Mohon tunggu...
Eko Setiaone
Eko Setiaone Mohon Tunggu... Freelancer - Human-Center Oriented Activism, Participatory Planner, Story Teller, Free man

"Kesalahan besar bangsa ini adalah seringkali melupakan sejarah, dan mengabaikan aspirasi orang-orang kecil. Dunia sudah modern, seharusnya tak menjadi penghalang. Saya memelajari sejarah dan mencari aspirasi dari masyarakat marginal untuk melawan kesembarangan pemerintah/ perusahaan/ pelaku usaha. Dunia tak akan adil jika semua orang menjadi kapitalis"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekilas Aku, dan Platform Pergerakan Kemahasiswaan Baru

2 November 2019   18:10 Diperbarui: 2 November 2019   18:19 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pergerakan Mahasiswa di Era-baru

Kumpulan ini adalah rekomendasi perubahan agar mahasiswa hari ini bergerak lebih produktif, berdampak, dan efektif menjawab kebutuhan masyarakat. Di tengah era revolusi industri 4.0, kita perlu menyadari bahwa Indonesia hari ini sudah memiliki kelengkapan asas dari demokrasi. Kita sudah punya modal dari uang dan SDM yang melimpah. Uang yang banyak di daerah dan tersebar, ternyata hanya menjadi bangunan (bangunan infrastruktur). Memang uang itu bisa menjadi jawaban atas permasalahan sementara namun tidak menjawab masalah ke depan bangsa ini, yakni soal SDM yang berkualitas. Kita sepakat kalau angka ketimpangan yang tercipta hari ini, antara desa dengan kota justru tercipta akibat mekanisme pasar yang berjalan mendorong orang untuk mengeksploitasi teknologi sebagai modal (kapital). Disamping uang, masalah ketidakmerataan SDM juga harusnya menjadi autokritik bagi narasi mahasiswa hari ini.

Saya menawarkan beberapa gerakan perubahan untuk mahasiswa ke depan. Pertama menyangkut kemandirian dan kedua soal ko kreasi mahasiswa untuk masyarakat. 

Kemandirian mahasiswa, yang mengandalkan sekali skema pendanaan organisasi dari kampus atau DIKTI/ pemerintah. Seharusnya menjadi evaluasi bagi mahasiswa hari ini. Berbicara kemandirian, tentunya berbicara soal produk (konsep bisnis) yang ingin dibangun oleh mahasiswa. Hari ini, kita perlu menyadari bahwa 90% dana kegiatan di kampus bersumber dari LK. Lalu bagaimana jika kegiatan kemahasiswaan (hari ini) dibekukan oleh pemerintah? Mahasiswa, bisa apa.

Organisasi BEM/ KM, harus memiliki produk yang menjual. Jika perlu, organisasi demikian harus memiliki sebuah statuta ganda, baik sebagai organisasi mahasiswa atau organisasi bentukan sebagai organisasi masyarakat (CV-Firma- PT). Unit usaha kemahasiswaan juga perlu dibangun kembali, dengan diisi oleh orang-orang kompeten di bidangnya. Produk-produk yang dikembangkan juga tak melulu soal merchendize event, bisa juga kita bangun unit usaha bersama masyarakat (dibidang kuliner atau kraft) yang dijual di acara kemahasiswaan. Berag Bayangkan, apabila organisasi BEM bisa membiayai pergerakan mahasiswa? Bayangkan jika BEM bisa mengalokasikan 5 juta untuk dana riset sebagai insentif tambahan mahasiswa yang ingin mengekskalasikan riset-riset PKM ? Bayangkan, jika riset PKM menjadi produk bisnis yang dapat dijadikan modal untuk ajang inkubasi bisnis-sosial.

Rekomendasi program berikut di antaranya:

1. Dana Abadi Untuk Rekan Mahasiswa (Donatur dari alumni atau wirausaha kampus)

2. Badan Usaha Milik Mahasiswa dengan unit usaha produktif- milikkampus yang terdistribusi (jasa / produk)

3. Temu bisnis dengan alumni

4. Kemitraan Produktif dengan Masyarakat atau swasta 

5. Saham Mahasiswa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun