Mohon tunggu...
Nyoman Agastyani Sri Hartami
Nyoman Agastyani Sri Hartami Mohon Tunggu... Penulis - Seorang lulusan S1 Ilmu Komunikasi

Hallo, saya Nyoman Agastyani Sri Hartami Dipanggil Putri Saya merupakan seorang lulusan di bidang Ilmu Komunikasi, memiliki kegemaran menulis dan membaca. Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ada Apa dengan Alam

24 Januari 2021   03:00 Diperbarui: 24 Januari 2021   03:55 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Jika membicarakan mengenai apatu alam, maka dengan mengetik kata alam adalah di google akan langsung muncul mengenai pengertiannya. Alam sendiri tidak hanya menyangkut atas geografi atau kehidupan liar dihutan, manusia juga termasuk kedalam alam dimana ketigaya sering dikaitkan satu dengan lainnya. Dari dulu hingga saat ini manusia masih sering memanfaatkan dan bergantung akan hasil alam dan situasinya untuk dapat bertahan hidup.


Dimana dahulu yang masih dapat dikatakan kuno dengan kebiasaan berkebun dan bertani adalah profesi yang mengemponi. Dengan hektaran tanah yang masih terbentang luas berisikan pagi, jagung, sayur mayur, hingga kebuttuhan pokok masyarakat luas. Bahkan udaranya pun masih segar. Taknya itu, masyarakat yang dekat dengan perariran pun akan selalu membutuhkan situasi alam untuk dapat menangkap ikan di laut. Dimana para nelayan hanya dengan melihat langit cerah berisikan corak awan semacam bercak air laut pun mereka akan paham bahwa tedapat banayak ikan yang menunggu mereka.


Namun, jika kita terus membandingkan hal tersebut tentu sangat membuat sedih dan rindu untuk kembali kemasa itu, meski rasanya susah. Kini semakin maju nya suatu negara, membuat semakin banyaknya dilakukan pembangunan-pembangunan yang cenderung besar dan membutuhkan tempat yang luas. 

Banyak tanah yang dulunya digunakan untukberkebun dan bertani sering dijual belikan akibat tergiur akan harga jual yang besar. Bukan hanya itu hal tersebut juga membuat berkurangnya oksigen yang harus dihirup manusia.


Kalau dihitung pun saat ini dipusat kota sangat sulit untuk melihat pemandangan hijau dengan udara yang segar. Bahkan masyarakat perlu melakukan berpergian hinga menempuh waktu beberapa jam untuk dapat sampai di pedesaan. Terlalu sulit dan melelahkan jika dibayangkan.


Namun akibat terusnya terjadi pembangunan dan penebangan pohon, pembakaran hutan, bahkan kurangnya ketegasan pemerintah mengenai pabrik-pabrik yang sering membuang limbahnya ke laut, sungai, hingga danau, mungkin dapat dikatakan alam marah terhadap hal tersebut. Dimana kini seringkali terjadibencana alam dimana-mana. Mulai tzunami, gempa, gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan lainnya. Bahkan jika dilihat dari awal perubahan bencana-bencana tersebut telah memberikan pertanda kepada umat manusia yaitu dengan perubahan iklim yang mulai tidak sesuai. Dimana yang harusnya musing penghunan cuanya malah masih pada musim panas bahkan disertai angi.


Namun, manusia terlalu sisbuk dengan harapan dan keinginan pribadinya hingga tidak sadar akan hal-hal semacam itu. Di tahun 2021 ini masih dikatakan awal tahun tapi Indonesia sudah mengalami begitu banyak cobaan dari alam. Mulai dari terjadinya Banjir di Kepulauan Bangka Belitung, Banjir Bandang di Aceh, Banjir di Jember, Banjir Indramayu, Banjir Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan, serta banjir di daerah laiannya. Belum lagi dengan adanya gelombang tinggi di daerah Natuna, dan Manado. Serta banyak lagi bencana alam yang muncul diawal tahun ini. Bukankah ini membuktikan bahwa alam sedang murka dengan apa yang sebelumnya telah salah masyarakat lakukan. Begitu banyak korban bencana ini, banyak masyrakat yang tidak berani untuk pulang kerumahnya, dan banyak anak-anak yang mengalami kesulitan belajar dengan hal ini.


Tentunya semua ini pasti akan dapat mempengaruhi semua kalangan masyarakat. Apalagi mental anak-anak dimana mereka akan merasa takut dan ragu untuk memilih tujuan mereka dimasa depat jika telah mengalami musibah semacam ini. Jika ini masih awal tahun 2021 dan sudah menjadi seperti ini apa yang akan terjadi sepulu tahunkemudian bila pola pikir masyrakat dan pemerintah dalam memahami konsep danperilaku hal tersebut masih kurang. Mari mulai benahi semuadari dalam diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun