Mohon tunggu...
Agatha MarisaKusumaningrum
Agatha MarisaKusumaningrum Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Vaksin COVID-19 yang Masih Diperdebatkan

27 April 2021   01:01 Diperbarui: 27 April 2021   01:34 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyaknya upaya yang telah pemerintah lakukan untuk memutus mata rantai penyebaran  virus COVID-19 sampai saat ini belum juga membuahkan hasil karena kesadaran masyarakat yang rendah terhadap pencegahan virus ini sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kondisi terburuk di Asia Tenggara. Hal tersebut membuat pemerintah mengambil langkah yang lebih tegas yaitu dengan memberikan vaksin untuk seluruh warga negara yang dipelopori oleh Presiden serta tokoh-tokoh masyarakat sebagai jaminan dan contoh bahwa vaksinasi merupakan hal yang tidak berbahaya serta bisa mencegah penularan virus corona.

Anjuran Pemerintah untuk menjalani vaksinasi COVID-19 untuk menekan penularan virus corona sejak vaksin telah tiba di Indonesia masih banyak masyarakat yang kurang setuju. Banyaknya pendapat yang muncul mengenai ke efektivitasan dan keamanan dari program penggunaan vaksin. Pendapat yang muncul dari banyaknya masyarakat merupakan hal yang wajar sebagai pemilik hak penuh dari badan mereka yang nantinya akan diberikan zat asing masuk ke dalam tubuh mereka. Dan banyaknya masyarakat yang kurang setuju dengan program vaksinasi ini disebabkan oleh beredarnya kabar yang belum valid bahwa vaksin memiliki efek samping yang berbahaya bagi tubuh dan vaksin-vaksin yang telah ada sebelumnya justru malah membuat orang menjadi lumpuh bahkan meninggal dunia. Dengan beredarnya informasi tersebut membuat masyarakat semakin takut dan enggan mengikuti program vaksinasi pemerintah.

Penolakan vaksinasi ini tidak hanya terjadi dikalangan masyarakat biasa saja, tidak sedikit juga ada tokoh-tokoh publik yang menolak untuk di vaksin secara terang-terangan seperti pembalap F1 Sebastian Vettel yang berdalih saat ini bukan gilirannya dan masih banyak orang-orang yang lebih membutuhkan vaksin itu denan segera. Tidak hanya Vettle yang menolak vaksinasi ini tetapi ada juga dari tokoh politik dari anggota DPR IX Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yaitu Ribka Tjiptaning, beliau mengungkapakan akan menjadi orang pertama yang menolak vaksinasi dengan alasan masih ragu terhadap vaksin COVID-19 ini yang berkaca pada pengalaman vaksinasi antipolio yang justru malah membuat sejumlah orang lumpuh bahkan sampai meninggal dunia dan beliau lebih memilih untuk membayar denda dari pada harus divaksin. Beliau juga berpesan kepada Mentri Kesehatan agar dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 tidak dijadikan sebagai ajang bisnis kepada rakyat pasalnya ia pernah melakukan swab test pada rumah sakit yang berbeda dan ternyata harganya pun berbeda padahal alat yang digunakan untuk swab test itu sama hal tersebut juga semakin membuat masyarakat biasa menjadi semakin takut untuk divaksin sebab orang yang lebih tinggi dari mereka pun tidak mau mengikuti program vaksinasi dari pemerintah.

Padahal jika dipahami lagi disini program vaksinasi yang dibuat oleh pemerintah ini bertujuan untuk membuat sistem kekebalan tubuh seseorang mampu melawan bakteri atau virus sehingga dapat mengurangi angka kematian akibat virus ini serta program vaksinasi sendiri bukan hal yang baru di masyarakat Indonesia, sudah ada banyaknya program vaksinasi seperti imunisasi yang sudah dilakukan sehingga seharusnya program vaksinai COVID-19 ini menjadi lebih mudah untuk meyakinkan masyarakat. Dari sebagian survey yang dilakukan mengenai pro kontranya vaksinasi corona ini dikarenakan belum adanya efektivitas yang sudah teruji untuk melindungi tubuh kita dari virus tersebut dan masyarakat merasa bahwa adanya vaksin juga belum serta-merta bisa menghentikan pandemi ini tanpa menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat.

Dalam hal ini menurut saya kita pemerintah sebaiknya mengambil langkah seperti melakukan sosialisasi dan edukasi tentang vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat, agar masyarakat mengetahui secara jelas mengenai vaksinasi sehingga dapat menghindari tidak termakan oleh berita-berita yang belum valid yang tersebar luas di masyarakat. Sebenarnya program vaksinasi bukan merupakan program wajib dari pemerintah tetapi semuanya dikontekskan dalam hal kebangsaan untuk melawan virus COVID-19 saat ini agar berkurangnya korban sakit maupun meninggal dunia di Indonesia sehingga roda perekonomian juga dapat kembali normal.

Menangapi polemik ini menurut saya tidak ada salahnya masyarakat mengikuti program yang sudah dibuat oleh pemerintah, akan tetapi pemerintah juga harus mensosialisasikan serta harus mengedukasi kepada masyarakat mengenai program vaksinasi ini agar masyarakat dapat mengetahui apa saja yang mereka hadapi atau lakukan setelah dan sebelum di vaksin dan pemerintah juga haru melakukan transparansi mengenai apa saja yang menyangkut vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat sehingga tidak ada duga-dugaan yang muncul yang dapat membuat pertanyaan maupun opini publik mengenai hal tersebut. Tak hanya itu pemerintah juga harus terus mengdukasi masyakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada bagi masyarakat yang telah mengikuti program vaksinasi karena keefektivitasan dari program ini juga harus di dukung dengan mematuhi protokol dan menerapkan pola hidup bersih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun