Mohon tunggu...
Tri Gunawan
Tri Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG

Mahasiswa PPG yang tertarik dengan isu-isu sosial dan kependidikan Tulisan saya lainnya bisa dibaca pada laman https://scholar.google.com/citations?user=2lV2O18AAAAJ&hl=en Mohon bubuhkan saran untuk perbaikan tulisan Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Karakter dalam Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

17 November 2022   22:22 Diperbarui: 17 November 2022   22:46 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada tahun 1854, Pendidikan dibentuk oleh kolonial melalui sekolah kabupaten yang bertujuan untuk mencetak calon-calon pegawai. Melalui sekolah kabupaten tersebut, dibentuk tiga kelas yakni membaca, menulis, dan menghitung. 

Sekolah dibentuk sekadar untuk memberikan bekal kepada pembantu-pembantu agar memiliki kemampuan yang mendukung dalam usaha perdagang para kolonial. Sehingga, Pendidikan yang muncul di era ini hanya diperuntukkan semata-mata untuk kepentingan mereka yaitu menambah nilai surplus perdagangan, bukan membentuk pola pikir yang berkebudayaan dan berkarakter.

Pada tahun 1920 terjadi perubahan yang radikal dalam sistem pengajaran dan pendidikan, yang kemudian di tahun 1922 dibentuklah sekolah Taman Siswa di Yogyakarta. Tahun tersebut merupakan gerbang emas kemerdekaan. 

Dalam pidatonya tanggal 7 November 1956, Ki Hadjar Dewantara menyampaikan bahwa bentuk pendidikan tidak cukup memberikan semangat mencari ilmu pengetahuan sendiri, sebab pelajar terus terancam oleh sistem penilaian dan penghargaan yang intelektualitas. 

Para pelajar sukar untuk belajar dengan tentram karena dikejar oleh kebutuhan nilai yang tinggi dan ijazah (examen cultus). Akibatnya, pendidikan kurang mengajarkan karakter, adab, dan akhlak yang baik kepada pelajar. Maka dari itu, disarankanlah pendidikan yang ada di pondok pesantren sebagai contoh dalam mengajarkan akhlak kepada siswa.

Ki Hadjar Dewantara juga menyampaikan dalam pidatonya bahwa seorang pendidik harus menerapkan asas tircon, yakni: Continouitas yang berarti bahwa pembelajar harus mampu berfikir maju tanpa melupakan nilai budaya luhur bangsa Indonesia; Convergensi yang berarti bahwa guru harus bisa menerapkan prinsip memanusiakan manusia melalui penerapan nilai-nilai kemanusia kepada peserta didik; dan Consentris yang bermakna bahwa guru harus mampu memahami bahwa peserta didik memiliki keunikan karakter masing-masing dan potensi yang berbeda setiap individu yang dibawa sejak lahir.

Pendidikan karakter ini juga termuat dalam UU. No. 20 Tahun 2003 yang mana berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.” Selain itu, dalam menerapkan pendidikan karakter harus melalui tiga aspek penting, yakni pengetahuan, perasaan, dan tindakan. 

Maksudnya adalah bahwa pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action) sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik. 

Dalam menerapkan pendidikan karakter ini, diperlukan manajemen pendidikan yang baik melalui penyatuan visi misi dalam satuan pendidikan dan membentuk karakter guru yang penyayang, mampu menjadi contoh yang baik, serta bisa menjadi mentor bagi siswanya.

Sumber Bacaan:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun