Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membaca Arah Baru Kebijakan Era Digital Society Sumsel

22 Mei 2020   13:07 Diperbarui: 26 Mei 2020   10:05 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam konteks kebijakan stretegis pendidikan pada era sumsel saat ini agar bisa mengikuti perkembangan zaman  ada lima tahap yaitu: ciptakan perduli, ciptakan keunggulan, ciptakan literasi, integritas, dan inovasi.

Pertama, Yang mengacu pada UASBN dikembalikan pada sekolah. Kedua, 3 aspek pada UN : Karakter, Numerik dan literasi yang perlu diperkuat. Ketiga, rencana pelaksanaan pembelajaran : guru dituntut untuk mengekpos untuk berdiskusi untuk memecahkan masalah dengan dorongan untuk berpikir kreatif. Keempat, zonasi 50%, perpindahan 5%, Afirmasi 30%. 15% untuk prestasi.

Di atas merupakan 4 komponen yang dimana kebijakan Nadiem Anwar Makarim sebagai bentuk kebijakan yang baru selaku menteri pendidikan yang telah disesuaikan dengan fakta dilapangan pada sosial budaya, ekonomi di Indonesia.

Membaca kebijakan pendidikan di Sumsel: konsep dan strategi. Sumsel harus memperhatikan program-program yang ditawarkan dinas pendidikan infrastruktur dalam menunjang pendidikan perlu diperhatikan dalam mencetak SDM yang berkualitas. Pada saat ini bukan hanya perubahan yang hanya diperhatikan, tetapi ada nilai-nilai yang harus tetap dijaga. Seperti yang kita ketahui bahwa teknologi semakin berkembang.

Untuk transportasi, menggunakan teknologi, makan, dan lain sebagainya. Tetapi dalam menjalin hubungan antara manusia dengan manusia itu perlu juga diperhatikan. Harapkan bisa menciptakan formula dalam menentukan pendidikan kedepannya.

Pendidikan menjadi sarana akselerasi paling cepat dari kelompok masayarakt berpenghasilan rendah menjadi kelompok menengah.  Sekalipun pemerintah sudah berusaha menyediakan pendidikan dengan kurikulum standar, layanan tersebut belum bisa menjangkau semua masyarakat yang membutuhkan.

Atau masyarakat menginginkan adanya kurikulum dengan penekanan khusus seperti penguatan agama, mengingat pelajaran agama yang diajarkan di sekolah negeri terasa kurang.

Tantangan globalisasi dan dinamika kebijakan pendidikan di era revolusi industri 4.0 yang ada di Sumsel meliputi: Pertama, sarana dan prasarana pendidikan yang masih belum baik terutama pada sekolah swasta. Kedua, kekurangan guru data tahun 2018 adalah 2.300 pendidik. Ketiga, kualitas guru seperti PAI untuk anak berkebutuhan khusus belum terpenuhi. Keempat, akses masuk ke sekolah berkualitas.

Anggaran pendidikan yang berorientasi pengembangan SDM dengan berkoordinasi pada berbagai lapisan lembaga pendidikan utuk menentukan arah pendidikan, yang mencakup pada pemerataan guru dan standarisasi pengelolaan sarana, karakteristik  sekolah yang berbasis sosial budaya untuk mendorong jiwa kepemimpinan di intern dan ekstern yang perlu dibenahi.

Respon terhadap kebijakan penghapusan UN. Menurut Nadiem Makarim, adanya keputusan untuk menhapus UN adalah keputusan yang ideal dikarenakan adanya pro kontra tentang UN atau menurut Nadiem UN dianggap kurang ideal untuk mengukur prestasi belajar. Materi UN terlalu padat, sehingga cenderung berfikir pada hafalan, bukan kompetensi.

Penghapusan UN sudah akan diterapkan, indikatornya baik untuk masa depan Indonesia karena adanya UN banyak pihak yang dirugikan. Adapun materi dan imateri, penghapusan UN bukan dihapuskan secara total akan tetapi sistemnya  di revisi menjadi simple lebih baik merujuk pada kompetensi bukan nilai. Dan penghapusan UN ini merupakan terobosan baru dikarenakan penilaian pembelajaran bukan hanya ditentukan dalam sehari pada ujian UN melainkan penilaian dilakukan selama proses pembelajaran tersebut dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun