Mohon tunggu...
Haftar
Haftar Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Swasta, penikmat logika jernih, visioner

Saya seorang guru yang dilahirkan di pinggir sebuah teluk yang indah yang bernama TAPAKTUAN yang terletak dibibir pantai Samudera Hindia di Kabupaten Aceh Selatan,Aceh. Sejak kecil menekuni dunia seni teater, melukis dan musik. ternyata setelah saya beranjak dewasa hobi tersebut bermanfaat bagi murid-murid. Maka rutinitas saya selain sebagai guru juga berjualan secara kecil-kecilan membantu usaha istri dan melatih anak-anak lomba bercerita, kaligrafi, melukis,pidato dan menyanyi Juga mengembangkan kreativitas seni saya berupa menulis buku, FB dan merangkai bunga dari tempurung kelapa. . Saya juga selama kuliah di IKIP Medan 1990-1996 saya aktif sebagai pengelola penerbitan kampus "Kreatif IKIP Medan" dan diorganisasi HMI Cabang Medan. Menulis opini di SKH WASPADA Medan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Potret Kemiskinan Rakyat Aceh

14 Juli 2020   01:33 Diperbarui: 14 Juli 2020   11:02 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Rasanya tidak masuk diakal dan sulit diterima secara akal sehat. Aceh menjadi provinsi termiskin di Sumatera  dan peringkat ke enam di Indonesia. sebagaimana  Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis data terbaru mengenai kemiskinan. Dimana Aceh masih menempati provinsi termiskin di Sumatera dan nomor enam se-Indonesia. Per September 2019. Dengan  jumlah penduduk miskin di Aceh mencapai 810.000 orang atau 15,01%.

 Padahal Aceh dulunya, semasa masih berbentuk kerajaan yang kuat di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada masa itu  Aceh merupakan kerajaan yang makmur. Aceh juga menguasai hampir setengah wilayah  Pulau Sumatera dan sebagian besar wilayah Asia Tenggara. Aceh   kaya akan sumber daya alam dan sumberdaya manusia. Sehingga  negara-negara penjajah, seperti Portugis, Belanda dan Jepang berupaya  untuk menguasainya .

Tapi setelah hampir satu abad rakyat Aceh bergabung dengan NKRI. Rakyat Aceh semakin hidup dalam kubang kemiskinan ?? Kenapa?? Ada apa dengan Aceh?? Padahal pemerintahan Aceh telah mendapatkan dana bagi hasil penjualan minyak bumi dari pemerintah pusat. Kemana larinya anggaran yang besar tersebut? Apakah  anggaran yang besar tersebut tidak cukup untuk  mewujudkan rakyat Aceh bisa  hidup dalam kemakmuran ?Mengapa dengan anggaran yang begitu  besar yang diberikan melebihi provinsi lainnya. Tapi rakyat Aceh masih banyak yang miskin?? Padahal kalau anggaran yang besar tersebut difokuskan untuk memberdayakan perekonomian  rakyat  Aceh. Bisa jadi rakyat telah merasakan nikmatnya sebagai daerah yang kaya. 

 Dimana letak kesalahan pemerintah dalam mengelola anggaran yang cukup besar tersebut?? Apakah anggaran tersebut hanya memperkaya pejabat dan segelintir oknum di daerah ini.  Apakah pengelolaan anggaran yang besar tersebut lebih banyak untuk pembiayaan infrastrukur dan lebih banyak lari ke provinsi Sumut dan ke Pulau Jawa?? Apakah pemerintah pusat "setengah hati" memberikan anggaran tersebut dengan berbagai aturan yang merugikan rakyat Aceh?? 

Sungguh sangat memalukan di daerah yang terkenal dengan rakyat terkenal dengan karakter religusnya. Tapi pemerintahannya  tidak peka melihat kemiskinan disekitarnya .Apalagi daerah Aceh sudah memperoleh keistimewaan sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam. Bukankan penerapan syariat merupakan Rahmat bagi sekalian alam?? Rasanya malu kita menyatakan negeri ini sebagai negeri bersyariat Islam. Sementara Islam sebagai Rahmatan lil Alamin, tidak dtegakkan oleh umara di negeri ini. Bahkan menelantarkan fakir miskin menjadi tetap miskin. Sungguh sangat zalim terhadap sesama muslim. Dimana letak tugas dan tanggungjawab pemerintah dalam hal pemberantasan kemiskinan di Aceh?? Apakah memang seperti itu tugas pemerintah?? Membiarkan rakyat kelaparan dan tidak bisa terlepas dari himpitan kemiskinan??? Sungguh sangat sangat ironis sekali. Potret kemiskinan rakyat Aceh. Ibarat pepatah mengatakan,  "ibarat ayam mati di lumbung padi" Demikianlah rakyat miskin di Aceh,terpaksa harus mati perlahan-lahan di daerah yang kaya . 

Alternatif Solusi

Wahaai para pemimpin. Kalau kalian mau, ada  solusinya yang sangat sederhana dan menyentuh lansung perbaikan kebutuhan hifup  para fakir miskin di daerah  ini. Diantaranya adalah  ada satu contoh cara yang cukup efektif membantu masyarakat miskin di kampung tempat tinggal saya . 

Dimana beberapa kepala keluarga dalam satu lorong yang sama. Mereka saling bergotong-royong dan saling berbagi dalam memenuhi kebutuhannya. Caranya mereka berembuk   mendiskusikan apa yang akan mereka masak untuk  mereka makan bersama. Setelah mereka sepakati, lalu  mereka realisasikan, dengan cara bekerjasama dan  saling membantu satu dengan yang lainnya . Bantuan tersebut  berupa  apa saja  kemudahan yang ada pada mereka. Misalnya ada seorang yang memberikan beras.  Karena cuma  itu yang dapat diberikannya. Ada yang memberikan kelapa. Ada yang memberikan rempah-rempak masakan. Ada juga yang hanya menyumbangkan tenaga untuk memasak.

Untuk lauknya mereka bergotong royong mengumpulkan uang untuk membeli ikan sebagai lauknya. Kemudian setelah masakan masak. Maka  masing-masing anggota lorong mendapatkan makan lengkap dengan lauk-pauk dan sayurnya untuk persiapan makan selama satu hari dengan biaya yang dikeluarkan yang cukup  murah. Bukan saja mereka yang mau menyumbang   yang mendapatkan nasi lengkap dengan lauknya. Tapi bagi yang tidak menyumbangpun mendapatkan sayur dan lauk secara cuma-cuma.  

Pola saling membantu dan saling  bekerja sama satu lorong ini sungguh efektif  dalam mengentaskan kemiskinan rakyat Aceh. Karena rakyat Aceh sangat kental rasa kebersamaan mereka. terutama di desa. Alangkah indahnya kehidupan ini, kalau semua persoalan hidup dapat diatasi dengan cara bergotong-gotong  sesama dengan tetangga dalam satu lorong, desa dan daerah. Sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh tetangga -tentangga saya dalam satu lorong.  

Saya yakin kalau model seperti yang dipraktekkan tetangga-tetangga saya tersebut,  dijadikan pilot projek dalam pengentasan kemiskinan maupun dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat  di Aceh. insyaalah, kemiskinan  akan lenyap di bumi Aceh. Cobalah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun