Mohon tunggu...
Afrildo Rizki
Afrildo Rizki Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Yuk Bergerak !

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sudah Waktunya Indonesia Waspada

8 Januari 2015   02:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:35 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Zamrud Khatulistiwa, merupakan salah satu julukan untuk negara kita tercinta, Indonesia. Tidak salah memang bila negara ini mendapat julukan seperti itu. Indonesia, yang juga dikenal dengan istilah Nusantara ini memang selayaknya zamrud. Berada pada posisi silang diantara 2 benua dan 2 samudra, memiliki wilayah yang cukup luas dengan jumlah pulau sekitar 17.508 pulau (Data Bakosurtanal), memiliki iklim tropis dikarenakan letaknya yang membentang di garis khatulistiwa, serta ditunjang oleh sumber daya yang berlimpah. Faktor - faktor itulah yang menyebabkan Indonesia memiliki istilah Zamrud Khatulistiwa. Zamrud yang sebenarnya merupakan batu permata atau batu mulia yang berwarna hijau sampai hijau tua dan bernilai tinggi ini dianalogikan dengan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh Indonesia. Zamrud sangatlah berharga dan pastinya setiap orang menginginkannya.

Hampir sama dengan Indonesia, dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, banyak bangsa lain "tertarik" terhadap negara Indonesia. Tertarik terhadap letak geografisnya maupun terhadap kekayaan alamnya. Di satu sisi kita patut berbangga, tapi disisi lain, kita patut waspada.

Kita tahu bahwa sekarang kita hidup di masa damai, masa dimana kita bisa menjalankan kehidupan dengan tenang tanpa takut oleh ancaman bangsa lain, namun yakinkah keadaan ini akan terus berlangsung di negeri tercinta ini ? Tidak ada yang bisa menjamin. Ada kalanya kita perlu melihat perkembangan global, dimana konflik dan perang sedang terjadi di banyak tempat. Mulai dari Timur Tengah, Eropa hingga  Asia Timur sedang mengalami hal tersebut. Dan sadar atau tidak, negara-negara di dunia ternyata juga telah banyak yang membentuk aliansi seperti Pakta Warsawa, NATO, maupun yang terdekat dengan negara kita, yaitu FPDA. Tujuan dibentuknya aliansi sebenarnya adalah untuk membangun kerjasama antar negara, namun di satu sisi pembentukan ini juga bisa saja mengarah pada hal lain, yaitu aliansi militer. Bagaimana dengan Indonesia sendiri ? Sudah jelas bahwa Indonesia adalah negara yang menganut paham Bebas Aktif atau bisa dikatakan bahwa negara kita bersifat netral, tidak memihak siapapun atau bergabung dengan apapun. Disini jelas terlihat bahwa Indonesia berada diantara aliansi-aliansi dunia yang sewaktu-waktu bisa saja melakukan "pendekatan" dikarenakan banyak hal, mengingat apa yang dimiliki Indonesia dan keadaan Indonesia yang netral tersebut

Masalahnya adalah, seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan sumber daya alam maupun energi yang terus meningkat mengakibatkan banyak negara di dunia mulai  mencari sumber daya di wilayah lain, termasuk di luar wilayah negaranya. Hal inilah yang selanjutnya akan mengakibatkan ketegangan maupun konflik apabila cara yang dilakukan semacam infiltrasi militer. Indonesia, yang merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam melimpah dan dengan statusnya yang netral, merupakan sasaran yang "empuk" bagi negara-negara dunia. Tidak hanya itu, kekuatan militer kita yang masih dalam tahap modernisasi juga menjadi celah bagi pihak-pihak luar. Kita juga bisa memungkiri bahwa kekuatan militer Indonesia juga masih dalam tahap pengembangan (dibuktikan dengan adanya MEF I dan MEF II) meskipun memang beberapa tahun belakangan mulai bermunculan alutsista baru baik dari matra udara, matra darat, maupun matra laut. Namun apakah itu cukup untuk menghadapi ancaman di hari esok ? Dan apakah diri kita pribadi telah siap untuk menghadapinya ? Ada yang sudah ada yang belum. Ada yang siap ada yang tidak.

Pernah juga saya membaca artikel bahwa jika Indonesia berperang (secara terus menerus), maka Indonesia hanya mampu bertahan selama 3 hari saja. Bayangkan, negara dengan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang terbentang luas hanya mampu bertahan selama 3 hari dalam perang (http://finance.detik.com/read/2013/12/31/135132/2455051/1034/jika-indonesia-perang-paling-hanya-bertahan-3-hari).

Intinya adalah masih banyak yang perlu dibenahi, terutama dari sektor pertahanan dan keamanan. Dengan rentannya keadaan Indonesia ini, bukan tidak mungkin kita sewaktu-waktu kita akan menjadi lahan rebutan negara asing. Menjadi sapi perah negara asing. Tidak terbayangkan jika suatu saat nanti negara kita akan menjadi rebutan negara-negara asing untuk diambil sumber dayanya, sedangkan keadaan negara kita sendiri juga masih seperti ini. Masih sibuk dengan urusan dalam negeri.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan sekarang ? Yang bisa kita lakukan sekarang adalah kita semua harus selalu waspada dan siap. Penulis sendiri berharap semoga kita semua selalu hidup aman tentram seperti ini, tapi apa salahnya bila kita bersiap untuk yang terburuk. Kita sudah lama hidup dalam zona tanpa konflik (dengan negara lain) semenjak agresi militer belanda tahun 1947. Oleh karenanya jangan sampai kita terlena oleh keadaan ini. Ada kalanya kita harus selalu bersiap diri untuk menghadapi apapun ancaman di masa mendatang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun