Mohon tunggu...
Afviya Nabila
Afviya Nabila Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

masih mencari jalannya di balik layar dan papan huruf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siapkan Sekolah Tatap Muka, Nadiem Paparkan SKB 4 Menteri

30 Maret 2021   23:00 Diperbarui: 31 Maret 2021   00:03 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Tangkapan Layar Nadiem Makarim pada Pengumuman SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 (Dok. Pribadi)

Berbagai perubahan telah terjadi di Indonesia sejak pandemi Covid-19 melanda tahun lalu. Sistem pendidikan Indonesia pun tidak luput terkena dampak dari perubahan tersebut. Sistem pendidikan yang berubah menjadi pembelajaran jarak jauh telah diterapkan untuk meminimalisir peningkatan kasus positif Covid-19. 

Namun, tepat pada hari Selasa (30/03/2021) Pak Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia akhirnya resmi menetapkan opsi sekolah tatap muka kembali.  Opsi tersebut dinyatakan oleh Nadiem pada Pengumuman Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri Tentang Pembelajaran Tatap Muka 2021.

SKB 4 Menteri ini bukanlah yang pertama sejak pandemi terjadi. Pada Agustus tahun lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Isi keputusan tersebut antara lain melakukan penyesuaian zonasi untuk pembelajaran tatap muka. Zona hijau dan kuning dapat melakukan pembelajaran tatap muka sesuai protokol kesehatan yang berlaku, sementara zona merah tetap melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Pada realisasinya, hanya sekian persen sekolah yang memilih untuk kembali melakukan pembelajaran tatap muka, meskipun pemerintah pusat sudah mendelegasikan hal tersebut kepada pemerintah daerah sejak bulan Januari 2021.

"Dari bulan Januari semua sudah boleh tatap muka, sudah didelegasikan kepada masing-masing pemerintah daerah, jadi tiap daerah itu sudah bisa melakukan tatap muka terbatas. Silahkan tanyakan pada pemerintah daerah masing-masing. Ke depannya lagi kita sedang mendorong vaksinasi untuk guru, sekarang sudah diprioritaskan 5,5 juta guru selesai divaksinasi pada bulan Juni atau Juli, yang sudah vaksinasi harus melakukan opsi tatap muka terbatas," jelas Pak Nadiem pada sesi Instagram Live dengan Jerome Polin pada hari Senin (29/03/2021) ketika netizen menanyakan kembali perihal sekolah tatap muka 2021.

Alasan Opsi Sekolah Tatap Muka

Opsi sekolah tatap muka terbatas ini didasarkan atas dua alasan. Yang pertama, vaksinasi untuk para pendidik dan tenaga pendidik saat ini sudah diprioritaskan setelah lansia. Hal ini disebabkan para pendidik dan tenaga pendidik dianggap lebih rentan terkena Covid-19 dibandingkan para murid yang memiliki rentang umur dengan angka kematian yang rendah. 

Selain itu diketahui pula bahwa kemungkinan murid lebih mudah terpapar ketika melakukan aktivitas di luar, bukan ketika pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu, meskipun sekolah tatap muka dilaksanakan, fasilitas kantin dan kegiatan olahraga atau ekstrakulikuler belum dapat dilakukan.

Yang kedua adalah untuk mencegah meningkatnya learning loss pada murid. Learning loss merupakan keadaan dimana murid kehilangan kemampuannya untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dapat disebabkan terbatasnya perangkat dan internet untuk belajar. Hal ini tentu saja dapat membahayakan kualitas generasi bangsa di masa depan jika terjadi secara terus menerus.

Bagaimana Pelaksanaannya?

Opsi sekolah tatap muka ini diutamakan pada tingkat pendidikan dasar, karena murid-murid pada tingkat tersebutlah yang paling sulit menerapkan PJJ secara efektif. Murid-murid pada usia tersebut juga masih membutuhkan lebih banyak bimbingan langsung dari para guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun