Mohon tunggu...
Sitha Afril
Sitha Afril Mohon Tunggu... Freelancer - Student of Master Degree - Diponegoro University

Saya hanya seorang pembelajar yang terkadang "absurd" dalam menyikapi fenomena di sekitar. Jadi, jangan terkejut jika tulisan-tulisan saya pun "absurd", he-he!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Maaf, Aku Berbohong Malam Ini

28 Mei 2020   22:23 Diperbarui: 28 Mei 2020   22:22 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku mengambil jaket di balik pintu dan kemudian beranjak keluar. Malam ini aku akan bertemu dengan seorang informan untuk penelitianku.

Sendiri. Iya, aku akan berangkat sendiri karena lelakiku sedang sibuk dengan kegiatannya. Kalau tidak keliru, malam ini dia sedang berada di venue untuk mempersiapkan kompetisi gim antar kota yang diselenggarakan komunitasnya.

Kami memang terbiasa untuk menikmati rutinitas masing-masing. Kadang, beberapa temanku bertanya, "kenapa pacarmu jarang menemani nugas?" dan aku hanya bisa tersenyum heran tiap kali mendengar pertanyaan-pertanyaan semakna.

Bagiku, "berpacaran" hanyalah sebuah status yang tidak mengikat kedua belah pihak untuk harus saling menemani ke mana pun dan kapan pun. Tidak! Tidak seperti itu konsepnya. Aku dan dia punya rutinitas masing-masing. Kesibukan kami berbeda dan kami tidak ingin menghambat satu dengan yang lain. 

Status yang kami labelkan dalam hubungan ini ibarat pengingat bahwa kami sama-sama punya bahu tambahan ketika lelah dan jauh dari keluarga. Aku punya dia yang siap menopang di saat sedih dan dia memilikiku, seseorang yang akan pasang badan untuk menatihnya ketika terseok. Itu konsep yang kami gunakan. Sepintas naif, namun menyenangkan saat diterapkan. Kami sama-sama menikmati kebebasan yang terikat.

Dia selalu mengajariku untuk pribadi yang mandiri dan membebaskanku bergaul dengan siapapun. Begitu juga aku yang tidak akan pernah membatasinya untuk berproses dengan siapa saja. Tanggung jawab dan kepercayaan bukan untuk dipaksakan dengan pembatasan, keduanya bisa menguat jika ditanam dan dipupuk dengan kedewasaan. Begitulah kira-kira prinsip kami dalam menjalani hubungan ini.

"Sayang, aku berangkat ya!" pamitku lewat aplikasi pesan singkat.

"Hati-hati, ya!" jawabnya pun singkat.

Haha, kami memang jauh dari keromantisan karena kami sama-sama sering menertawakan ke-uwu-an pasangan di aplikasi joget yang tengah viral. Bagi kami, romantisme adalah bagian dari keintiman yang bersifat privat. Tidak perlu diumbar, cukup dinikmati saja.

**

Lima belas menit, waktu yang aku butuhkan untuk sampai di tempat janjian. Ternyata, Tomi sudah berada di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun