Mohon tunggu...
Ceritamakvee
Ceritamakvee Mohon Tunggu... Freelancer - Agata Vera

"Bersoraklah, dunia ini panggungmu" Selamat datang di akun liputan saya Kompasiana Twitter @makvee_vee Facebook Agata Vera Setianingsih Instagram ceritamakvee www.makveestory.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hujan Buku di Hutan Pinus Mangunan

28 November 2017   11:09 Diperbarui: 28 November 2017   11:31 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Minggu pagi rasanya pantas kita sebut sebagai harinya bersantai bersama keluarga. Demikian juga saya saatnya saya melakukan me time setelah 6 hari lalu kerja bagai kuda hingga sakit mendera. Minggu lalu 26 November 2017 saya ingin bersantai dengan diri saya sendiri. Pilihan saya jatuh ke salah satu objek wisata yang menjadi salah satu nominasi Anugerah Pesona Indonesia. 

Hutan Pinus Mangunan adalah Wanawisata Budaya Mataram yang masuk dalam kategori Surga Tersembunyi Terpopuler. Dalam kategori Surga Tersembunyi Terpopuler Hutan Pinus Mangunan mendapatkan Juara II Wanawisata Budaya Mataram. Saya sebagai orang Bantul tentunya sangat bangga dengan hal ini. Karena selain Hutan Pinus Mangunan ada Desa wisata Mangunan yang masuk dalam kategori Kampung Adat Terpopuler. Kampung Wisata Mangunan terpilih sebagai juara III dalam kategori Kampung adat Terpopuler mengalahkan banyak nominasi lain dari seluruh Indonesia.

Biasanya di hari Minggu saya selalu bangun siang. Hari itu saya tekadkan diri untuk bangun lebih pagi, membuat sarapan, lalu sarapan kemudian berbenah diri menyiapkan kamera dan bergegas meluncur ke Hutan Pinus Mangunan. Karena rumah saya di Bantul, estimasi waktu perjalanan yang bisa ditempuh dari rumah saya sekitar 40 menit menuju Imogiri. Hari itu lalu lintas tak begitu padat. 

Saya melaju pelan melewati Manding sentra industri kulit lalu lurus melaju ke arah selatan menuju Imogiri. Naik perlahan-lahan tanjakan yang saya lewati bisa saya lalui dengan lancar dengan motor matic kesayangan. Sesampainya disana sayapun memarkirkan motor dan masuk ke hutan sambil sesekali memotret pepohonan yang asri. Memang nama hutan yang saya kunjungi saat itu adalah Hutan Pinus Asri Mangunan. 

Saya duduk di salah satu ayunan sambil mager alias malas bergerak, sibuk menikmati udara yang begitu segar. Sampai saya melihat rombongan ibu-ibu dan bapak-bapak yang sedang senam. Pikir saya ternyata selain sebagai tempat wisata, Hutan Pinus Mangunan dapat digunakan sebagai wahana sehat untuk senam lansia dan area bermain anak bersama keluarga.

Dari penampilannya dan tulisan di kaosnya saya paham bahwa rombongan senam itu adalah rombongan senam dari sebuah rumah sakit swasta di Yogyakarta yang berisi dokter, karyawan, dan pasien. Kemudian saya melihat rombongan senam tersebut diserbu oleh rombongan berkaos biru tua bertuliskan sahabat literasi. 

Saya penasaran dengan apa yang mereka lakukan. Beberapa rombongan berbaju biru tua itu juga menyebar ke seluruh hutan sambil membawa buku. Saya tertarik dan kemudian beranjak dari tempat saya duduk. Lalu berjalan mendekati mereka. Salah satu dari anggota rombongan yang berhasil saya dekati bernama Kak Ayu. Kak Ayu memperkenalkan diri sebagai sahabat literasi. 

Menurut Kak Ayu sahabat literasi memiliki 33 anggota sebagai perwakilan perusahaan. Sahabat literasi adalah program dari Penerbit dan Percetakan Kanisius untuk mengajak masyarakat kembali membaca buku. Sahabat literasi hadir di ruang-ruang publik untuk menyapa masyarakat dan mengingatkan mengenai pentingnya membaca buku. Senada dengan yang diungkapkan oleh Kak Tiwi, yang juga merupakan anggota sahabat literasi. Bahwa sahabat literasi mengajak masyarakat membaca buku, jika suka boleh dibawa pulang tanpa bayar.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Karena mendekati mereka dan memotret mereka sayapun mendapat buku dari rombongan sahabat literasi. Saya merasa bangun pagi saya di hari Minggu lalu terasa lebih bermakna. Hujan buku di Hutan Pinus Mangunan. Menjadi generasi literat sangat dibutuhkan agar bangsa kita bisa sejajar dengan bangsa lain. Buku sejatinya berisi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan turut berjasa dalam membangun kualitas bangsa. Mari membaca buku, salam literasi.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun