Mohon tunggu...
Agam Ray Waladi
Agam Ray Waladi Mohon Tunggu... Freelancer - Panggil saja Agam

Seorang Sarjana Ilmu Komunikasi lulusan Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Opini: Literasi Media Harus Terjamin Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

22 Juni 2021   19:02 Diperbarui: 22 Juni 2021   19:11 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pandemi Covid-19 tidak terasa sudah membersamai kita lebih dari satu tahun lamanya. Dampak yang diberikan pun tidak terbatas pada aspek kesehatan saja, tetapi hampir segala aspek kehidupan masyarakat juga mengalami distrupsi besar-besaran. Mulai dari sekolah dan bekerja yang serba online, resesi ekonomi global, dan banyak problematika lain yang secara langsung atau pun tidak langsung mengubah pola kehidupan bermasyarakat. Salah satunya tentang bagaimana penggunaan smartphone dan pola konsumsi terhadap berita-berita online—baik berita dari media mainstream maupun media sosial.

Sayangnya kita seringkali mendapati berita-berita clickbait dan cenderung mengesampingkan esensi dari peristiwa dalam berita itu sendiri. Mirisnya lagi, tidak sedikit dari berita-berita tersebut berasal dari media mainstream yang sudah masuk daftar dan diakui Dewan Pers. Lantas bagaimana dengan media sosial yang kian menjamur? Bahkan juga kerap menyebut dirinya sebagai citizen journalist tanpa ada bekal sekolah jurnalis? Tidak sedikit pula mereka membuat fake account untuk menyebarkan hoax atau disinformasi. Jika kita hanya berdiam diri dan hanya menyaksikan chaos ini dari kejauhan, maka moralitas dan kualitas penerus bangsa bisa mengalami kemerosotan.

Tidak hanya pada tayangan berita saja, media televisi lokal pun tak jarang menuai kontroversi karena tayangannya yang dinilai tidak berkualitas. Tayangan yang banyak mendapat sorotan adalah sinetron-sinetron yang isinya begitu-begitu saja—jalan cerita yang tak jauh berbeda antara yang satu dengan lainnya. Biasanya seputar arogansi dan dominasi seorang suami dan penderitaan seorang istri. Mirisnya tayangan semacam ini tetap laku hingga terus-terusan ditayangkan demi rating.

Pentingnya Literasi Media untuk Masyarakat Sebagai Produsen

Masyarakat sebagai penggiat media sosial terbesar tentunya harus memiliki pengetahuan yang mumpuni berkaitan dengan aturan dan kode etik dalam bermedia. Entah itu sebagai produsen maupun atau pun sebagai konsumen. Bila seseorang menjadi produsen pembuat konten, maka sudah sepatutnya mereka memperhatikan konten yang akan dimuat—tidak lantas hanya berpegang pada istilah ‘kebebasan berpendapat’.

Para produsen konten ini bisa memulai dari melihat dirinya senidiri. Misalnya dengan melihat skill yang dimiliki, latar belakang pendidikannya, hingga sertifikasi Pendidikan atau pelatihan yang dimilikinya. Bila dirasa sudah memiliki bekal ilmu dan pengalaman yang cukup, maka mereka pun bisa membuat konten yang tidak sembarangan. Hal-hal tersebut juga yang justru mampu meningkatkan kredibilitasnya di hadapan khalayak. Jadi para pembuat konten kreator ini tidak sembarang membuat konten dan hanya berdalih pada istilah ‘kebebasan berpendapat’.

Selanjutnya, untuk meningkatkan keberhasilan, produsen (konten kreator) dapat melakukan riset terkait topik yang diangkat, target audiens yang disasar, serta para kompetitor yang mengangkat topik serupa. Mereka dapat menentukan sampel untuk survei audiens yang ditarget, misalnya dengan menanyakan jenis karya yang disukai, penyajian yang menarik yang seperti apa, dan apa pun yang sekiranya bisa menjadi masukan. Begitu pula pada riset kompetitor, misalnya dengan melihat topik apa yang paling laku, tampilan seperti apa yang cocok dengan topik yang dibahas, dan lain sebagainya. Intinya pembuatan suatu media tidak boleh asal jadi, melainkan harus melalui proses panjang agar tidak ada pihak yang dirugikan.

Begitu proses perencanaan dan riset telah dipersiapkan dengan matang, maka konten kreator dapat memulai take action. Misalnya dengan membentuk identitas media, portal berita, sosial media, desain template, dan hal-hal lainnya. Proses ini tentu saja dapat dilakukan secara bertahap sembari melakukan improvisasi—baik dari segi tampilan maupun isi berita atau konten yang dibagikan. Sederhananya media dapat learning by doing dengan tetap mempertahan kualitas konten, tidak clickbait apalagi hanya bergantung pada pendapatan (money oriented).

Pentingnya Literasi Media untuk Masyarakat Sebagai Konsumen

Masyarakat saat ini sudah sangat lekat dengan internet. Sebagian besar dari mereka berperan sebagai konsumen media, atau lebih dikenal dengan sebutan netizen. Kita tentu tahu bahwa tidak semua orang mempelajari regulasi dan kode etik dalam bermedia. Sekolah atau pun kampus juga tidak memberikan mata pelajaran yang secara khusus membahas ‘literasi media’ atau jurnalistik—terkecuali mereka yang memang mengambil jurusan atau ekskul terkait. Padahal di zaman yang serba digital ini, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan literasi media. Misalnya dengan melakukan crosscheck terhadap suatu berita sebelum mempercayai atau bahkan membagikannya.

Hal ini penting karena literasi media dapat membuka mata masyarakat agar lebih aware dan bisa membedakan berita atau tayangan mana yang dilebih-lebihkan dan yang memang apa adanya. Dengan demikian baik pemilik media atau pun pemodal, bahkan pemerintah tidak serta merta memiliki kendali mutlak hingga bisa mengendalikan opini publik. Terlebih lagi di era ini setiap orang—bukan cuma mereka yang memiliki latar belakang studi media atau jurnalistik—dapat menyuarakan pendapatnya dengan mudah melalui sosial media tanpa tahu kode etik jurnalistik. Misalnya ketika ada kecelakaan parah di jalan raya, orang awam acapkali hanya membagikan rekaman tanpa ada sensor sama sekali. Padahal, perlakukan tersebut melanggar kode etik dan bisa saja menimbulkan perasaan trauma atau tidak nyaman bagi orang yang menyaksikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun