Mohon tunggu...
Afrilando
Afrilando Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Jurnalis Kampus

Mahasiswa Imu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Khalayak Radio Banyak Maunya?

31 Desember 2020   07:11 Diperbarui: 31 Desember 2020   20:22 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar alat untuk melakukan siaran radio - sumber foto: dontxtheline.com

Di era new media sekarang ini, eksistensi radio menjadi sebuah tantangan besar. New media atau seringkali disebut media online menjadi media yang paling digandrungi sekarang ini. Bagaimana tidak, kemudahan aksesnya telah memanjakan para penggunanya. Selain itu, tingkat fleksibilitasnya yang tinggi juga memberi nilai tambah dikarenakan sebuah konten bisa diakses kapanpun dan dimana saja.

Tentu saja hal ini telah memaksa radio konvensional untuk bertransformasi ke dunia digital untuk mengikuti kemauan pasar atau khalayak yang dalam hal ini adalah para pendengar radio. Karena jika terus bertahan untuk melakukan siaran secara konvensional maka konsekuensinya adalah jumlah pendengar yang sedikit.  

Sebelum mengulik lebih jauh akan tuntutan khalayak terhadap transfromasi radio, alangkah baiknya apabila terlebih dahulu mengenal apa itu radio. Radio merupakan media massa auditif, yaitu sebuah media massa yang kontennya dinikmati melalui audio saja alias melalui pendengaran, sehingga khalayak yang dalam hal ini adalah pendengar radio hanya bisa mendengar secara sepintas ucapan dari penyiar yang artinya pendengar tidak bisa mengulang apa yang telah dikatakan oleh penyiar.

Di Indonesia sendiri, pada awalnya radio dipergunakan sebagai alat propaganda oleh penjajah. Melalui radio pula informasi mengenai kemerdakaan Indonesia disebarluaskan ke seluruh penjuru negeri. Fungsi radio perlahan berubah, setelah Radio Republik Indonesia (RRI) disahkan setahun setelah kemerdekaan. Melalui radio, informasi mengenai pemerintahan disampaikan kepada rakyat.

Namun khalayak seakan tidak pernah puas, seiring berjalannya waktu, radio juga menjadi media massa yang menghibur walaupun masih terdapat banyak batasan didalamnya. Namun justru batasan auditif ini yang memberikan karakteristik tersendiri, dikarekan khalayaknya memiliki imajinasi tersendiri atas setiap konten yang disampaikan melalui radio, seperti bagaimana sosok penyiar misalnya. Imajinasi-imajinasi itu dibangun melalui kata-kata yang dibangun penyiar itu sendiri, dan ini memberi sebuah nilai lebih.

Tidak sampai disana, perkembangan teknologi tidak ada hentinya. Semenjak media online diperkenalkan, semua konten dituntut untuk memiliki versi digital, tidak terkecuali dengan radio. Hal ini adalah tidak lain untuk melayani kehendak khalayak atas hal yang diinginkannya. Radio konvensional yang pada awalnya melakukan siaran melalui frekuensi FM dinilai tidak kekinian. Hal itu dikarenakan khalayak tidak bisa mengatur jadwal kapan ingin mendengarkan sebuah konten yang diinginkannya.

Sebagai perbandingan, Nuryanto (2010), memberikan gambaran bagaimana kondisi siaran radio di era radio 2.0. Pada era sebelumnya radio bersifat tertutup, hanya melalui pesawat radio, siaran radio dapat didengarkan.

Pada era internet, dengan karakteristik internet yang bersifat borderless, siapapun, di manapun, dan kapanpun orang bisa menikmati siaran radio sejauh tersambung dengan jaringan internet, sehingga khalayak dapat mendengarkan siaran radio kapanpun walaupun telah tertinggal siaran secara live.  

Hal ini telah memacu radio untuk melalukan sebuah transformasi kearah digital. Dan hal itu terjawab dengan keadaan sekarang dimana saat ini sejumlah stasiun radio di tanah air yang selama ini siarannya di transmisikan melalui frekuensi FM telah berkembang dengan melakukan siaran secara live streaming melalui internet, seperti di Youtube, Radio Online, dan masih banyak lagi.

Penyiaran yang dilakukan melalui internet disebut sebagai webcasting karena tidak menular secara luas melalui sarana nirkabel. Radio internet memiliki sebuah media streaming yang dapat menyediakan saluran audio terus-menerus dan tidak ada kontrol operasional penyiaran seperti media penyiaran tradisional pada umumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun