional, tetapi peraturan kesehatan tetap mengikuti pembaharuan. Seperti halnya pengunjung yang datang ataupun penjual wajib menggunakan masker dan mencuci tangan terlebih dahulu.

(Dokpri)
(Dokpri)
Suasana yang sangat asri ditambah para penjual yang menggunakan baju tradisional mengajak kita untuk kembali ke masa lalu. Warga juga mengganti proses jual beli yang menggunakan uang dengan Dhono, uang kayu atau bambu. Seperti nama pasarnya, di pasar ini para penjual hanya menerima uang dhono. Satu uang dhono ini setara dengan uang dua ribu rupiah. Pengunjung dapat menukarkan uang rupiah mereka di pintu masuk pasar.

Tak kehabisan ide unik, warga juga menggunakan wadah tradisional seperti yang terbuat daun pisang, batok kelapa, tanah liat, dan anyaman bambu. Lapak para penjual juga menggunakan amben, meja tradisional yang terbuat dari bambu.

Para penjualnya menggunakan pakaian tradisional juga. Penjual wanita menggunakan batik atau kebaya dengan rok jarik sedangkan penjual pria menggunakan blangkon dan pakaian peranakan.

Pengunjung dapat menikmati makanannya di pendopo ataupun kursi kayu yang sudah disediakan warga. Anak anak juga dapat bermain dengan becak kecil di depan pasar. Terdapat juga ayunan sederhana di tengah pasar untuk anak anak bermain.

Berlibur di Pasarnya Tarzan juga dapat mengenalkan budaya tradisional kepada anak anak dan mengingat kembali masa masa yang lampau. Berikut saya sertakan jepretan saya tahun lalu.

Penjual gudheg (Dokpri)
Penjual gudheg (Dokpri)
Penjual gudheg (Dokpri)
Penjual gudheg (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun