Mohon tunggu...
Afsokhi Abdulloh
Afsokhi Abdulloh Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk bersenang-senang

www.afsokhq.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Social Dilemma" (2020): Menjawab Kenapa Kita Bisa Kecanduan Media Sosial

4 April 2021   04:45 Diperbarui: 4 April 2021   07:24 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ketika kita menggunakan media sosial, kita pasti beranggapan bahwa kita menggunakannya secara gratis. tapi, apakah benar-benar gratis?

tentu saja media sosial seperti facebook dan instagram memerlukan pemasukan, dan pemasukan mereka adalah dari pengiklan. untuk bisa membuat pengguna mereka melihat iklan tersebut, mereka membuat algoritma untuk 'membaca' ketertarikan orang-orang dan data pendukung lainnya hingga akhirnya muncul iklan yang relevan di akun media sosial kita.

"mereka" membaca dan mengawasi kita, mulai dari apa yang kita sukai hingga menghitung seberapa lama kamu melihat suatu postingan. yang akhirnya mereka akan membuatmu untuk tenggelam di media sosial lebih lama dengan menyuguhkan konten-konten yang kamu inginkan (bukan yang kamu butuhkan).

sekali lagi, konten dan iklan itu tentu saja tidak muncul begitu saja, mereka membaca terlebih dahulu pola kita di media sosial untuk dijadikan data dan pada akhirnya kita, secara kasar, 'dijual' kepada pengiklan.

ketika kita beranggapan sedang menggunakan produk, tapi pada kenyataannya kitalah produk tersebut. hal ini berlaku di media sosial. jelasnya: kita adalah produk yang dijual perusahaan media sosial kepada pengiklan.

sebagai orang yang bekerja membuat konten dan iklan di media sosial, saya bisa memahami bagaimana media sosial sangat perlu data-data penggunanya, mulai dari ketertarikan mereka, usia, sekolah, tempat tinggal, dan lain sebagainya---data yang kita berikan secara cuma-cuma ketika mendaftar.

ketika kita membuat konten iklan, kita bisa melakukan setting agar iklan kita bisa sesuai dengan apa yang kita harapkan. kita membayar kepada perusahaan media sosial untuk mendapatkan impressi dan engagement dari pengguna yang kita targetkan. ada banyak fitur ketika kita menjadi pengiklan, di mana kita bisa memanfaatkan data pengguna.

sekilas, hal ini memang tidak terdengar (terlalu) negatif. namun, terkadang ada banyak hal yang tidak kita sadari sebagai pengguna media sosial. seperti perasaan risau jika tidak membuka media sosial, merasa kesepian karena terlalu tenggelam di media sosial sehingga lupa dengan dunia asli, atau yang sepertinya sering orang alami: merasa iri dengan mereka yang terlihat hidupnya bahagia di beranda atau story.

kita sering lupa bahwa itu hanya dunia maya. dunia nyata adalah ketika kaki kita melangkah keluar dan merasakan angin, dan dunia secara harafiah.

di film dokumenter ini. kita melihat wawancara dari para narasumber yang tidak main-main. seperti pegawai facebook pada awal-awal berdiri, investor di sektor teknologi, penulis, pencipta algoritma rekomendasi di youtube, dan banyak lagi. perkataan dari para narasumber, saya coba uraikan di ditulisan ini.

'pengakuan' mereka membuat kita membuka mata bahwa media sosial memang perlu adanya hukum yang mengikat sehingga perusahaan media sosial tidak bisa semena-mena menggunakan data penggunanya sebagai keuntungan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun