Mohon tunggu...
Ahmad AY
Ahmad AY Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Aktifitas mengajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hak Hidup Untuk Muslim Uighur

2 November 2019   14:20 Diperbarui: 3 November 2019   05:40 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pelanggaran HAM yang tengah berlangsung di uighur, minoritas muslim yang ada di china. Akhir-akhir ini membuka mata dunia, utamanya organisasi Muhammadiyah yang turut merasa khawatir akan kondisi yang terjadi pada masyarakat uighur. Meski jarang disorot oleh media kami sebagai warga Muhammadiyah terus ikut memantau kondisi saudara-saudara kami yang ada di Uighur China.

Di Xinjiang, masjid dan situs keagamaan telah digusur oleh pemerintah yang berkomitmen untuk memberantas budaya muslim. Orang tua dilarang memberi nama anak-anak mereka dengan nama Muslim tradisional, dan pria Muslim dipaksa untuk mencukur jenggot mereka. Orang-orang Uighur diancam bahkan setelah mereka meninggal: Dalam upaya untuk menghapus tradisi penguburan dan pemakaman Muslim, pemerintah China membangun krematorium untuk orang-orang Uighur yang meninggal.

Penduduk yang berjumlah 11 juta jiwa diantaranya ada 3 juta jiwa yang dipenjara di kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang, menurut Departemen Pertahanan AS. Pemerintah China mengaku bahwa kamp tersebut adalah pusat pelatihan kejuruan yang mengajarkan kursus seperti menjahit, perakitan elektronik, dan bahasa China.

Tetapi kenyataannya adalah kamp-kamp ini tidak berbeda dari kamp konsentrasi modern, lengkap dengan penjaga bersenjata, kerja paksa, dan pagar kawat berduri. Di dalam, tahanan diindoktrinasi dengan propaganda Partai Komunis, dipaksa untuk meninggalkan Islam, dan dipaksa makan daging babi dan minum alkohol yang haram bagi Muslim.

Banyak dari tahanan perempuan diperkosa dan disiksa. Selain itu, ribuan anak-anak Uighur telah dipisahkan dari keluarga mereka dan dikirim ke panti asuhan milik pemerintah, di mana mereka dibesarkan untuk meninggalkan identitas Uighur dan menjadi anggota Partai Komunis China yang loyal. Tahanan Uighur juga disebar di seluruh China sebagai upaya untuk menyembunyikan jumlah mereka yang ditahan.

Penduduk Uighur tidak dapat berbicara dengan bebas, mereka harus tunduk pada pengawasan China. Jalan-jalan dipenuhi dengan kamera yang dilengkapi dengan teknologi pengenalan wajah, penghalang jalan, dan pos pemeriksaan polisi di setiap sudut, dan perangkat pelacakan GPS ada di setiap kendaraan yang ada di Uighur.

Tidak sampai disitu bahkan rumah orang Uighur diberi Kode QR untuk memantau aktivitas kesehariannya. Ditambah lagi pemerintah China mengerahkan lebih dari satu juta pegawai pemerintah untuk tinggal di rumah Uighur sebagai pengawas mereka.

Orang-orang Uighur secara etnis dan budaya adalah Muslim, orang-orang Turki. Wilayah tempat tinggal mereka adalah wilayah yang menjadi kepentingan strategis bagi "Inisiatif Sabuk dan Jalan" pemerintah China, yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama regional. Ini adalah jalur akses China ke rute perdagangan vital di seluruh negara Asia Tengah, Eropa, dan Afrika. Wilayah ini juga duduk di ladang besar minyak dan gas alam.

Banyak cara dilakukan pemerintah untuk membasmi Uighur dan identitas budayanya serta membentuk kembali wilayah ini untuk memenuhi tujuan ekonomi dan politik China, para pejabat China telah memfitnah Uighur sebagai teroris dan ekstremis. Di bawah dalih ini, selain membangun kamp konsentrasi, pemerintah berusaha untuk melarang semua ekspresi budaya dan mengganti ideologi Islam dengan ideologi komunis. Tetapi bagi jutaan orang Uighur yang menghadapi kejahatan kemanusiaan oleh pemerintah China, ini bukan lagi tentang kebebasan beragama; ini tentang bertahan hidup.

Harapan kami yang ada di Indonesia Muslim minoritas Uighur juga mendapat hak mereka untuk hidup sebagaimana warga China lainnya. Oleh sebab itu kami sebagai warga  Muhammadiyah khususnya terus berupaya menyerukan aksi kebebasan terhadap warga Uighur agar menjadi perhatian khusus di Indonesia bahkan Dunia, untuk segera menghentikan tindak pelanggaran HAM yang dialami orang-orang Uighur.


Penulis : Ahmad Afwan Yazid
085850105686
afwanyazid@gmail.com
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun