Mohon tunggu...
Sitha Afril
Sitha Afril Mohon Tunggu... Freelancer - Student of Master Degree - Diponegoro University

Saya hanya seorang pembelajar yang terkadang "absurd" dalam menyikapi fenomena di sekitar. Jadi, jangan terkejut jika tulisan-tulisan saya pun "absurd", he-he!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Obrolan di Kamar Kos

28 Mei 2020   02:45 Diperbarui: 28 Mei 2020   05:08 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sama. Aku pun capek dibuatnya. Capek lihat tugas yang bertumpuk dan skripsi yang tak kunjung usai!" katanya yang kemudian menghisap rokoknya.

"Hahahaha" tawaku yang kini memantik fokus keheranan dari keduanya.

"Kenapa ketawa?" tanya lelakiku dengan setengah terkejut.

"Aku juga pernah seperti kalian berdua. Lelah, capek, bosan dan rasanya mbuh! Pengen lari, pengen berhenti, tapi aku ingat, keluargaku menunggu dan mereka rela melakukan apapun untuk perjuanganku ini!" jelasku yang disimak keduanya.

"Wajar kok Dik, kalau bosan dan jenuh. Lumrah banget Bang misal Abang ngerasa capek. Kalau udah seperti itu, istirahatlah! Jangan pernah memaksa otak untuk bekerja keras karena setiap anggota tubuh punya hak rehat. Tapi, jangan juga terlena oleh waktu dan larut dalam berleha-leha! Jeda bisa menjadi bom waktu yang membunuh kalian seketika." tuturku sok bijak.

"Maksudnya, Kak?" tanya Firman yang nampak bingung dengan kiasanku.

"Ya, jeda atau waktu yang kita ambil untuk beristirahat dari rutinitas yang padat itu bisa menjadi bom waktu, Dik. Bisa aja kita jadi terlena dan ujungnya, semua hal yang telah kita planning rapi malah jadi berantakan. Ujug-ujug semua deadline, tiba-tiba semua harus dikumpul dan sedangkan kita nggak ada persiapan untuk mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan yang harusnya kita selesaikan. Begitulah kira-kira, Dik!" jelasku.

"Tapi Yang, mood-ku sering kali berantakan. Nggak stabil dan efeknya, aku jadi malas buat ngapain aja, Yang!" sahut lelakiku.

"Iya, Bang. Ngerti kali aku kalau kaunya moodyan, haha. Tapi ya itu semua bisa dikontrol sih Bang, asal Abang pun mau mengendalikan diri dan mengesampingkan ego. Emmmmm, maksudku gini, kalau baru Abang buka laptop buat nugas terus ada godaan nongkrong atau ajakan main gim, coba aja tolak sebentar. Bukan berarti aku ngelarang Abang buat nongkrong atau ngegim, ya!"

"Terus?"

"Jadi, coba deh Abang buat ketegasan pada diri sendiri! Nongkrong dan ngegim adalah bentuk reward untuk Abang setelah nugas atau nyelesaiin skripsi. Pasang target, tapi nggak usah muluk-muluk. Janji sama diri sendiri buat ngelarin dua halaman per hari, aku yakin Abang bisa kok!" kataku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun