Mohon tunggu...
Eko Setiaone
Eko Setiaone Mohon Tunggu... Freelancer - Human-Center Oriented Activism, Participatory Planner, Story Teller, Free man

"Kesalahan besar bangsa ini adalah seringkali melupakan sejarah, dan mengabaikan aspirasi orang-orang kecil. Dunia sudah modern, seharusnya tak menjadi penghalang. Saya memelajari sejarah dan mencari aspirasi dari masyarakat marginal untuk melawan kesembarangan pemerintah/ perusahaan/ pelaku usaha. Dunia tak akan adil jika semua orang menjadi kapitalis"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekilas Aku, dan Platform Pergerakan Kemahasiswaan Baru

2 November 2019   18:10 Diperbarui: 2 November 2019   18:19 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dibalik internal yang sering dilindungi oleh masalah sendiri, soal kemandirian juga amat perlu kita bicarakan. Bayangkan, jika organisasi kamu sangat menggantungkan diri dengan pihak lain (instansi di atasnya), lalu apa beda organisasi pergerakan hari ini dengan organisasi pemerintah yang telah dialokasikan anggarannya? Dari semua masalah internal (anggota-pengurus, anggota-anggota dan pengurus-pengurus), sebenarnya masalah utama kita soal internal terletak pada manajemen waktu dan flow keuangan yang tidak berinovasi.

Kita lupa, bahwa kegiatan adalah uang yang kita keluarkan. Mana ada kegiatan yang tidak mengeluarkan uang sama-sekali. Mana ada kegiatan yang dilakukan jika tidak ada ongkos operasional yang dikeluarkan oleh organisasi. Kita lupa menyetel keuangan kita agar produktif ke luar dan efektif ke dalam. Ujungnya, anggaran organisasi semacam mahasiswa justru lebih sering dialokasikan untuk kegiatan internal- dan pengembangan SDM yang sejatinya, ongkos operasional yang lebih sering dihambur-hamburkan.

Akhirnya, pergerakan mahasiswa yang terjadi hari ini, mahasiswa sangat bergantung pada uang lembaga kemahasiswaan, dana-dana proposal/ sponsor perusahaan atau institusi serta kelompok alumni, jika ada dana hibah. Pergerakan mahasiswa hari ini, justru bernyali ciut. Karena output kegiatan mereka jadi serba nanggung, dan hanya berskala perguruan tinggi atau lokal. Aspek ini yang akan merekomendasikan kemandirian mahasiswa

Kedua, di lingkup eksternal. Kita akan melihat warna-warni pergerakan di berbagai kampus. Warna yang berbeda, dan narasi yang berwarna. Pola pergerakan eksternal mahasiswa (hari ini) hadir begitu monoton, dan tidak berkreasi sesuai dinamika zaman. Pergerakan eksternal yang terlihat justru kumpulan narasi kosong, yang tidak merepresentasikan masyarakat yang dikompromikan.

Justifikasi "monoton",ini yang bisa saya katakan bahwa mahasiswa terlalu monoton menggunakan cara lama, konvensional dan tak kreatif menggunakan jalur jalanan sebagai aspirasi terakhir. Mereka pandai memobilisasi massa,tetapi kurang jenius dalam menggerakan dari bawah lapisan masyarakat (yang hari ini sudah tidak urus soal pemerintah) Yakin, mahasiswa benar mengurus urusan pemerintah atau mewakili masyarakat?

Saya pikir tidak benar kalau mahasiswa benar-benar mengurusi jalannya pemerintahan dan mewakili masyarakat. Hari ini kita bisa evaluasi, dari seberapa banyak mahasiswa yang aktif mengkritisi forum-forum pembangunan dengan pemerintah di berbagai level (baca : musyawarah perencanaan pembangunan). Hari ini, bisa kita evaluasi, seberapa banyak mahasiswa yang sudah mengevaluasi situs pengadaan barang dan jasa (LPSE) dan melihat ketercapaian / realisasi pembangunan. Hari ini, seberapa banyak mahasiswa yang tau bagaimana mekanisme kerja dinas/ SKPD dengan pemerintah daerah yang bersangkutan.Justru yang terjadi, mereka lebih sering "dimanfaatkan", oleh nafsu/ amarah sesaat atau dialektika yang belum tuntas.

Mereka tidak benar-benar membangun kesepahaman dengan lintas masyarakat dan institusi di berbagai level. Mereka bergerak ke atas, tanpa membangun komunikasi dan kesepahaman dari bawah. Bisa kita tebak hasilnya,bagaimana, RUU KPK dan RUU pro kontra lain dimentahkan oleh Jokowi ?

Apa hasil kalian beraksi di depan istana/Senayan? Tidak ada.

Cara-cara bergerak ke luar harus dikreasikan lebih elegan, dan lobi-lobi yang menghasilkan kesepahaman dan pembagian peran yang harusnya menjadi narasi eksternal hari ini. Aspek ini, akan merekomendasikan Ko Kreasi Mahasiswa untuk  Masyarakat. Hal ini sejatinya, telah kami rintis dalam lobi-lobi anggaran di kecamatan agar mengalokasikan kegiatan penerapan teknologi tepat guna bersama mahasiswa.

Diskusi Forum Inovasi Teknologi / Posyantek Coblong 2018

bandrekan-wargi-km-itb-x-posyantek-coblong-ruang-rapat-ke-dua-5dbd6213d541df31662fdb92.jpg
bandrekan-wargi-km-itb-x-posyantek-coblong-ruang-rapat-ke-dua-5dbd6213d541df31662fdb92.jpg
Sumber : Dokumentasi Tim, 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun