Mohon tunggu...
Sitha Afril
Sitha Afril Mohon Tunggu... Freelancer - Student of Master Degree - Diponegoro University

Saya hanya seorang pembelajar yang terkadang "absurd" dalam menyikapi fenomena di sekitar. Jadi, jangan terkejut jika tulisan-tulisan saya pun "absurd", he-he!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Adu Tangis di Ruang Tamu

8 Februari 2021   23:19 Diperbarui: 8 Februari 2021   23:25 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Hampir setengah jam kami berbasa-basi hingga akhirnya, dia menanyakan hal dengan mimik serius.

"Masih ada nggak sih rasa sayangmu ke aku?" katanya.

"Maksudnya?" bingung aku menerka.

"Kau masih sayang nggak sih samaku?" sekali lagi tanyanya jelas.

Aku terdiam dan memalingkan muka darinya. Tangan kananku pun diraihnya dan kini, dia menggenggam erat tanganku sembari mencoba untuk mengarahkan mukaku agar menatapnya.

"Apa maksudmu, Bang? Nggak paham aku," tanyaku lagi.

Dia menghela napas dan menatapku tajam. Terdiam beberapa detik, lalu kembali bicara.

"Aku pengen kita mulai dari awal lagi. Aku minta maaf untuk semua kesalahan-kesalahanku yang lalu, aku mau kita balik kayak dulu," tegasnya.

"Kalau masalah maaf, kan aku udah maafkan Abang dari dulu. Aku juga udah jelaskan, aku nggak mau pacaran atau terikat hubungan dengan siapapun untuk sekarang, " responsku sambil menarik tangan.

"Kenapa? Kenapa nggak mau?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun